Site icon nuga.co

Gempa Bener Meriah: Target Hari Ini, Pencarian Korban dan Evakuasi

Penanggulangan gempa Bener Meriah pagi ini dilanjutkan kembali dengan mengutamakan pencarian korban yang hilang dan membuka isolasi desa akibat longsor. Upaya lainnya mengkoordinasikan distribusi bantuan dengan membentuk satuan tugas di posko-posko pengungsian.

Kontributor “nuga.co” Zaini Ruslan mengirimkan laporannya, tim Basarna dengan bantuan polisi, tentara dan relawan yang berpusat di Desa Blang Mancung Ata, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah sudah memulai operasi cepat untuk melakukan evakuasi.

Mereka, kata Zaini Ruslan, sudah mendapatkan data dari keluarga yang anggotanya hilang dan mengindentifikasi lokasi. Upaya ini akan dibantu dengan foto udara dan helicopter. Evakuasi penduduk akan diutamakan berikut pencarian penduduk yang hilang.

Menurut data terakhir, korban gempa Bener Meriah yang meninggal berjumlah 28 orang dan 14 orang lainnya dinyatakan hilang.

Untuk mendukung dana penanggulangan bencana pemerintah telah menyiapkan Rp 40 miliar. Dana tersebut merupakan bagian dari dana Rp 200 milyar yang telah disetujui oleh DPR dan Kementerian Keuangan

BNPB sudah mengirimkan satu unit helikopter milik TNI AU dari Riau ke Aceh untuk penanganan penyelamatan dan pencarian korban, khususnya yang berada di perbatasan Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah.

Selain itu, dikirim pula satu unit pesawat CN 235 untuk melakukan foto udara dan mengkaji secara cepat dampak gempa. Sebanyak 1524 personel gabungan TNI/Polri siap dikerahkan ke Aceh.

Sementara itu, Tim Basarnas Medan bersama pengemudi lalu lintas lainnya terjebak di kemacetan panjang sepanjang 10 km di Jalan Medan-Banda Aceh, tepatnya di Kuala Simpang, Provinsi Aceh.

Kemacetan disebabkan adanya perbaikan jembatan di malam hari sehingga tim Basarnas yang akan menuju lokasi gemba di Bener Meriah dan Takengon menjadi terhambat.

Dia menjelaskan, sesuai jadwal tim Basarnas gelombang kedua harusnya tiba di lokasi gempa pada pukul 07.00 WIB, namun dengan keadaan seperti itu dikhawatirkan bakal molor.

Lanjut Khaidir, tujuan tim Basarnas ke lokasi gempa untuk melakukan evakuasi terhadap warga yang masih tertimbun saat gempa terjadi, apalagi kondisi kerusakan di sana sangat parah “Kalau bisa kami didahulukan lah karena ini kan misi kemanusiaan,” pintanya.

Dedy Sinuhadji (28) pengemudi lainnya mengaku sangat kesal karena di beberapa titik lokasi kemacetan ada polisi tapi kenapa tidak mengatur lalu lintas. “Coba pengemudi mobil diatur pasti kemacetan tidak separah ini,” keluhnya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberlakukan masa tanggap darurat gempa bumi di Aceh selama sepekan. Masa tanggap darurat itu sesuai dengan perintah Pemerintah Aceh.

Setelah selesai masa tanggap darurat, masuk ke tahap rehabilitasi dan rekonstruksi dari rusaknya infrastruktur yang ada. Rumah yang roboh, jalan yang rusak, jembatan, ekonomi produktif, sekolah, semuanya direhab dan direkon dari pemerintah.

Exit mobile version