Site icon nuga.co

Kebuntuan Seks Bisa Bubarkan Perkawinan

Masalah seks bisa membuat perkawinan bubar?

“Ya,” tulis laman situs “menshealeth.”

Dan ini bukan merupakan sebuah rahasia.

Menurut “menshealth,” dalam edisi terbarunya, Selasa, 15 November 2016,  hubungan seks yang teratur dan memuaskan adalah resep pasangan yang pernikahannya langgeng dan bahagia.

Dan sebaliknya, gangguan pada kehidupan seks bisa membuat bahtera pernikahan kandas.

“Tak perlu disangsikan lagi bahwa seks penting bagi pernikahan yang bahagia,” kata Aline Zoldbrod, seks terapis dan psikolog.

Ada banyak hal yang bisa diupayakan suami dan istri agar hubungan seks yang sehat menjadi bagian dalam kehidupan perkawinan mereka.

Sesekali wajar jika ada masalah pada hubungan intim, tetapi jika gangguan semakin sering, sebaiknya dicari jalan keluarnya.

Terlebih saat ini ada berbagai pilihan pengobatan untuk disfungsi seksual sehingga hubungan seks kembali berkualitas.

Ada beberapa gangguan seks yang jika dibiarkan bisa membuat perkawinan bubar.

Salah satunya kedua pasangan tidak mau mencoba hal baru

Harus disadari, setiap orang tentu ingin mencoba hal baru agar tak terjebak dalam rutinitas yang membuat jenuh.

Demikian pula halnya dengan seks. Hubungan seks yang monoton dan mudah ditebak bisa mengurangi gairah dan rasa bosan.

Munculnya kebosanan dalam hubungan seksual, jika berlangsung dalam waktu yang panjang dapat memberi dampak pada kepuasan seks.

Komunikasikan dengan pasangan mengenai harapan dan keinginan dalam hubungan seks.

Selain itu adalah masalah selingkuh

Fakta menunjukkan, perselingkuhan adalah alasan utama banyak pasangan bercerai.

Pilihan untuk mempertahankan dan memaafkan pasangan, atau memilih berpisah ada di tangan Anda.

Jangan hanya memikirkan logika, tapi juga perasaan Anda.

Apakah Anda termasuk pasangan yang jarang bercinta?

Tak sedikit pasangan suami istri yang hubungan seksnya bisa dihidung dengan jari dalam setahun.

Jarang bermesraan dan berhubungan seks harus diakui bisa menimbulkan rasa kekosongan dalam diri.

Ada kebutuhan yang tidak terpenuhi dan harapan yang tidak tercapai. Hubungan suami istri pun menjadi renggang.

Bukan sedikit pasangan suami istri yang mengalami kebuntuan komunikasi seksual

Jika suami istri bisa mengomunikasikan masalah seksualnya, biasanya keduanya tidak menghadapi kesulitan berarti ketika mengomunikasikan masalah rumah tangga lainnya.

Meski awalnya terasa sulit, kedua belah pihak harus mau membuka diri untuk mendengar dan menanggapi kebutuhan dan harapan pasangannya dalam hal seksual.

Perlu pula Anda ketahui, berdasarkan penelitian terbaru, wanita paruh baya menikmati seks lebih baik kendati terdapat sejumlah perubahan fisik yang menyebabkan penurunan fungsi seksual.

Periset dalam penelitian itu mengatakan, wanita paruh baya beradaptasi dengan baik terhadap perubahan itu.

Kendati mereka berhubungan seks lebih jarang, wanita-wanita itu menemukan kepuasan yang justru meningkat seiring pertambahan waktu.

Wanita matang justru lebih percaya diri, memiliki kemampuan komunikasi lebih baik dan punya kemampuan lebih baik membujuk pasangannya mengonsumsi obat anti disfungsi ereksi.

Profesor Holly Thomas dari Pittsburgh University mengatakan,”Penemuan yang paling mencerahkan dari penelitian ini adalah banyak wanita yang berhasil beradaptasi terhadap perubahan negatif dengan mengubah ekspektasi terhadap aktivitas seksual.”

“Mereka menempatkan aspek emosional dan keintiman daripada sekedar seks atau beradaptasi terhadap aktivitas seks itu sendiri,” jelasnya.

Peneliti dengan penemuan yang akan dipresentasikan di pertemuan tahunan North American Menopause Society di Orlando bulan depan itu mencatat ada banyak studi kuantitatif mengenai penurunan fungsi seksual di kalangan wanita paruh baya.

Mereka lantas memutuskan melakukan studi kualitatif yang terdiri dari wawancara tiga kelompok fokus.

Wanita cenderung menunjuk perselisihan dalam sebuah relasi dan masalah disfungsi seksual atau kesehatan pada pasangan, sebagai alasan mengapa berhubungan seks lebih jarang .

Beberapa wanita mengatakan, libido mereka lebih tinggi dibandingkan pasangan mereka.

Wanita-wanita yang melaporkan menikmati seks lebih baik melaporkan menggunakan sejumlah teknik seperti pelumas vagina, pemanasan lebih panjang dan menggunakan beragam jenis seks dibanding hubungan penetrasi.

Mereka juga cenderung mencoba posisi seks berbeda, lebih sering masturbasi dan mendorong pasangan menjalani pengobatan disfungsi ereksi.

Dr JoAnn Pinkerton, direktur eksekutif perkumpulan itu mengatakan,”Penyedia layanan kesehatan perlu membuat dialog jujur dengan pasien wanita paruh baya untuk mengevaluasi sepenuhnya perubahan fungsi seksual dan siap mengeksplorasi faktor psikososial dan interpersonal juga perubahan fisik agar efektif memberikan pengobatan yang tepat.”

Desa Acciaroli di Italia khususnya memperoleh perhatian khusus dari ilmuwan, karena di desa itu terdapat banyak orang, satu di antara sepuluh yang hidup lebih dari seratus tahun. Seks mungkin bagian dari alasan panjang usia itu.

Dr Alan Maisel, ahli jantung dari University of California San Diego mengatakan,”Aktivitas seksual di kalangan lanjut usia tampaknya makin menjadi. Mungkin panjang usia berhubungan dengan itu.”

Penemuan ini juga senada dengan sebelumnya yang menemukan pengendara mobil lanjut usia tak secara bermakna lebih berbahaya dibanding pengguna jalan yang lain.

Kendati terjadi penurunan waktu reaksi dan perubahan fisik lain, pengendara lanjut usia cenderung beradaptasi dengan menyetir lebih berhati-hati.

Exit mobile version