Site icon nuga.co

Masturbasi Itu Bisa “Menyehatkan” Pria

Masturbasi? Penyakit?

Atau sesuatu yang tidak normal!

Jawabannya, secara pasti ditegaskan oleh para ahli, adalah hal normal yang dilakukan oleh kaum pria maupun wanita.

Frekuensi aktivitas seksual yang dilakukan dengan merangsang organ intim sendiri demi mencapai puncak kenikmatan seksual ini ternyata dipengaruhi oleh banyak faktor. Tapi semaunya wajar dan tak ada yang salah.

Faktor utama yang membuat seberapa sering pria melakukan masturbasi, disebabkan faktor ekonomi dan paparan tayangan pornografi,” terang terapis seks sekaligus penulis She Comes First, Ian Kerner, PhD.
Kerner menjelaskan ketika ekonomi buruk apalagi saat tak memiliki pekerjaan, terutama pria, membuatnya banyak punya banyak waktu luang.

“Duduk di rumah dan kebosanan membuat pria lebih sering lakukan masturbasi,” terang Kerner seperti dikutip Cosmopolitan.

Lainnya, faktor paparan tayangan pornografi.

Menurut Kerner, tayang pornografi menumbuhkan keinginan pria untuk merangsang dirinya.

Kerner menekankan bahwa masturbasi yang berlebih ketika pria melakukan aktivitas ini begitu sering sehingga mengganggu kehidupan seks yang sehat.

Dia mengungkapkan manfaat masturbasi bisa menghindari penyakit menular seksual maupun kehamilan

Namun perlu diingat bahwa proses memperoleh kepuasan seksual tanpa berhubungan intim dengan pasangan ini merupakan aktivitas yang tetap ada risikonya meski rendah.

Frekuensi masturbasi yang terlalu sering maupun gerakan yang kasar pada organ vital dapat menyebabkan iritasi kulit ringan atau lecet.

Meski tergolong ringan, kondisi ini bisa sangat mengganggu karena akan membuat Anda tidak nyaman.

Bila kena sabun, alat vital bisa terasa perih dan pedih. Bahkan bila Anda berhubungan intim dengan pasangan, rasa ini makin menjadi.

Bahkan, pria yang berusaha membengkokkan penis yang sedang ereksi dapat membuat fraktur penis atau penis patah.

“Setelah itu penis akan berwarna ungu dan bengkak, sangat mirip dengan terung,” terang professor di Southern Illinois University School of Medicine di Springfield, Tobias S. Köhler, MD, MPH, seperti dilansir Web MD

Kondisi fraktur penis memang jarang ditemukan, namun benar-benar bisa terjadi. Untuk mengatasinya bisa dengan pembedahan. Selama masa pengobatan pasien diberi obat penenang agar tidak terjadi ereksi.

Banyak atau sedikitnya masturbasi secara umum tidak menunjukkan Anda punya masalah atau tidak.

“Frekuensi tidak menjadi masalah,” ujar Seksolog dan Sex Educator Logan Levkoff,PhD seperti dikutip webMD.

Jika Anda melakukan masturbasi sehari lima kali sekalipun dan Anda tetap sehat, merasa puas dan bahagia dengan hidup Anda, itu bagus.

Namun, jika Anda sering melakukan masturbasi dan Anda tidak produktif dalam bekerja, punya masalah seks dengan pasangan, tidak puas dan kurang bahagia dalam hidup Anda, cobalah konsultasikan pada psikolog, psikiater atau terapis seks.

Jadi, tidak ada persoalan yang spesifik terkait dengan masturbasi yang bisa menjadi masalah bagi seseorang.

Meski begitu, kata Logan, masturbasi yang sifatnya kompulsif itu seperti kebiasaan yang bisa mengganggu hidup Anda. Hal yang sama terjadi dengan kebiasaan lain seperti main poker, nonton video porno, main video game, dan lain-lain.

Jadi, pada dasarnya, kata Levkoff, masturbasi yang dikaitkan dengan adanya gangguan atau masalah dengan pasangan itu sebenarnya mitos. Masturbasi tidak ada hubungannya dengan gangguan atau masalah relasi.

Faktanya, memang banyak pria melakukan masturbasi. Beragam alasannya, entah karena singel, relasi yang buruk, atau relasi yang sedang berada di puncak romantis, semuanya dilakukan tanpa kaitan dengan relationship.

Masturbasi semata tentang seks, kata Levkoff. Untuk kebanyakan orang, masturbasi rutin bisa meredakan stres atau menjernihkan pikiran sebelum bekerja atau tidur.

Baik pria maupun wanita acapkali merasa malu usai melakukan masturbasi meski tak diketahui orang lain. Bahan sering kali merasa, “saya normal tidak sih melakukan ini?”.

Masturbasi adalah sebuah kegiatan merangsang diri sendiri untuk mencapai kenikmatan seksual. Umumnya dilakukan dengan menyentuh, membelai penis atau klitoris hingga orgasme tercapai. Beberapa saat lalu hal ini dikatakan sebagai penyimpangan maupun tanda masalah mental, namun kini menurut Web MD, dikenal sebagai aktivitas seksual normal dan sehat demi memuaskan hasrat seksual dengan cara aman.

Masturbasi dianggap sebagai hal tidak normal atau bermasalah ketika mengganggu kehidupan dan aktivitas sehari-hari baik bagi orang itu sendiri maupun orang lain.

Misalnya ketika masturbasi malah menghambat aktivitas seksual bersama pasangan, dilakukan di depan umum atau menyebabkan penderitaan yang signifikan.

Selain itu, jika frekuensi dilakukan setiap hari bahkan hingga berkali-kali sudah masuk dalam tahap masturbasi ekstrim yang harus segera dihentikan. Hal ini berbahaya bagi fisik dan psikologis orang tersebut.

cosmopolitan, web md

Exit mobile version