close
Nuga Sehat

Dampak Buruk Makan Makanan Berminyak

Makanan berminyak?

Ya, makanan berminyak memiliki trek rekord yang buruk bagi kesehatan.

Memang secara selera makanan berminyak cenderung lebih menggoda untuk dikonsumsi.

Selain rasanya yang cenderung lebih lezat dan gurih, sensasi kriuk dari makanan yang digoreng tentu tidak akan didapatkan jika kita mengonsumsi makanan yang diolah dengan cara lainnya.

Sayangnya, sudah menjadi rahasia umum jika makanan yang digoreng termasuk dalam makanan yang paling tidak baik bagi kesehatan.

Makanan berminyak bisa saja menyebabkan datangnya berbagai masalah kesehatan tertentu jika dikonsumsi terlalu sering atau dengan porsi yang berlebihan.

Dan inilah  dampak-dampak kesehat makanan berminya bagi kesehatan.

Mengonsumsi makanan berminyak berarti kita mengonsumsi minyak dan lemak dalam jumlah lebih banyak. Padahal, kedua kandungan ini cenderung memberikan tekanan yang berlebihan bagi sistem pencernaan.

Apalagi ditambah dengan fakta bahwa lemak bisa membuat pencernaan menjadi lebih lambat, maka perut pun akan lebih rentan terkena gangguan pencernaan.

Selain perut begah dan kembung, kita juga akan menjadi lebih rentan terkena diare.

Apa yang kita konsumsi berpengaruh besar bagi kondisi pencernaan kita. Sebagai contoh, jika kita terlalu sering mengonsumsi makanan berlemak, maka besar kemungkinan bakteri baik atau mikrobioma jumlahnya akan semakin menurun.

Padahal, selain membantu proses pencernaan, bakteri baik ini juga berperan dalam mengendalikan sistem kekebalan tubuh.

Semakin menurun jumlah bakteri ini, semakin lemah pula sistem kekebalan tubuh.

Melihat fakta ini, terlalu sering mengonsumsi makanan berminyak dikhawatirkan bisa membuat kita lebih rentan jatuh sakit.

Memang, tidak ada kaitan langsung antara munculnya jerawat dengan kebiasaan mengonsumsi makanan berminyak.

Hanya saja, makanan berminyak jika dikonsumsi dengan berlebihan memang berpotensi menyebabkan gangguan keseimbangan hormon yang akhirnya bisa memicu datangnya jerawat.

Terlalu sering mengonsumsi makanan berminyak juga bisa menyebabkan kelenjar minyak yang ada di kulit kita memproduksi minyak dalam jumlah yang lebih banyak. Hal inilah yang kemudian bisa menyebabkan datangnya jerawat ini.

Sudah menjadi rahasia umum jika kebiasaan mengonsumsi makanan berminyak terkait dengan risiko terkena kenaikan berat badan.

Hal ini disebabkan oleh tingginya kalori di dalam makanan berminyak. Jika kita makan satu sendok teh minyak saja, maka kita sudah mengonsumsi empat puluh lima  kalori.

Semakin banyak gorengan yang kita konsumsi, semakin besar pula asupan kalori yang bisa memicu kenaikan berat badan.

Masalahnya adalah kondisi kelebihan berat badan terkait dengan berbagai penyakit degeneratif yang berbahaya.

Sebuah penelitian yang dilakukan di Harvard T.H Chan School of Public Health yang melibatkan seratus  ribu partisipan selama sekitar dua puluh lima tahun menghasilkan fakta mengejutkan tentang kebiasaan mengonsumsi makanan berminyak.

Jika kita sering mengonsumsinya, maka risiko untuk terkena penyakit kronis seperti penyakit jantung dan diabetes akan meningkat dengan signifikan.

Jika kita makan makanan yang digoreng sekitar empat hingga enam kali dalam seminggu, maka risiko terkena diabetes akan naik sebanyak tiga puluh sembilan persen dan risiko terkena penyakit jantung bisa naik dua puluh tiga persen.

Bahkan, jika kita mengonsumsinya lebih sering, bisa jadi risiko terkena diabetes bisa naik hingga lebih dari lima puluh lima persen.

Memang, kaitan antara kebiasaan mengonsumsi makanan berminyak dengan risiko kanker seperti kanker payudara dan kanker usus besar masih menjadi perdebatan pakar kesehatan, namun sebuah penelitian yang dilakukan di National Cancer Institute menghasilkan fakta bahwa sebaiknya kita tidak mengonsumsi makanan berminyak atau tinggi lemak jenuh setiap hari demi mencegah datangnya penyakit yang berpotensi mematikan tersebut.