Site icon nuga.co

Tren Baru, Mengencangkan Kelamin Wanita

Mengencangkan alat kelamin wanita atau vagina?

Itulah tren yang kini menjadi pembicaraan ramai.

Kesan ini muncul setelah para wanita  berhubungan seksual dan melahirkan, umumnya vagina akan terasa longgar.

Hal ini tentunya menimbulkan ketidaknyamanan bagi perempuan.

Hal ini mungkin terjadi karena peregangan elastis yang besar terjadi berkali-kali. Hal ini menyebabkan vagina sulit ‘terkunci’ seperti sedia kala.

Ini terjadi pada perempuan muda setelah kelahiran ganda yang membuat otot vagina lelah.

Meski tak nyaman dengan kondisi tersebut, tak banyak perempuan yang ‘berani’ mengonsultasikannya pada dokter.

Vagina longgar dapat berdampak besar untuk kehidupan perempuan.

Vagina longgar akan membuat perempuan sulit mencapai orgasme saat berhubungan seksual. Hal ini juga akan membuat perempuan seringkali tidak kuasa untuk menahan buang air kecil saat beraktivitas.

Perempuan yang telah alami kehamilan. Ini yang menyebabkan vagina longgar dan membuat gangguan orgasme.

Terungkap banyak perempuan takut untuk merawat vaginanya yang longgar karena harus dibedah atau dilaser.

Mereka umumnya takut dengan rasa sakit yang mungkin dialami.

Selain takut akan rasa sakit, ada juga ketakutan bahwa mereka harus menunda berhubungan seksual dalam waktu tertentu.

Hanya saja seiring perkembangan zaman, prosedur bedah untuk merawat vagina tak lagi jadi pilihan.

Ppularitas prosedur non-bedah yang meningkat belakangan ini pun juga ‘merambah’ prosedur perawatan vagina.

Salah satu prosedur perawatan vagina longgar ini disebut thermiva.

Thermiva merupakan prosedur perawatan kewanitaan dengan memanfaatkan tenaga radio frekuensi. Metode itu dilakukan dengan menggunakan aplikator tongkat khusus yang berukuran jari telunjuk. Alat itu dimasukkan ke area labia dan vulva jaringan torestore.

Proses seluruhnya dilakukan dalam waktu setengah jam. Alat itu akan masuk dalam keadaan panas  yang dapat menaikkan pembuluh darah dan merangsang kolagen

Gelombang frekuensi radionya akan memanaskan jaringan dan mengaktifkan kembali kolagen di area vagina.

Frekuensi radio ini akan menghasilkan panas di area kulit dan mukosa.

Panas di masing-masing bagian ini akan menghasilkan tiga manfaat yang berbeda antara lain kontraksi kolagen, remodelling dan meningkatkan elastisitas kolagen. Selain itu stimulasi yang dilakukan dalam jangka panjang akan menghasilkan kolagen baru.

Kolagen baru ini akan membantu meremajakan dan merapatkan kembali vagina yang sudah longgar.

Perawatan ini diklaim juga akan meningkatkan aliran darah dan mengembalikan ‘kekuatan’ sinyal syaraf yang bisa merangsang normalnya lubrikasi vagina.

Proses inilah yang akan membantu membuat orgasme jadi lebih normal.

Selain merapatkan vagina, kini kalangan perempuan kembali dikejutkan dengan produk baru produk  berupa lipstik organ intim, yang disebut ‘lipstik vagina’.

Produk tersebut memang menyerupai pelembap bibir.

“Karena bibirmu yang lain juga pecah-pecah!” begitulah tagline yang dijualnya.

Pelembap yang terbuat dari minyal alpukat dan madu itu diklaim dapat menghilangkan gatal-gatal yang membuat tidak nyaman, kulit kering, dan bau yang disebabkan oleh bakteri.

Dilansir dari Huffington Post, lipstik untuk organ intim perempuan tersebut bukanlah bagian dari produk kesehatan dan justru mengancam keamanan perempuan.

Hal ini serupa dengan facial pada vagina dan atau perawatan jade egg (penempatan batu giok serupa telur dalam vagina) yang menjadi pertanyaan bagi sejumlah ahli kesehatan.

Dr Maria Isabel Rodriguez, Asisten Profesor Bidang Kebidanan dan Ginekologi Universitas Oregon menyarankan, supaya kaum perempuan tidak menggunakannya.

“Sekilas, ide soal lipstik pada vagina ini terlihat seperti gurauan atau produk kecantikan yang tidak berbahaya, akan tetapi ada beberapa alasan yang nyata bahwa produk itu justru masuk kategori berbahaya,” kata Rodriguez kepada The Huffington Post, baru-baru ini.

Meski pelembab tersebut menggunakan bahan alami, Rodriguez mengatakan, kulit vulva sangat sensitif dan lebih baik tidak dibersihkan dengan sabun khusus.

“Jika ada gejala yang mengganggu sehingga diperlukan pengobatan, sebaiknya dikonsultasikan dengan ahli ginekologi,” ujarnya. Menurutnya, gatal atau sakit yang menyerang kemaluan akan lebih baik jika ditangani oleh profesional dan bukan dengan mengoleskan lipstik vagina.

“Gejala-gejala itu dapat disebabkan oleh jamur atau perubahan hormon, selain itu juga dapat disebabkan oleh jenis kulit,” tuturnya.

Rodriguez memperingatkan supaya lipstik tersebut tidak digunakan ke dalam vagina karena dapat menyebabkan perubahan pH, infeksi dan penyakit lainnya. Produk tersebut juga dapat berpengaruh pada organ reproduksi perempuan.

Organ intim harus berada dalam kondisi yang bersih. Bau dan gejala gatal yang membuat tidak nyaman harus dikonsultasikan kepada dokter.

Exit mobile version