Site icon nuga.co

Lampu Menyala

Jangan tidur dengan lampu menyala, begitu yang ditulis laman “everyday health” hari ini, Rabu, 03 Januari, tentang cahaya benderang kala kita terlelap.

Dan menurut laman situs itu, yang mengutip pendapat para ahli, tidur dengan lampu menyala, atau cahaya dari televisi yang tidak sempat dimatikan berefek negatif terhadap tubuh.

Di antaranya berisiko gangguan tidur dan gangguan kesehatan lainnya seperti depresi, atau kanker.

Colleen Carney, profesor psikologi di Toronto Kanada, mengatakan pada sejumlah orang, ada yang menolak mematikan lampu saat tidur, karena mereka butuh akan cahaya, atau sumber cahaya lain karena takut akan gelap.

Dari penelitian yang pernah dilakukannya, Carney berkesimpulan salah satu cara terbaik untuk mengatasi rasa takut itu adalah dengan secara perlahan mecoba tidur dalam gelap, hingga tertidur.

Di samping itu, ada beberapa gangguan kesehatan yang berpotensi timbul jika membuat lampu menyala saat tidur.

Tubuh memiliki pengaturan ritmenya sendiri, termasuk siklus terjaga dan tidur, yang berhubungan dengan cahaya. Ungkapan ini disampaikan Christopher Drake, dari Henry Ford Hospital, AS.

Peneliti yang juga pernah menerbitkan buku Chronobiology International mengeksplor perubahan ritme tubuh ini pada mereka yang dapat kerja giliran malam yang mendapat tantangan lebih besar karena mesti tidur ketika matahari sudah naik, dan terjaga malam hari.

Pada dasarnya tubuh memproduksi hormon melatonin sebagai persiapan menjelang tidur.

Namun, cahaya menekan melatonin, yang kemudian berujung pada gangguan tidur dan kondisi kesehatan yang buruk.

Hubungan antara cahaya malam hari, gangguan tidur dan risiko kesehatan telah pula menjadi perhatian dunia kesehatan. World Health Organization sendiri telah menganggap kerja malam berisiko terhadap potensi kanker payudara atau prostat, khususnya terhadap cahaya yang berefek negatif terhadap siklus tubuh, termausk siklus tidur dan terjaga.

Menurut penelitian terhadap seribu enam ratusan perempuan yang dipublikasikan Chronobiology International, cahaya saat tidur termasuk salah satu faktor yang membuat risiko kanker payudara.

Bahaya lainnya?

Penelitian kesehatan yang diterbitkan Molecular Psyhiatry menunjukkan bahkan cahaya redup di malam hari, juga dapat meningkatkan perubahan psikologis yang mengarah pada depresi.

Ungkapan ni disampaikan Tracy Bedrosian, dari The Ohio State University. Menurutnya cahaya rendah pun bisa memengaruhi otak, menganggu ritme tubuh atau menekan hormon melatonin.

Di samping itu, juga menyebabkan gangguan kesehatan reproduksi.

Dari laporan yang dimuat Epidemiology, rotasi kerja malam yang meningkatkan eksposur akan cahaya menganggu siklus menstruasi para pekerja perempuan.

Studi yang dilakukan Nurses Health Study II, seperti dikutip dari Everyday Health, pernah mengungkapkan mereka yang menghabiskan kerja malam, mengalami gangguan sikus menstruasi mereka yang kemudian menjadi tidak teratur.

Di luar gangguan kesehatan di atas, tidur dengan lampu atau cahaya menyala juga berefek terhadap berat badan atau potensi obesitas.

Pada uji coba yang dilakukan peneliti terhadap tikus dan diterbitkan Proceedings of the National Academy of Sciences, menyalakan lampu atau cahaya menganggu ritme fisik, dan membuat jadwal makan berantakan.

Tikus yang diekpsos cahaya pada malam hari bertambah berat badannya dibanding yang tidak.

Mengingat berbagai bahaya dan gangguan kesehatan saat tidur dengan cahaya menyala itu, dianjurkan untuk mengatasi rasa takut akan gelap, dan mematikan semua yang bercahaya. Tak hanya lampu tapi juga televisi atau cahaya dari layar komputer.

Jika terbangun dari tidur untuk ke kamar mandi atau alasan lainya, juga dianjurkan tidak menghidupkan lampu terang benderang seketika.

Sebagai gantinya, lebih baik gunakan lampu senter atau lampu redup yang ditempatkan di satu sudut tertentu di dalam rumah.

Tidur dalam keadaan lampu menyala dapat menyebabkan beberapa penyakit

Sebut saja salah satunya obesitas. Penelitian yang diterbitkan American Journal of Epidemiology, menunjukkan bahwa wanita yang tidur dalam ruangan yang lebih terang cenderung memiliki Indeks Massa Tubuh  yang lebih tinggi dan lingkar pinggang yang lebih besar daripada wanita yang tidur dalam kondisi kamar yang gelap.

Szelain itu depresi. Penelitian dalam Journal of Affective Disorders menunjukkan bahwa orang depresi memiliki cahaya lampu yang lebih terang pada kamar mereka saat tidur

Gangguan tidur atau kualitas tidur yang buruk yang disebabkan karena lampu menyala dapat dihubungkan dengan depresi.

Selain itu bisa memicu kanker payudara. Penelitian oleh International Journal of Health Geographics menemukan bahwa kejadian kanker payudara lebih tinggi pada wanita yang tinggal di daerah dengan tingkat pembangunan perkotaan yang tinggi, banyaknya lampu di jalan raya, pusat perbelanjaan, dan rumah.

Bisa juga menyebabkan diabetes mellitus. Penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Chronobiology International menemukan bahwa orang dengan diabetes mendapatkan paparan cahaya yang lebih terang selama empat jam sebelum tidur.

Paparan cahaya ini termasuk yang didapatkan dari televisi dan handphone, karena alat elektronik tersebut telah terbukti dapat lebih menekan hormon melatonin daripada sumber cahaya lain.

Lainnya, bisa insomnia. Menyalakan lampu saat tidur dapat membuat kualitas dan kuantitas tidur menjadi buruk.

Cahaya dapat menurunkan kadar melatonin yang diproduksi tubuh, sehingga dapat membuat rasa kantuk Anda berkurang dan membuat Anda sulit tidur.

Bahkan bisa mengundang tekanan darah tinggi. Penelitian dalam jurnal Chronobiology International menunjukkan bahwa orang yang mendapatkan banyak paparan cahaya saat tidur mempunyai tekanan darah yang lebih tinggi daripada mereka yang tidur dalam kondisi gelap.

 

Exit mobile version