Site icon nuga.co

Apa Betul Nasi Yang Picu Diabetes?

Apa hubungan nasi dengan diabetes?

Nah. Anda pasti pernah tahu bahwa mereka yang terkena diabetes akan menghindari makan nasi “banyak.”

Sebuah penelitian yang dilakukan di Singapura mengungkapkan, mengonsumsi nasi secara belebihan dapat meningkatan risiko diabetes.

Faktanya, seseorang yang mengonsumsi nasi terlalu banyak akan mengalami lonjakan gula darah.

Dalam jangka waktu lama, hal ini menyebabkan terjadinya resistensi insulin yang memicu diabetes.

Karena itu dianjurkan untuk mengonsumsi nasi dengan porsi yang cukup agar terhindar dari diabetes.

Pada dasarnya, kebutuhan harian tubuh manusia adalah lima puluh hingga enam puluh persen karbohidrat,  selain lemak dan protein.

Namun pada kenyataan, banyak orang mengonsumsi karbohidrat dan lemak lebih tinggi dari seharusnya.

Padahal enam puluh persen kebutuhan kalori tubuh yang didapat dari karbohidrat tidak hanya berasal dari nasi. Anda juga mendapatkannya dari minuman manis, kue, roti, mie, dan lainnya.

Kini jelaslah bagaimana makan nasi terlalu banyak bisa memicu diabetes.

Karena itu, Anda yang gemar mengonsumsi minuman atau makanan manis perlu menyesuaikan asupan nasi setiap hari agar terhindari dari diabetes

Para peneliti meyakini mereka mungkin telah menemukan kaitan antara konsumsi beras putih dan meningkatnya risiko terkena diabetes Tipe 2.

Para pakar di Amerika Serikat dari Universitas Harvard mengkaji empat penelitian  dari negara-negara Asia dan Barat.

Hasilnya menunjukkan mereka yang berasal dari negara-negara Asia, yang cenderung lebih banyak mengkonsumsi nasi putih, memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit tersebut.

Para peneliti mengatakan dibutuhkan lebih banyak data untuk menguatkan temuan yang telah dimuat di jurnal British Medical itu.

Penelitian itu tidak menjelaskan jenis padi yang dimakan atau cara memasaknya, apakah butir beras panjang atau pendek, ataukah cara masaknya ditanak atau di goreng.

Semua ini akan berperan dalam menentukan kadar gula dalam darah akibat kandungan karbohidrat dalam nasi atau disebut glycaemix indeks makanan.

Kritik lain adalah apa yang terjadi pada kebanyakan masyarakat Asia tidak bisa diproyeksikan begitu saja pada masyarakat Barat.

Harus ada penelitian khusus tentang orang-orang Barat sendiri terkait konsumsi makanan.

Dalam penelitian itu juga diketahui setiap empat dari dua puluh kasus diabetes yang benar-benar terkait dengan jumlah konsumsi nasi yang berlebih.

Karenan itu para pengritik penelitian itu mengatakan tidak ada bukti hubungan sebab akibat antara konsumsi nasi dengan diabetes.

Sebuah studi yang merevisi penelitian yang dilakukan di China, Jepang, Amerika Serikat dan Australia menyimpulkan bahwa orang Asia rentan terserang diabetes tipe 2 karena jumlah konsumsi nasi putih yang terlampau tinggi.

“Setiap kenaikan porsi asupan nasi putih telah dikaitkan dengan risiko diabetes, meski awalnya kecil tapi risiko ini bisa secara signifikan meningkat,” ujar Dr Qi Sun dari Harvard School of Public Health, Boston, seperti dikutip dari Dailymail.

Salah satu alasannya karena nasi sebagai karbohidrat sederhana dengan Indeks Glikemik tinggi mencapai tujuh puluh empat dan rendah serat.

Nasi adalah karbohidrat sederhana yang lebih cepat dipecah oleh tubuh sehingga cepat menaikkan gula darah. Hal ini yang menuntun pada diabetes

Diabetes itu adalah penyakit keturunan, tapi jika seseorang yang tidak mempunyai keturunan diabetes terserang juga, ini dikarenakan mengonsumsi karbohidrat terlalu banyak.

Tubuh tidak bisa mengubah karbohidrat menjadi jadi energi dan glikogen, sehingga gula dalam darah menumpuk dan menyebabkan diabetes

Untuk mengurangi risiko diabetes karena karbohidrat, ada beberapa cara yang bisa dilakukan.

Menyantap makanan utama dengan nasi jangan lebih dari jam tujuh malam karena metabolisasi tubuh lebih lambat.

Nasi yang rendah serat juga menjadi salah satu pemicu diabetes, karena itu konsumsi nasi harus didampingi dengan konsumsi sayuran dan buah.

Selain itu, Anda bisa mengganti sumber karbohidrat menjadi nasi cokelat dan nasi merah yang kaya serat.

Exit mobile version