Site icon nuga.co

Selingkuh Tanda Gangguan Kepribadian?

Laman “alodokter” kembali mengangkat masalah perselingkuhan dalam tulisan terbarunya.

Menurut laman itu, perselingkuhan sering dipahami sebagai sekedar perilaku negatif belaka, sebagai wujud pelarian akan ketidakpuasan antar pasangan.

Tetapi sedikit yang mengetahui bahwa selingkuh mungkin pertanda gangguan kepribadian.

Mau  cari tahu lebih lanjut mengenai hal tersebut?

Perselingkuhan adalah sebuah wujud ketidakmampuan seseorang untuk setia dalam suatu komitmen pada pasangan, baik komitmen/janji yang diucapkan dalam pernikahan maupun kesepakatan bersama saat berpacaran.

Terlepas dari permasalahan yang dihadapi dalam suatu hubungan, sebenarnya ada beberapa gangguan kepribadian yang mungkin tidak disadari, namun dapat memengaruhi seseorang untuk selingkuh.

Ada  beberapa gangguan kepribadian yang ditandai dengan perselingkuhan terhadap pasangan

Salah satu ciri orang dengan gangguan kepribadian ambang atau borderline personality disorder adalah tidak stabil dalam menjalin hubungan dekat dengan orang lain.

Orang dengan gangguan ini memiliki penilaian yang dapat berubah dengan cepat, dari yang tadinya ia anggap teman dapat seketika dianggap musuh.

Ia bisa saja tiba-tiba berhenti berkomunikasi dengan pasangan hanya karena imajinasi dirinya akan ditinggalkan.

Kepribadian dan mood penderita gangguan kepribadian ambang dapat berubah-ubah secara drastis, mulai dari sedih, marah, hingga cemas dalam hitungan jam hingga hari.

Gangguan inilah yang menyebabkan ia mungkin saja tiba-tiba berselingkuh, dan tidak mampu menjalani komitmen bersama pasangan untuk jangka waktu yang lama.

Orang dengan kepribadian narsisistik umumnya memulai perselingkuhan cenderung karena merasa dirinya memiliki pesona sehingga perlu digunakan untuk menaklukkan orang lain.

Mereka selalu membutuhkan perhatian dan kasih sayang, meski tidak selalu mampu atau merasa perlu membalas perhatian yang mereka dapatkan.

Meski demikian, mereka yang tidak bersifat penakluk juga tetap rentan terhadap perselingkuhan, karena ketika diberi perhatian lebih, akan merasa lebih spesial dibanding dalam hubungan resmi mereka.

Jenis gangguan kepribadian ini memiliki ciri serupa dengan gangguan kepribadian narsisistik.

Namun seseorang dengan kepribadian histrionik yang kuat, selain mementingkan diri sendiri, juga bersifat dramatis dan senang menjadi pusat perhatian, tidak mampu memiliki hubungan yang erat dengan orang lain, namun senang menggoda secara seksual

Pemilik gangguan kepribadian histrionik umumnya menjaga penampilan yang menarik, dan akan menggunakannya untuk menggoda orang lain.

Di samping kondisi kepribadian seseorang, hal-hal lain yang dapat meningkatkan kemungkinan selingkuh

Penelitian menemukan bahwa perselingkuhan lebih mudah terjadi pada pasangan yang sering mengalami konflik dan ketidakpuasan, baik secara seksual maupun moril dan materil.

Mulai dari perbedaan kepribadian, tingkat pendidikan, latar belakang, hingga penghasilan.

Penelitian  menemukan, bahwa pasangan dengan lebih banyak kesetaraan memiliki kemungkinan lebih rendah untuk selingkuh.

Pada sebagian besar kasus, perselingkuhan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan seksual, terutama pada pria. Sementara pada wanita, cenderung untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya. Seseorang yang tidak kunjung mendapatkan kepuasan akan kebutuhan seksual maupun emosional, berisiko lebih tinggi melakukan selingkuh.

Selain hal-hal di atas, krisis paruh baya juga dapat membuat orang berselingkuh, misalnya dengan mencari pasangan yang lebih muda.

Namun sebelum kamu mengambil kesimpulan, ada baiknya untuk coba menelaah kembali apa sebenarnya masalah yang dihadapi.

Ingat, gangguan kepribadian memang mungkin berhubungan dengan perselingkuhan yang terjadi, namun bukan berarti adanya gangguan kepribadian pasti akan menyebabkan seseorang selingkuh.

Cobalah untuk memahami perlahan, apa yang mendasari perselingkuhan tersebut, waspadai adanya gangguan kepribadian pasanganmu, atau bahkan dirimu sendiri.

Kunjungilah psikiater atau psikolog yang merupakan ahli kesehatan jiwa, untuk berkonsultasi lebih lanjut bersama pasangan, sehingga mampu mengenal kepribadian masing-masing dan cara menghadapinya.

Ingat kamu telah memutuskan untuk memiliki komitmen bersama pasangan, tetap upayakan sebaik mungkin untuk memperoleh jalan keluar terbaik.

Exit mobile version