“Ingat,’ tulis, “Daily Mail” dalam edisi online-nya Sabtu, 22 Maret 2014, “camilan asin itu bisa bikin orang cepat tua.” Jauhilah dari tempat duduk Anda, jangan sentuh secara berlebihan.
Tampilan camilan yang menarik perhatian kerap bikin lapar mata dan hasrat makan pun meningkat. Namun sebelum mengasupnya, lihatlah terlebih dulu berapa kandungan kalori dalam kemasan pembungkusnya. Kandungan kalori juga bisa diperkirakan dari komposisi bahan dan bumbu camilan.
Camilan tinggi garam, seperti keripik, diketahui memicu kegemukan. Apalagi jika dimakan berlebihan, camilan tersebut dapat memicu berbagai penyakit, seperti hipertensi dan penyakit kardiovaskular.
Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan, camilan asin juga dapat mempercepat penuaan bagi remaja gemuk.
Dalam studi baru tersebut, para peneliti asal Medical College of Georgia menganalisis hubungan antara konsumsi garam tinggi dan panjang telomer pada kromosom. Telomer merupakan penutup pelindung pada ujung kromosom yang secara alami memendek seiring usia.
Kendati demikian, ada hal-hal yang mempercepat perpendekan telomer. Misalnya, kebiasaan merokok dan kurang berolahraga. Karena itu, proses penuaan pun berjalan dengan lebih cepat.
Penelitian melibatkan 766 remaja dengan rentang usia 14-18 tahun. Mereka dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan rata-rata konsumsi garam mereka setiap hari.
Peserta yang makan garam rata-rata 2.388 miligram (mg) setiap hari dikategorikan sebagai kelompok rendah garam. Sementara kelompok lainnya yang rata-rata mengonsumsi garam 4.142 mg per hari dikategorikan sebagai kelompok tinggi garam. Meskipun faktanya, kedua kelompok tetap mengonsumsi garam lebih banyak dari rekomendasi 1.500 mg garam per hari.
Para peneliti menemukan, remaja gemuk dan obesitas yang makan tinggi garam memiliki telomer yang jauh lebih pendek daripada remaja gemuk yang makan lebih sedikit garam. Namun, hubungan tersebut tidak terlihat pada remaja dengan berat badan normal.
Melihat hasil tersebut, para peneliti menegaskan, pengurangan konsumsi garam harus diprioritaskan bagi remaja gemuk. Haidong Zhu, asisten profesor kedokteran anak di Medical College of Georgia, Georgia Regents University mengatakan, mengurangi konsumsi garam merupakan langkah pertama yang lebih mudah daripada mengurangi berat badan bagi remaja gemuk yang ingin mengurangi risiko penyakit jantung.
“Sumber utama garam adalah dari makanan olahan, sehingga orangtua seharusnya dapat menguranginya. Sebaliknya, mereka perlu lebih banyak menyediakan makanan segar, seperti buah segar, dibandingkan keripik kentang,” ujar Zhu.
Makanya para ahli menganjurkan jangan ngemil, lebih baik makan saja yang teratur. Kalau cukup makan, lapar mata dan godaan camilan bisa teratasi, karena perut sudah kenyang. Makan teratur juga memungkinkan tubuh lebih sehat dengan asupan energi yang selalu terpenuhi.
Kalau memang ingin ngemil maka aturlah sebaik mungkin. Daripada keripik singkong atau kentang, lebih baik diganti buah. Dengan kandungan karbohidrat yang minim, buah masih menyisakan porsi untuk makanan pokok sehari-hari. Apalagi dengan kandungan vitamin dan mineral buah lebih bermanfaat untuk tubuh..
Makanan pokok seperti nasi, sayur, lauk, dan buah, harus diutamakan sebelum mengonsumsi asupan lainnya. nomor satukan makan, baru setelah itu ngemil, jangan dibalik. Camilan kalau tidak diatur bisa membuat tubuh gendut hingga akhirnya obesitas.i.
Asupan makanan pokok akan menjamin ketersediaan energi dan nutrisi untuk aktivitas sehari-hari. Kecukupan keduanya juga menjadi garansi kesehatan seseorang, hingga terhindar dari berbagai penyakit akibat pola makan tidak teratur seperti maag, asam lambung, hingga diabetes.