Site icon nuga.co

Warna dan Gaya Ruang Bisa Rangsang Selera

Aneka warna dan gaya bangunan, menurut para ahli, berpengaruh terhadap psikologis manusia. Sebuah ruangan berwarna merah misalnya, bakal terasa lebih “panas” dibandingkan ruangan berwarna putih.

Ruangan yang didominasi oleh warna terang, katanya, akan terasa lebih lapang dan luas serta meninggalkan kesan tenteram. Dan banyak lagi yang berhubungan dengan warna dan gaya bangunan yang berpengaruh langsung terhadap hidup keseharian manusia.

Namun, sebenarnya bukan suhu ruangan yang berubah gara-gara warna. Berdasarkan teori, warna memiliki efek psikologis terhadap tubuh manusia. Merah mewakili warna-warna hangat, sedangkan putih termasuk dalam warna-warna dingin.

Efek warna disebut-sebut juga dapat meningkatkan selera. Di ruang makan, penggunaan warna cerah disinyalir dapat meningkatkan gairah makan.

Coba perhatikan restoran fast food. Biasanya, pada interior ruang makan ini banyak diaplikasikan warna-warna merah atau oranye, baik pada kursi, peralatan makan, maupun aksen pada dinding.

Tentu, pengaplikasian warna ini bukan tanpa alasan. Merah dan oranye telah terbukti mampu membangkitkan selera makan.

Rasanya, kita juga bisa membawa inspirasi tadi ke dalam ruang makan di rumah. Tak perlu mengaplikasikanya ke seluruh ruangan. Menjadikan oranye atau merah sebagai aksen sudah cukup.

Warna oranye bisa diaplikasikan pada upholstery kursi dan peralatan makan. Meski tidak mendominasi warna ruangan, tetapi oranye dapat mengubah mood ruangan. Harapannya, selera makan penghuni dapat meningkat.

Jadi, jangan heran jika Anda duduk di sana dan menyantap lahap seluruh hidangan. Mungkin, itu gara-gara aplikasi warna oranye di sekitar Anda.

Berlainan dengan warna oranye di sebuah restoran yang menggugah selera makan. Di Jepang, sebuah restoran yang terletak di bawah jembatan kereta api, Shyo Ryu Ken, saat ini merupakan restoran terbaru yang ramai dikunjungi masyarakat Kyobashi, Osaka, Jepang.

Restoran ini dirancang oleh arsitek Jepang, Letsugu Ohara dari Stile, restoran ini menyediakan tempat berkumpul bagi masyarakat yang unik.

Dikelilingi kawasan bisnis dan pusat kota Kyobashi, Osaka, diperlukan pintu masuk dan ruangan terbuka yang memungkinkan aliran udara dan lalu lalang begitu lancar dari jalan raya. Ohara merancang tempat ini dengan pengaruh ‘Nagaya’, atau gaya rumah petak tradisional Jepang.

Menggunakan kerangka kayu berbahan plyboard dan plesteran, Ohara memakai bahan tradisional Jepang yang digunakan untuk membuat struktur sederhana bangunan ini.

Ohara juga memakai atap berbentuk segitiga yang berbeda dalam bentuk toko atau restoran biasanya. Dengan begitu, ia membuat setiap meja terlihat seperti ruang makan sendiri bagi si konsumen. Sementara itu, sisi samping tetap dibiarkan terbuka untuk menghubungkan pelanggan dengan bagian tengah ruangan dan kegiatan dapur.

Exit mobile version