Site icon nuga.co

Ini Dia Garis Besar Kemenangan Hamas

Perunding Hamas memenangkan gencatan senjata di Gaza dengan memaksa Israel menerima tanpa prasyarat beberapa butir garis besar tuntutan mereka guna menghentikan perang di semenanjung sempit itu.

Surat kabar Timur Tengah terbitan Lebanon, “Midlle East Monitor,” dalam tajuknya Kamis, 28 Agustus 2014, menuliskan bahwa kemenangan Hamas ini tidak terbantahkan bersamaan dengan disepakati tujuh butir langkah jangka pendek hasil perundingan yang berlangsung di Kairo, Mesir, Rabu dinihari WIB, 27 Agustus 2014.

Israel dipojokkan sebagai “pembantai” dan “biadab” oleh masyarakat internasional ditekan oleh Amerika Serikat untuk menerima kalusul baru dari perdamaian itu. PBB yang mengawasi perundingan yang diprakarsai Mesir itu minta Israel untuk memberlakukan penduduk Gaza sebagai komunitas manusia beradab.

PBB menuduh Israel sebagai biadab dengan mengebom sekolah miliknya di GGaza City yang mengakibatkan ratusan orang tewas, di antaranya anak-anak dan perempuan dewasa yang mencari perlindungan.

PBB juga mengancam Israel, bila menolak kesepakatan, untuk diajukan ke Pengadilan Internasional dengan tuduhan pembunuhan.

Terhadap ancaman masyarakat internasional itu Israel galah dan harus memenrima beberapa butir kesepakatan yang memenangkan Hamas.

Garis besar kesepakatan dari pembicaraan yang telah berlangsung selama beberapa pekan memang mengesankan kekalahan Israel.

Kesepakatan ini akan diikuti dengan pembicaraan lanjutan yang dijadwalkan dalam sebulan mendatang.

Pembicaraan lanjutan tersebut akan membahas persoalan yang lebih kompleks di antara kedua negara, seperti pembebasan tahanan Palestina di Israel dan tuntutan Palestina untuk memiliki pelabuhan laut.

Dalam kesepakatan yang telah ditandatangani kedua pihak Israel menerima langkah jangka pendek berupa menghentikan semua aksi militer termasuk serangan militer dan operasi darat.
Hamas dan kelompok bersenjata lain di Gaza juga setuju untuk menghentikan semua lontaran roket dan mortir ke Israel.

Israel setuju lebih membuka penyeberangan perbatasan sehingga memungkinkan aliran barang lebih mudah masuk ke Gaza, termasuk aliran peralatan bantuan dan rekonstruksi, di daerah pesisir Gaza.

Dalam perjanjian bilateral terpisah, Mesir akan membuka empat belas kilometer perbatasan wilayahnya dengan Gaza di Rafah.

Otoritas Palestina akan memimpin koordinasi upaya rekonstruksi Gaza dengan donor internasional termasuk Uni Eropa.

Israel diharapkan mengurangi wilayah penyangga keamanan di perbatasan Gaza, mundur ke jarak 100 hingga 300 meter dari posisi sekarang, bila gencatan senjata bisa berlaku. Langkah ini akan memungkinkan warga Palestina untuk mengakses tanah pertanian mereka di dekat garis perbatasan.

Israel akan memperpanjang waktu bagi warga Palestina untuk melaut di lepas pantai Gaza, memperluas zona melaut dari tiga mil menjadi enam mil, dengan kemungkinan pelebaran lagi secara bertahap jika gencatan senjata bisa bertahan. Palestina menuntut zona melaut ini sesuai dengan aturan internasional, dua belas mil.

Israel berada dalam posisi tertekan setelah gencatan senjata permanen yang menyetujui dibukanya keterisolasian Gaza setelah salah satu butirnya, dibukanya pintu Rafah dan dua pintu lainnya untuk memberi akses bagi penduduk

Terhadap kemenangan Hamas ini, Pemerintah Iran, Kamis, 28 Agustus 2014, seperti diberitakan Teheran News” mengatakan, kelompok Hamas menjadi pemenang dan berhasil membuat Israel bertekuk lutut dalam konflik bersenjata selama lima puluh hari yang baru saja diakhiri dengan perjanjian gencatan senjata.

“Rakyat Palestina yang heroik telah memasuki era baru dengan kemenangan perlawanan yang membuat rezim Zionis bertekuk lutut,” kata Kementerian Luar Negeri Iran.

“Kemenangan ini melapangkan jalan untuk pembebasan akhir semua daerah pendudukan, terutama Quds atau erusalem,” sambung Kemenlu Iran.

Seorang pejabat Palestina mengatakan, kesepakatan yang disponsori Mesir ini juga akan mengakhiri blokade Jalur Gaza yang sudah berlangsung delapan tahun.

Mencabut blokade sejak lama menjadi salah satu tuntutan kunci yang diminta Palestina dalam berbagai pembicaraan damai.

Exit mobile version