Site icon nuga.co

Kesepian Makin Menghantui Masyarakat

Laman “hello sehat” hari ini menulis tentang wabah kesepian yang makin berkembang dan menghantui masyarakat.

Menurut “hello sehat,” kesepian dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang harus ditangani.

Sebetulnya apa, sih, yang dimaksud dengan kesepian?

Kenapa banyak pakar kesehatan masyarakat yang menggolongkan rasa kesepian sebagai wabah? Yuk, cari tahu seluk-beluk kesepian dan cara mengatasinya di bawah ini.

Rasa kesepian tak hanya terjadi pada orang yang hidup sendirian.

Kesepian adalah perasaan terputusnya hubungan Anda dengan teman-teman, keluarga, atau lingkungan sosial.

Kesepian juga bisa menggambarkan perasaan seseorang yang merasa bahwa tidak ada orang lain yang bisa memahami dirinya.

Selain itu, orang yang kesepian juga tidak memiliki hubungan dengan orang lain yang bisa membuat ia merasa dibutuhkan atau diinginkan.

Kesepian bisa disebabkan karena seseorang diasingkan, tapi itu bukan faktor utama yang paling memengaruhi. Anda bisa merasakan kesepian meskipun setiap hari dikelilingi oleh teman dan keluarga.

Pasalnya, bila Anda tidak terlalu akrab atau tidak punya ikatan yang kuat dengan orang-orang tersebut, Anda bisa tetap merasa kesepian.

Semakin bertambah usia, orang akan semakin sibuk dengan kegiatan masing-masing sehingga lebih jarang berinteraksi dengan orang-orang terdekat yang juga sama-sama sibuk.

Banyak juga orang lanjut usia yang sudah tidak punya banyak kegiatan dan orang-orang di sekitarnya seperti anak dan cucu jarang datang berkunjung.

Hal inilah yang mengundang munculnya rasa kesepian pada orang tua.

Meski begitu, kesepian tetap bisa menghantui setiap orang, terlepas dari berapa usianya.

Hanya saja kesepian pada orang lanjut usia lebih mengkhawatirkan karena akan sangat berdampak pada kesehatan.

Lansia memang rentan mengalami berbagai keluhan soal kesehatan akibat proses penuaan. Bila dibumbui dengan kesepian, lansia mungkin semakin kesulitan menjaga pola hidup sehat.

Fakta tentang kesepian ini mungkin tidak Anda sangka. Ya, kesepian bisa “menular” dari satu orang ke orang lainnya seolah penyakit yang mewabah.

Susan Newman, Ph.D., seorang pakar psikologi klinis sekaligus penulis buku Parenting An Only Child mengatakan bahwa teman dan keluarga orang yang merasa kesepian punya peluang lima puluh dua persen lebih besar untuk juga mengalami kesepian.

Tahukah Anda bahwa orang yang kesepian rentan terkena penyakit?

Ya, beberapa penelitian telah menemukan bahwa rasa kesepian dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Sepertiga orang yang kesepian juga rentan memiliki tekanan darah yang lebih rendah dibandingkan dengan orang yang merasa bahagia karena dikelilingi teman atau keluarganya.

Ditemukan juga dugaan penelitian bahwa orang yang kesepian pada dasarnya memang sudah punya kondisi kesehatan yang kurang baik.

Maka, tak jarang mereka malah menarik diri dari lingkungannya sehingga akhirnya semakin merasa kesepian.

Kesepian juga bisa membuat seseorang jadi lebih cuek terhadap kesehatan.

Misalnya Anda jadi sering begadang dan kurang tidur, makan sembarangan, kecanduan alkohol, lebih sering merokok, atau malas bergerak.

Inilah yang akhirnya mengancam kesehatan masyarakat.

Meskipun kesepian bisa merugikan kesehatan fisik dan mental, hal ini bisa diatasi.

Berbeda dengan penyakit mental seperti depresi atau gangguan bipolar, kesepian pada dasarnya bersifat sementara.

Kesepian justru bisa menjadi sinyal bagi diri Anda untuk mencari teman baru atau memperdalam hubungan Anda dengan orang-orang terdekat.

Kesepian bisa diatasi dengan kesadaran dari Anda sendiri yang memang ingin membuat perubahan.

Exit mobile version