Site icon nuga.co

Sedikit Lelaki Yang Tahan Lebih 12 Menit

Laman situs “your tango,” dalam tulisan terbarunya, Selasa, 13 Oktober 2015, menyajikan sebuah studi terbaru dari “The Sex Myths” yang menyatakan seorang lelaki itu hanya mampu bertahan dua belas menit di ranjang.

Studi yang berlatarbelakang ingin menjelaskan tentang durasi seorang lelaki dalam bercinta itu dimaksudkan untuk menjelaskan “kekuatan”nya. Sebab banyak lelaki yang tidak pernah mau tahu berapa lama daya tahannya menghadapi pasangan.

“Ttidak banyak pasangan tahu soal durasi bercinta yang dianggap cukup untuk menghasilkan puncak kepuasan bagi kedua belah pihak,” tulis “your tango” menjelaskan alasan penelitian.

Studi yang dihelat oleh para terapis seks di kawasan Amerika Utara itu mencatat ada beberapa pembagian waktu untuk mencapai sesi bercinta yang penuh gairah.

Sesi bercinta antara satu hingga dua menit dianggap terlalu singkat.

Lalu, durasi tiga sampai tujuh menit dianggap cukup, dan tujuh sampai tiga belas menit dianggap memuaskan. Terakhir,sepuluh hingga tiga puluh menit dianggap terlalu lama.

Studi ini dilakukan bukan tanpa sebab.

Menurut Eric Corty, salah satu peneliti, dia dan para peneliti lainnya berharap dapat mematahkan anggapan bahwa semakin lama sesi bercinta maka akan semakin menggairahkan.

Selain itu, sesi bercinta yang terlalu lama pun tidak akan sukses memuaskan pasangan.

“Hanya sedikit orang yang sanggup bercinta lebih lama dari dua belas menit. Saya sarankan untuk tidak melakukannya terlalu lama dengan cara melakukan hubungan seks tanpa penetrasi, termasuk seks oral, saling menyentuh tubuh, dan menggunakan mainan seks,” ungkap terapis seks bernama Barry W McCarthy.

Rachel Hills, penulis buku berjudul The Sex Myths menyatakan bahwa beberapa studi terbaru melaporkan bahwa rata-rata waktu bercinta adalah antara 5,4 hingga 7,5 menit. Selain itu, ada kecenderungan bahwa kaum pria kini menyesuaikan perilaku seks mereka untuk dengan aspek-aspek seksual yang dianggap ideal.

Menurut Hills, ekspektasi seksual yang ada saat ini terikat pada mitos bahwa seks adalah kegiatan yang spesial, signifikan, dan merupakan sumber kepuasan yang besar. “Wanita merasa bahwa mereka harus mencapai satu orgasme dan kemudian mencapai orgasme lagi, sementara pria merasa harus tahan lama,” tutur Hills.

McCarthy menyarankan, pasangan untuk tidak terlalu memaksakan sesi bercinta yang lama untuk mencapai seks yang sempurna.

Dia menegaskan, sesi bercinta yang baik adalah dengan memuaskan pasangan secara berkualitas dan tipe seks yang bervariasi dari hari ke hari.

Sebelum studi ini dilakukan ada anggapan lelaki yang hebat adalah yang bisa bertahan tidak mencapai ejakulasi selama berjam-jam, sehingga bisa memuaskan pasangannya.

Padahal, menurut penelitian, mitos itu tidak benar.

Bahwa waktu yang dibutuhkan tidak sampai berjam-jam, melainkan hanya beberapa menit.

Survei dilakukan di Amerika dan Kanada terhadap sekumpulan psikolog, dokter, pekerja sosial, terapis perkawinan, dan suster.

Mereka diminta untuk merespon terhadap beberapa pertanyaan tentang rentang waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kepuasan seksual yang mereka inginkan.

Hasil dari penelitian yang dilangsungkan di Penn State Erie, Pennsylvania itu menyimpulkan bahwa seks menyenangkan yang dilakukan semalaman hanya sebuah mitos.

“Selama ini, stereotip atau mitos tentang seksualitas banyak membentuk persepsi masyarakat. Banyak orang yang berpikir bahwa penis yang besar, ereksi yang sangat keras, dan sanggama semalaman akan menjanjikan momen seksual yang sangat menyenangkan,” lapor para peneliti.

Eric Corty, kepala penelitian ini mengatakan, menantikan atau menginginkan seks untuk berlangsung lebih dari tiga puluh menit hanya akan membuat Anda kecewa.

“Ini merupakan situasi yang akan menghasilkan ketidakpuasan.”

“ Dengan survei ini, kami berharap fantasi itu akan berubah, serta mendorong para wanita dan pria untuk mengetahui data yang realistis mengenai hubungan intim yang bisa dinikmati dan diterima, sehingga pada akhirnya mencegah kekecewaan seksual dan disfungsi seksual,” jelas Corty.

Studi ini mencatat mengenai jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan seks yang menyenangkan dan memuaskan. Selain itu, riset ini juga membantu orang untuk mengatasi masalah seksual yang sudah terjadi.

“Jika seorang pasien merasa khawatir mengenai seberapa lama intercourse harus berlangsung, data ini bisa membantu si pasien mengerti bahwa apa yang ia khawatirkan tak melulu berkaitan dengan masalah fisik. Bahwa, mungkin yang ia butuhkan hanya konseling, tak perlu bergantung pada obat,” jelas Corty.

Exit mobile version