Site icon nuga.co

Berpikir Positif, Cara Murah Perpanjang Usia

Berpikir positif?

Ya. Itulah saran yang sering kita dengar, kita baca dan kita tonton di berbagai media. Tak terkecuali di media medsos  yang kini tren menjadi salah satu tempat pembelajaran banyak orang.

Berpikir positif bisa melahirkan rasa optimimis.

Tidak hanya melahirkan rasa optimis, berpikir positif juga bisa membuat hubungan sosial kita lebih baik. Dan tentu sangat bermanfaat dalam kehidupan kita.

Berpikir positif bukan berarti mengabaikan situasi yang kurang menyenangkan. Melainkan lebih ke menghadapi ketidaknyamanan dengan cara produktif.

Dalam situasi galau media sosial kini banyak berseliweran saran jelek dan saran baik. Berita hoaks dan berita analisis. Dan disinilah kita menempatkan diri secara pas. Pas dalam artian tidak jadi buzzer.

Banyak hal yang kita dapatkan dari kebiasaan berpikir positif. Sebutlah, salahsatunya, mengenyahkan depresi

Menurut Psychology Today, pesimis adalah salah satu faktor yang menyebabkan depresi. Dengan mengubah cara berpikir menjadi positif, dapat memerangi depresi.

Terapi kognitif yang mengubah pola berpikir dapat meningkatkan perasaan seseorang, dan juga menjadi bagian utama dari pengobatan depresi.

Berpikir positif juga bisa mendatang hawa sejuk dari Inner beauty

Jika mampu berpikiran positif terhadap orang lain, otomatis kita akan merasa baik-baik saja dengan semua orang. Selain itu, jika kita sering menebar senyum manis kepada orang lain.

Inner beauty kita lambat laun akan terpancar dengan sendirinya. Inner beauty ialah kecantikan dari dalam seseorang yang bisa muncul hanya karena perbuatan baik.

Para peneliti di University of Pittsburgh School of Medicine menemukan, wanita menopause yang memiliki sifat optimis.

Mereka mengalami penurunan jangka kematian dan memiliki sedikit risiko terkena diabetes atau hipertensi  yang sering kali dialami oleh teman-teman pesimis mereka.

Para peneliti menganalisis data dari seratus ribu orang wanita dalam studi yang sedang berlangsung.

Hasilnya adalah wanita yang optimis memiliki risiko sebanyak tiga puluh persen lebih rendah untuk meninggal karena penyakit jantungDibandingkan dengan yang pesimis.

Para wanita yang pesimis juga memiliki dua puluh tiga persen kemungkinan untuk meninggal akibat kanker.

Seorang yang menderita penyakit kronis tidak hanya disebabkan makanan, melainkan juga pikiran.

Untuk mengurangi penyakit kronis, sebaiknya dimulai denga membiasakan diri menyikapi berbagai hal dengan positif.

Manfaat berpikir positif lainnya, yakni terhindar atau setidaknya memiliki risiko yang lebih kecil untuk menderita penyakit gula darah

Tak hanya itu, mereka yang pikirannya dipenuhi optimisme juga disebut kecil kemungkinan untuk mengalami tekanan darah tinggi

Kanker adalah penyakit mematikan yang disebabkan oleh rusaknya sel-sel tubuh akibat serangan radikal bebas.

Selain memenuhi asupan zat antioksidan dan vitamin di dalam tubuh, mencegah kanker bisa dilakukan dengan cara selalu berpikiran positif setiap hari.

Para peneliti menemukan, di tengah krisis, seperti serangan teror, atau bencana alam. Pikiran dan emosi positif mendorong perkembangan dan memberikan tameng terhadap depresi.

Dengan memelihara emosi positif, bahkan ketika menghadapi peristiwa mengerikan. Orang bisa menuai manfaat baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Termasuk mengelola tingkat stres, mengurangi depresi, dan membangun kemampuan untuk pulih yang dapat sangat bermanfaat di masa depan.

Studi yang dipublikasikan oleh surat kabar New York Times  menyebutkan, berpikir positif dapat meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh terhadap serangan mikroorganisme penyebab penyakit.

Sebaliknya, pikiran negatif diklaim akan mendegradasi kemampuan sistem imun dalam menghalau penyakit.

Pasalnya, berpikir negatif menyebabkan aktivitas kelistrikan di dalam otak mengalami lonjakan yang justru mengganggu respons sistem kekebalan tubuh saata berusaha mendeteksi dan menangkal penyakit.

Exit mobile version