Site icon nuga.co

Tidur TV Menyala

Tidur dengan kondisi televisi menyala, boleh dibilang dilakukan oleh banyak orang. entah karena alasan ketiduran atau memang malas mematikan TV.

Dan mereka  menonton televisi hingga tertidur serta membiarkan televisi ini menyala semalaman.

Meskipun terlihat sebagai hal yang sepele, pakar kesehatan ternyata menyebut hal ini bisa membahayakan kesehatan.

Adalah pakar kesehatan Guy Meadows yang menunjukkan dampak buruk dari tidur dengan kondisi televisi masih menyala.

Menurut beliau, tubuh manusia idealnya baru bisa tidur dengan nyenyak saat kamar berada dalam kondisi gelap, bukannya terang.

Karena alasan inilah saat sinar matahari muncul, sensor pada retina mata yang mampu menerima cahaya segera merangsang otak untuk membuang hormon melatonin pada tubuh agar tubuh bisa terbangun.

Jika kita tidur dengan televisi masih menyala di depan tubuh kita, maka produksi hormon melatonin yang bisa membuat kita mengantuk atau terlelap ternyata akan menurun.

Hal ini ternyata bisa memicu gangguan tidur atau tidur yang kurang nyenyak dan akhirnya berimbas pada tubuh yang terbangun dengan kondisi tidak nyaman dan kelelahan di pagi harinya.

Selain itu, dampak lain yang bisa kita dapatkan dari kebiasaan ini adalah terganggunya fungsi prefrontal cortex yang ada pada otak kita dan akhirnya mempengaruhi rasionalitas.

Alhasil, kita akan cenderung lebih sensitif dan emosional di keesokan harinya.

Dampak lain dari kebiasaan tidur dengan televisi masih menyala adalah meningkatnya resiko terkena depresi di kemudian hari.

Melihat adanya fakta ini, ada baiknya memang kita segera mematikan televisi sebelum kita tidur malam.

Pada saat kita tidur sebetulnya otak tidak pernah tidur.

 

Otak selalu menjalankan aktivitasnya walaupun tidak sesibuk seperti di saat bangun, yaitu menjalankan sistem metabolisme tubuh.

Pada malam hari, seiring menurunnya aktivitas tubuh, ritme gelombang otak pun mengalami penurunan.

Namun apabila kita tidur sambil mendengarkan musik, televisi dalam keadaan hidup atau lampu ruangan sedang menyala terang, maka gelombang suara atau cahaya yang dipancarkan oleh peralatan tersebut tetap diterima oleh indera pendengaran dan penglihatan kita.

Gelombang suara diterima oleh alat pendengaran di dalam telinga dan gelombang cahaya tetap dapat menembus kelopak mata dan diterima oleh retina dan lensa mata. Gelombang-gelombang tersebut akan diteruskan ke otak kita.

Otak yang harusnya beristirahat akan kembali terangsang untuk bekerja dan mengolah informasi yang masuk.

Apabila hal ini berlangsung sepanjang malam, berarti kita hanya tidur menurut tubuh luar, tetapi tidak menurut otak.

Otak akan terus bekerja mengolah informasi yang masuk tersebut.

Jadi jangan biarkan otak Anda kelelahan karena harus tetap bekerja pada malam hari, sedangkan di siang hari otak juga akan diperas oleh kegiatan rutin kita.

Sementara itu, Ilmuan Thomas Andrillon dan Sid Kouider dalam jurnal Current Biology mempublikasikan bahwa otak tetap bekerja ketika tidur, bagian ini mampu memproses informasi dan secara efektif membuat keputusan saat di bawah alam sadar.

Otak selalu menjalankan aktivitasnya walaupun tidak sesibuk seperti di saat bangun, yaitu menjalankan sistem metabolisme tubuh.

Menurut studi ini, tidur menstimulus otak dan membuat seseorang mudah mengambil keputusan ketika terbangun dari tidur.

Alat pemantau kinerja otak menunjukkan bahwa otak manusia tetap bisa merangsang kata-kata yang yang didengar saat tidur.

Namun, saat bangun seseorang tidak bisa mengingat kata-kata atau suara yang didengar tersebut ketika mereka tidur.

“Bukan hanya memproses informasi yang kompleks ketika sedang benar-benar tertidur, tetapi juga saat tanpa sadar,” ujar peneliti Thomas Andrillon dan Sid Kouider

TV yang hidup dan volumenya masih terdengar bisa menjadi pengganngu tidur yang berkualitas. Gelombang suara atau cahaya yang dipancarkan oleh peralatan tersebut tetap diterima oleh indera pendengaran dan penglihatan kita.

Gelombang ini tetap dapat menembus kelopak mata dan diterima oleh retina dan lensa mata.

Gelombang-gelombang tersebut akan diteruskan ke otak kita yang seharusnya beristirahat. Jika sudah diterima, otak kembali terangsang untuk bekerja dan mengolah informasi yang masuk.

Apabila hal ini berlangsung sepanjang malam, berarti kita hanya tidur menurut tubuh luar, tetapi tidak menurut otak.

Otak akan terus bekerja mengolah informasi yang masuk tersebut. Jadi jangan biarkan otak Anda kelelahan karena harus tetap bekerja pada malam hari, sedangkan di siang hari otak juga akan diperas oleh kegiatan rutin kita.

Para peneliti di University of Rochester menemukan Kurang tidur akan membuat otak tak memiliki waktu yang cukup untuk  pembersihan.

Hal ini berpotensi membuat seseorang terkena penyakit neurodegenerative seperti parkinson dan alzheimer.

Exit mobile version