Site icon nuga.co

Bahayanya Akibat Kadar Gula Darah Tinggi

Mengontrol kadar gula darah adalah hal yang tak mudah,bukan hanya bagi penderita diabetes, tapi juga bagi orang yang sehat. Kadar gula darah bisa melonjak tinggi tiba-tiba, padahal Anda sudah bersusah payah untuk mengontrol asupan makan.

Lalu, apa yang bisa terjadi jika kadar gula darah terlalu tinggi?

Bagaimana tanda-tandanya?

Kadar gula darah yang terlalu tinggi bisa terjadi saat tubuh Anda tidak memiliki insulin yang cukup atau tidak bisa menggunakan insulin dengan baik.

Akibatnya, sel tidak dapat menyerap glukosa (dari makanan) padahal glukosa diperlukan untuk menghasilkan energi dalam tiap sel tubuh. Sehingga, glukosa menumpuk dalam darah.

Hal ini bisa terjadi saat Anda makan terlalu banyak (terutama makanan dengan gula tinggi), lupa minum obat diabetes, stres, sedang sakit atau mengalami infeksi, dan tidak banyak berolahraga atau bergerak aktif.

Upaya menjaga gula darah dan membatasi asupan makanan bergula tak cuma harus diterapkan untuk penderita diabetes, tapi juga semua orang.

“Gula pada minuman diserap tubuh dengan sangat cepat, yang mana efeknya peningkatan kadar gula darah yang drastis dan insulin,” kata Vasanti Malik, peneliti di Harvard T.H. Chan School of Public Health dikutip dari Reader’s Digest. 

Kadar gula darah yang tinggi tak cuma berdampak pada diabetes. Kondisi ini juga dapat mengakibatkan beragam gangguan kesehatan lainnya pada tubuh.

Hal itu terjadi karena darah ada di seluruh tubuh. Saat gula darah meningkat, seluruh bagian tubuh akan terganggu.

Tingginya kadar gula darah berkaitan dengan timbulnya beragam penyakit termasuk penyakit jantung.

Gula berlebihan menyebabkan obesitas, inflamasi dan tekanan darah tinggi. Semua yang ditimbulkan dari tingginya asupan gula memunculkan faktor risiko penyakit jantung.

Gula dikenal sebagai penyebab inflamasi. Inflamasi tak lagi jadi urusan sepele karena berisiko menyebabkan kulit cepat tua.

Gula dapat melekat pada protein pada aliran darah dan menciptakan molekul berbahaya yang disebut ‘advanced glycation end products . Molekul ini merusak kolagen dan elastin pada kulit sehingga kulit jadi kusam dan timbul kerutan.

Meski belum terbukti menimbulkan adiksi, gula berlebih memiliki efek negatif pada otak.

Ed Saltzman, peneliti di Energy Metabolism Laboratory, Jean Mayer USDA Human Nutrition Research Center on Aging,  Tufts University mengatakan makanan atau minuman dengan rasa manis menimbulkan keinginan untuk mengonsumsi makanan atau minuman dengan rasa serupa. Efek ini terjadi pada salah satu bagian otak yang disebut sistem limbik.

“Dengan kata lain kita melatih otak untuk menyukai dan menginginkan makanan dengan rasa manis ini dan ini meningkatkan konsumsi atas makanan,” ujar Saltzman dikutip dari Reader’s Digest. 

Konsumsi gula dapat merusak gigi. Bakteri pada gigi akan mengubah gula menjadi asam. Jika dibiarkan, asam akan merusak enamel gigi sehingga bakteri dapat masuk pada lapisan dalam gigi atau dentin.

“Semakin banyak gula yang dimakan, semakin asam mulut dan lebih cepat pembusukan terjadi,” kata Sanda Moldovan, dokter spesialis gigi dan mulut.

Tak cuma itu, gula memberi makan pertumbuhan jamur yang membuat sudut mulut atau lidah menjadi memerah. Ini membuat mulut menjadi lebih sensitif terhadap rasa pedas.

Minuman atau makanan manis tampaknya tidak menjadi obat buat depresi. Psikolog Deborah Serani mengatakan tingginya konsumsi gula dalam bentuk karbohidrat menaikkan kadar gula dalam darah. Kadar gula darah tinggi artinya mood semakin memburuk, cepat marah, tidur tak teratur dna meningkatkan inflamasi.

Gula rupanya berkaitan dengan aktivitas seksual. Mungkin para pria harus melewatkan minuman manis atau kudapan manis saat kencan.

Saat kadar gula dalam aliran darah tinggi, maka pria berisiko alami impotensi. Gula mempengaruhi sistem peredaran darah yang mengontrol aliran darah ke seluruh tubuh. Padahal sirkulasi darah harus bekerja ekstra untuk ereksi.

Studi yang dirilis tahun ini dalam jurnal Diabetologia mencatat hubungan antara tingginya kadar gula darah dengan penurunan fungsi kognitif.

Studi itu menganalisis lebih dari 5 ribu orang selama 10 tahun. Hasilnya, orang dengan kadar gula darah tinggi memiliki penurunan kognitif paling cepat.

Gula darah yang tinggi bisa merusak fungsi ginjal sehingga menyebabkan penyakit ginjal. Gula darah yang tinggi menyebabkan ginjal bekerja lebih keras dalam menyeimbangkan cairan dan membuang racun dalam tubuh.

Exit mobile version