Site icon nuga.co

Studi, Wanita Lebih Dermawan dari Pria

Sebuah studi baru yang dipublikasikan “nature human behavior,” hari ini, Kamis, 12 Oktober, secara mengejutkan menyimpulkan bahwa perempuan memiliki tingkat kedermawanan yang lebih tinggi dibanding dengan lelaki.

Sebelum studi itu berlangsung muncul perdebatan panjang siapa yang di antara wanita dan lelaki yang dermawan.

Dan waktu itu jawabannya  bisa dilacak dari bahan biokomia di dalam otak yang akan memengaruhi perilaku antar jender.

Dalam penelitian  yang dipimpin  Soutschek dan koleganya dari Universitas Zurich berusaha menjawab pertanyaan yang pas.

Mereka menggunakan lima puluh lima peserta, dua puluh tujuh wanita dan dua puluh delapan  pria, yang dibagi menjadi dua kelompok secara acak.

Untuk menjelaskan seberapa dermawan seseorang, Soutschek menggunakan penghambat dopamin yang disebut amisulpride atau obat tanpa kandungan (plasebo).

Dopamin sendiri adalah neurotransmiter yang melakukan banyak tugas berbeda di otak, salah satunya mengomunikasikan kesenangan dan penghargaan.

Jika Anda merasa senang saat mendapat pujian atau pencapaian tertentu, sebagiannya dimediasi oleh dopamin.

Pada awalnya, para peserta diberi pilihan: mendapatkan sejumlah franc Swiss atau hadiah kecil yang dibagikan dengan seorang teman, bahkan orang asing.

Kedua, sebagai pertanyaan kontrol, mereka ditawari hadiah kecil pada saat itu atau hadiah besar jika mau menunggu sembilan puluh hari hari ke depan.

Setelah dievaluasi, pil yang diberikan kepada peserta kemudian ditukar dan mereka diuji kembali.

Saat diberi plasebo, ternyata lima puluh satu persen wanita memilih untuk berbagi, sedangkan pria yang melakukan hal serupa sebesar empat puluh persen.

Dengan amisulpride, presentase wanita yang memilih untuk berbagi turun menjadi empat puluh lima persen, sedangkan pria menjadi lebih sosial, yakniempat puluh empat persen memilih berbagi.

Untuk semakin menguatkan hasil penemuan ini, para peneliti kemudian melakukan studi kedua dengan melihat data rekaman otak dari empat puluh pria dan wanita ketika memutuskan untuk membagi uang mereka.

Para peneliti lagi-lagi menemukan bahwa ketika memutuskan untuk berbagi, aktivitas pada bagian otak yang beroperasi menggunakan dopamin lebih aktif pada wanita daripada pria.

Berdasarkan kedua hasil tersebut, para peneliti kemudian menyimpulkan bahwa sistem imbalan berbasis dopamin pada otak mengarah pada perilaku berbagi pada wanita dan perilaku yang lebih egois pada pria.

Namun, alasan lebih jauh, seperti apakah perilaku ini disebabkan oleh perbedaan kromosom atau akibat pengkondisian sosial, belum dapat disimpulkan.

Kecilnya ukuran sampel juga menjadi penghambat untuk mendapatkan informasi lebih jauh.

Ahli saraf kognitif Gina Rippon dari Universitas Aston mengatakan kepada Nicola Davis di The Guardian, data dikumpulkan dari dua kelompok peserta yang berbeda dengan tugas yang sedikit berbeda.

Hal tersebut memberi ruang pada kesalahan penelitian.

Meski demikian, percobaan Soutschek berguna untuk mempelajari neurokimia di balik perilaku antisosial atau prosisial.

Dengan begitu, pemahaman antara interaksi genetika, budaya, dan anatomi bisa menjadi lebih baik.

Exit mobile version