Site icon nuga.co

Begini Cara Menaklukkan Insomnia

Insomnia, atau dikenal dengan penyakit sulit tidur, kini menjadi “wabah” dunia dan menyangkiti satu dari tiga orang yang berusia dewasa.

Di Amerika Serikat orang berusia dewasa kini lebih banyak menderita insomnia kronis.

“Aku selalu mengingatkan bahwa tidur merupakan pilar ketiga dari kesehatan tubuh yang menyeluruh,” jelas Dr Matthew Walker, seorang direktur di Sleep and Neuroimaging Laboratory di University of California, Berkeley.

Namun, Walker merevisi pernyataannya tersebut.

“Aku salah. Ternyata tidur merupakan fondasi kesehatan tubuh,” imbuhnya.

Delapan hingga sembilan jam tidur merupakan waktu yang disarankan banyak pakar.

Kenyataannya, mendapatkan tidur berkualitas selama delapan jam bukan perkara mudah.

Walker mengatakan bahwa salah satu rahasia agar Anda mendapatkan tidur berkualitas tanpa harus bolak balik di atas ranjang hingga dini hari adalah harus konsisten dengan waktu tidur.

“Usahakan untuk selalu tidur di jam yang sama setiap malam dan bangun pagi di jam yang sama,” saran Walker.

Dr Jamie Zeitzer, seorang asisten profesor di Stanford University bagian pskiatri dan perilaku manusia memaparkan ciri-ciri orang yang kurang tidur.

“Apabila Anda tidur selama kurang dari delapan jam ketika di rumah tetapi Anda tidur malam lebih dari delapan jam ketika sedang berlibur, maka ini pertanda Anda kurang tidur,” papar Zeitzer.

Kedua pakar ini menyepakati bahwa alkohol bukan jalan keluar untuk mendatangkan kantuk agar tidur pulas.

“Banyak orang mengonsumsi alkohol. Mereka pikir ini jalan keluarnya,” jelas Walker.

Pemikiran tersebut, kata dia, benar-benar keliru.

“Alkohol bisa ‘menciderai’ kualitas tidur dan waktu tidur Anda,” pungkasnya.

Insomnia memang merupakan gejala umum dari kebanyakan penyakit mental termasuk kecemasan, depresi, skizofrenia, gangguan bipolar dan Attention Deficit Hyperactivity Disorder

Hubungan antara insomnia dan penyakit mental terjalin dua arah: sekitar lima puluh persen orang dewasa dengan insomnia memiliki masalah kesehatan mental, sementara hingga sembilan puluh persen orang dewasa penderita depresi mengalami masalah-masalah tidur.

Problem tidur juga dapat menciptakan perulangan terus menerus.

Orang dengan depresi yang terus mengalami insomnia misalnya, cenderung kurang merespon pengobatan depresi.

Mereka juga berisiko lebih besar untuk kambuh dibandingkan mereka yang tanpa masalah tidur.

Belum jelas bagaimana insomnia membuat orang cenderung mengembangkan penyakit mental. Penelitian sepuluh tahun lalu yang dilakukan oleh psikiater University of Pittsburgh School of Medicine menunjukkan bahwa insomnia dapat mempengaruhi kemampuan kita untuk memproses  emosi negatif.

Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa orang-orang yang kurang tidur menunjukkan reaktivitas emosional yang  lebih besar terhadap gambar yang tak menyenangkan dibanding gambar yang menyenangkan atau gambar dengan konten emosional netral.

Orang-orang yang tidak kurang tidur tidak menunjukkan perbedaan reaktivitas emosional.

Dalam studi lain, pemindaian otak mengungkapkan bahwa orang dengan insomnia menunjukkan aktivitas yang lebih besar pada daerah pengolahan emosional di otak ketika mereka menggunakan strategi untuk mengurangi reaksi negatif terhadap gambar dibanding ketika mereka tidak menggunakan strategi.

Insomnia itu bukan penyakit, melainkan gangguan atau kelainan menjelang dan saat tidur. Secara teknik, insomnia bisa didefinisikan sebagai sulit tidur atau sulit tidur kembali, membuat kamu terjaga di waktu tidur

Mungkin mayoritas diantara kita pernah merasakan kondisi yang sangat mebuat kita tidak nyaman, resah gelisah ketika pada saat malam hari – menjelang ingin tidur – karena mengalami kesulitan dan tidak bisa tidur dengan segera.

Padahal kita menginginkan tidur dengan sesegera mungkin dan senyenyak mungkin, dikarenakan keesokan harinya ingin mengerjakan sesuatu yang sangat penting.

Dan andai apabila besoknya kita kerjakan suatu pekerjaan tersebut dengan kondisi kurang tidur atu dalam kondisi mengantuk, maka hasil pekerjaan kita tersebut alamat tidak menghasilkan sesuatu yang baik sesuai dengan harapan kita semula.

Pasti sebagian dari anda pernah mengalami susah untuk Tidur seperti apa yang saya ceritakan di atas, bukan ?

Gejala yang demikian itu adalah suatu gejala yang biasa disebut dengan istilah dan tahukah anda apa yang disebut dengan Insomnia itu ?

Dan Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional, kelainan fisik, dan akibat pemakaian obat-obatan yang sembarangan.

Berhubung saya bukanlah seorang ahli dan bukan pula seorang analis dibidang kesehatan terutama yang menyangkut tentang Insomnia

Insomnia adalah suatu gangguan tidur yang dialami oleh penderita dengan gejala-gejala selalu merasa letih dan lelah sepanjang hari dan secara terus menerus mengalami kesulitan untuk tidur atau selalu terbangun di tengah malam dan tidak dapat kembali tidur.

Seringkali penderita terbangun lebih cepat dari yang diinginkannya dan tidak dapat kembali tidur.

Cukup banyak orang yang mengalami satu dari ketiga jenis gangguan tidur ini. Dalam suatu penelitian di USA dilaporkan bahwa sekitar lima belas persen dari total populasi mengalami gangguan insomnia yang cukup serius

Exit mobile version