Site icon nuga.co

Tahu Apa Manfaat dari Hormon Cinta

Anda tahu tentang hormon cinta dan manfaatnya?

Hormon cinta itu dikenal dengan nama oksitosin.

Manfaatnya tidak hanya untuk kesehatan, melainkan mempengaruhi panjang pendeknya hubungan pasangan menikah.

Banyak efek psikologis lain terkait oksitosin, seperti memprediksi apakah sepasang suami-istri akan tetap bersama atau bercerai pada tahun pertama sejak kelahiran anak mereka.

Sebuah penelitian yang dipresentasikan oleh Society for Personality and Social Psychology, dari sampel air liur dari ratusan wanita hamil selama trimester pertama kehamilan, air liur pada trimester ketiga mereka, serta tujuh sampai sembilan minggu pascamelahirkan.

Para peneliti melakukan penelitian ini selama dua setengah tahun dengan temuan bahwa sekitar sembilan persen wanita masih menikah, sementara tujuh tengah berpisah dengan pasangannya.

Menurut hasil, peneliti menemukan bahwa wanita dengan kadar oksitosin rendah selama kehamilan dan setelah melahirkan, lebih mungkin untuk bercerai saat anak mereka berusia dua setengah tahun.

“Data ini menunjukkan bahwa tingkat oksitosin ibu yang lebih rendah terkait dengan risiko bercerai saat anak masih balita,” kata peneliti dan psikolog, Jennifer Bartz. Dikutip dari laman Body and Soul, ditulis Rabu, 17 Februari 2016.

Hal ini menunjukkan bahwa hormon ini memainkan peran yang lebih besar untuk hubungan pasangan menikah, selain berperan dalam menangani stres juga terkait pemberian ASI ibu kepada anaknya.

Rasa sayang ke pasangan tak semata-mata karena cinta tapi secara ilmiah juga dipengaruhi hormon yang dilepaskan.

Hormon yang dilepaskan ini disebut juga oksitosin atau lebih sering dikenal dengan hormon cinta.

Seperti juga dikutip dari laman situs Healthmeup, hormon cinta memiliki peran penting dalam menjaga hubungan, memperkuat persahabatan, membangun kepercayaan antara pasangan dan terciptanya pernikahan abadi.

Hormon cinta ini akan dilepaskan ketika menanggapi pelukan, ciuman, belaian dan kadang-kadang hanya sentuhan sederhana.

Pelukan yang melepaskan hormon cinta misalnya, akan menimbulkan perasaan kedekatan serta keintiman seksual.

Bahkan, orgasme disebut-sebut dapat menghasilkan lonjakan hormon cinta dua kali lipat.

Dalam sebuah penelitian yang mengukur kadar hormon cinta sebelum dan setelah rangsangan seksual, peneliti menemukan bahwa oksitosin memiliki peran penting dalam gairah seksual.

Studi ini juga menemukan adanya stimulasi saluran genital yang menghasilkan peningkatan oksitosin segera setelah orgasme.

Namun perlu diketahui, hormon estrogen pada wanita dapat menyederhanakan efek oksitosin.

Hal ini terutama terjadi pada wanita selama sebelum dan saat menstruasi.

Untuk mengendalikan hormon cinta yang berkurang sebelum dan saat haid, ada trik bagi setiap pasangan
Jika pasangan tidak mood, cobalah memeluk dan menciumnya. Hindari orang-orang negatif di sekitar Anda.

Mungkin akan lebih baik untuk berjalan bergandengan tangan dengan pasangan atau teman.. Pikirkan tentang pasangan yang romantis ketika Anda sedang tidak bersama

Exit mobile version