Site icon nuga.co

Sulit Bangun Pagi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Apakah Anda termasuk orang yang sulit bangun pagi?

Nah, kalau jawabannya iya, seperti ditulis laman “popular science,” itu disebabkan oleh ritme biologis tubuh.

Untuk itu pula Anda jangan kaitkan kemalasan itu dengan mitos. Belum tentu juga mereka yang sulit bangun pagi karena faktor kemalasan.

Untuk Anda tahu  otak manusia yang mengontrol ritme biologis tubuh memberikan pengaruh besar terhadap jam tidur.

Menurut Jean Matheson, spesialis gangguan tidur dari Beth Israel Medical Center, New York, irama alami tubuh manusia disesuaikan dengan aktivitas sehari-hari, seperti sekolah, kerja, dan lainnya.

Namun, aktivitas sering kali tidak dapat disesuaikan dengan jadwal tidur. Sehingga ketika individu melakukan kegiatan yang lebih lama dari waktu biasanya, tubuh membutuhkan waktu lebih lama lagi untuk tidur dan pada akhirnya terjadi fase penundaan jam bangun tidur.

“Ketika orang tidur larut malam, maka keesokannya mereka akan mengalami fase penundaan bangun tidur dan hal itu terjadi dengan alami,” kata Matheson.

Individu tidak akan mengalami kesulitan bangun pagi hari, ketika mereka bisa mengatur jam tidur dengan aktivitasnya dengan baik.

Menurut Matheson, setidaknya pasanglah alarm 15 menit lebih awal agar tubuh bisa beradaptasi.

Sulitnya bangun pagi juga bisa dipengaruhi faktor gen. Ilmuwan menemukan, satu dari tujuh puluh lima orang memiliki mutasi genetik yang membuat mereka selalu kesulitan untuk bangun pagi.

Bagi sebagian orang, terbangun dan beranjak dari tempat tidur di pagi hari adalah hal yang sangat sulit.

Penelitian sebelumnya mengungkap bahwa setiap orang cenderung memiliki golongan berbeda, yaitu “orang pagi” dan “orang malam”.

Mereka yang termasuk orang pagi ialah orang-orang yang cenderung lebih produktif di pagi hari, sedang orang malam ialah mereka yang lebih nyaman melakukan pekerjaan di siang hingga malam hari.

Namun, penelitian baru mengungkap, ada penjelasan ilmiah mengapa sebagian orang tidak bisa bangun dan bekerja pagi layaknya kebanyakan orang.

Peneliti telah mengidentifikasi apa yang disebut mutasi genetik, yang tampaknya mampu menjelaskan mengapa sebagian orang dapat bertahan hingga larut malam dan kesulitan bangun di pagi hari.

Mutasi gen CRY1 dinilai peneliti memperlambat jam biologis internal tubuh yang mendikte kapan Anda merasa mengantuk di malam hari dan siap untuk bangun pagi. Individu dengan varian gen ini memiliki jam biologis yang berbeda.

Profesor Michael Young, yang memimpin tim AS dari The Rockefeller Universitas yang membuat penemuan mengatakan, “Dibandingkan dengan mutasi lain yang telah dikaitkan dengan gangguan tidur, ini adalah perubahan genetik yang cukup berdampak.”

Mutasi ini didiagnosis dengan gangguan fase tidur tertunda

Cirinya, orang tersebut merasa enerjik di waktu setelah kebanyakan orang lain telah tertidur, dan penderita DSPD memiliki kesulitan untuk beraktivitas di pagi hari.

Bila dipaksa untuk bangun pagi, mereka dapat mengalami insomnia dan hari penuh kelelahan.

Sebuah penelitian lain menunjukkan orang memiliki mutasi genetik yang membuat mereka selalu kesulitan untuk bangun pagi.

Penelitian sebelumnya mengungkap bahwa setiap orang cenderung memiliki golongan berbeda, yaitu “orang pagi” dan “orang malam”.

Mereka yang termasuk orang pagi ialah orang-orang yang cenderung lebih produktif di pagi hari, sedang orang malam ialah mereka yang lebih nyaman melakukan pekerjaan di siang hingga malam hari.

Namun, penelitian baru mengungkap, ada penjelasan ilmiah mengapa sebagian orang tidak bisa bangun dan bekerja pagi layaknya kebanyakan orang.

Peneliti telah mengidentifikasi apa yang disebut mutasi genetik, yang tampaknya mampu menjelaskan mengapa sebagian orang dapat bertahan hingga larut malam dan kesulitan bangun di pagi hari.

Mutasi gen CRY1 dinilai peneliti memperlambat jam biologis internal tubuh yang mendikte kapan Anda merasa mengantuk di malam hari dan siap untuk bangun pagi. Individu dengan varian gen ini memiliki jam biologis yang berbeda.

“Dibandingkan dengan mutasi lain yang telah dikaitkan dengan gangguan tidur, ini adalah perubahan genetik yang cukup berdampak,” ujar Ketua tim AS dari The Rockefeller Universitas, Profesor Michael Young, dikutip dari The Sun

Mutasi ini didiagnosis dengan gangguan fase tidur tertunda

Exit mobile version