Site icon nuga.co

World Water Forum ke-10 Diadakan di Indonesia

BANDA ACEH – Indonesia menjadi tuan rumah World Water Forum Ke-10 tahun 2024. Kegiatan tersebut dijadwalkan berlangsung di Bali pada 18–24 Mei dan akan dihadiri oleh 100 ribu peserta, termasuk 12 kepala negara serta 54 menteri tamu dari 172 negara yang berasal dari regional Mediterania, Asia-Pasifik, Afrika, dan Amerika.

World Water Forum adalah forum global yang membahas isu-isu air dan berupaya mencari solusi atas permasalahan air dunia. Dengan mengusung tema “Water for Shared Prosperity”, Indonesia berharap agar forum ini dapat menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan dari berbagai negara untuk bersama-sama merespon tantangan pengelolaan air secara global.

Kickoff meeting untuk acara tersebut telah sukses dilaksanakan pada tanggal 15–16 Februari di Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menyoroti pentingnya forum ini di tengah laju pertumbuhan penduduk dan tantangan perubahan iklim yang melanda dunia.

”Di tengah laju pertumbuhan pendudukan dan perubahan iklim yang melanda dunia, saya ingin menegaskan beberapa agenda penting yang harus diprioritaskan,” ujar Jokowi.

Dalam pidatonya, Jokowi menegaskan beberapa agenda krusial yang harus dikedepankan, menggarisbawahi upaya konservasi air, ketersediaan air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam seperti banjir dan kekeringan.

Keberlanjutan sumber daya air saat ini menjadi isu mendesak. Dengan pertumbuhan populasi dan perkembangan industri, permintaan akan air di seluruh dunia terus meningkat. Sementara itu, degradasi lingkungan dan dampak perubahan iklim makin mengancam ketersediaan air. Oleh karena itu, diperlukan inovasi dalam teknologi dan pendanaan, serta komitmen kuat dari semua pemangku kepentingan untuk mengelola sumber daya air dengan efisien dan berkelanjutan, demi mencapai kemakmuran bersama.

Presiden World Water Council, Loic Fauchon, secara tegas mendukung pandangan tersebut. Ia menyatakan bahwa forum ini dapat menjadi momen penting bagi para pemangku kepentingan untuk bersinergi demi menciptakan masa depan yang baik untuk manajemen air.

“Permasalahan air harus menjadi salah satu prioritas utama bagi seluruh negara di dunia saat ini,” ungkap Loic Fauchon, menekankan urgensi penanganan isu air secara serius.

World Water Forum telah menjadi event forum air terbesar di dunia, yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali sejak tahun 1997. Acara ini melibatkan sektor publik, akademisi, asosiasi, dan kaum muda dengan tujuan utama menyebarkan kesadaran tentang isu-isu terkait air.

Pada tahun depan, beberapa isu utama yang akan dibahas meliputi: keamanan air dan kemakmuran; air untuk manusia dan alam; pengurangan dan manajemen risiko bencana; tata kelola, kerjasama, dan hidro-diplomasi; keuangan air yang berkelanjutan; serta pengetahuan dan inovasi. Dengan memfokuskan perhatian pada isu-isu ini, World Water Forum diharapkan dapat mencapai terobosan dan solusi konkret untuk tantangan pengelolaan air global.

Dalam upaya menyukseskan acara ini, Balai Wilayah Sungai Sumatera I telah menggelar serangkaian kegiatan yang mencakup sosialisasi, publikasi, dan sebuah kegiatan dialog interaktif dengan tema “Konservasi Hulu dalam Rangka Penanggulangan Banjir.”

Kegiatan ini diadakan di Balee Keurukon Fakultas Teknis Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh pada hari Selasa, 19 Desember 2023. Dialog interaktif ini melibatkan narasumber berkompeten, antara lain Prof. Dr. Ir. Alfiansyah Yuliannur BC, Prof. Dr. Azmeri ST, MT, dan Joni, ST, MT, Ph.D. Mereka hadir untuk berbagi pengetahuan dan wawasan mengenai konservasi hulu dan upaya penanggulangan banjir.

Acara ini juga dihadiri oleh dosen dan mahasiswa dari berbagai kampus di Banda Aceh. Dengan melibatkan berbagai pihak, diharapkan solusi-solusi inovatif dapat muncul untuk mendukung keberlanjutan pengelolaan sungai di wilayah ini, dan pada gilirannya, memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.

\\Sahih.co

Exit mobile version