Site icon nuga.co

Jangan Seruput Teh Berlebihan

Hati-hati menyeruput teh berlebihan. Teh tetap sebagai minuman sehat, menghangatkan tubuh dan bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit, seperti mencegah penyakit jantung, kalau di asup dengan teratur dan terukur. Artinya, minum teh tetap diperlukan sesuai dengan kebutuhan.

Meminum teh terukur dan teratur sudah menjadi rutinitas sejak berabad-abad lalu di masyarakat timur. Kultur minum teh, kini, tidak hanya menjadi milik masyarakat timur tapi juga sudah mengglobal hingga masyarakat barat.

Di Jepang, China Korea, Jepang dan India minum teh sudah menjadi tradisi sakral. Tradisi yang membentuk status sosial masyarakat. Di India, misalnya, kita mengenal teh dari daratan tinggi Assam yang terkenal dengan tradisi minum tehnya.

Menurut penelitian teh tidak hanya berkhasiat untuk menghangatkan tubuh, mencegah penyakit jantung, bahkan juga menghindar orang dari penyakit kanker kalau rutin meminumnya sejak muda. Tapi menyeruput teh yang berlebihan akan beresiko mendatangkan penyakit.

Sebuah penelitian baru yang dimuat di New England Journal of Medicine, mengungkapkan tentang seorang wanita berusia 47 tahun asal negara bagian Michigan, Amerika Serikat, yang menderita penyakit tulang karena meminum satu teko teh setiap harinya selama 17 tahun.

“Dari hasil pemeriksaan X-ray terlihat sebuah bagian yang sangat padat pada sumsum tulang belakang dan klasifikasi ligamen pada lengan wanita tersebut,” kata peneliti yang juga dokter spesialis endokrinolog, tulang, dan metabolisme mineral, Sudhaker D Rao, di Rumah Sakit Henry Ford.

Para peneliti menduga wanita tersebut terserang skeletal fluorosis yakni penyakit tulang yang diakibatkan konsumsi fluorida –mineral yang terkandung di dalam teh dan air mineral secara berlebihan. Dari hasil pemeriksaan darah terlihat bahwa kadar fluorida yang terkandung dalam darah pasien empat kali lipat lebih tinggi dari batas normal.

Skeletal fluorosis merupakan endemik di suatu kawasan dengan tingkat kandungan fluorida yang secara alamiah tinggi. Wilayah tersebut meliputi India dan Cina, akan tetapi jarang kasus ini ditemukan di Eropa dan AS. Fluorida biasanya digunakan untuk mencegah gigi berlubang, namun tetap dalam kadar yang aman, dan tidak sampai menyebabkan fluorosis.

Jika fluorida masuk ke dalam tubuh dalam jumlah yang berlebih, maka ginjal akan menghilangkan zat tersebut dari dalam tubuh. Namun, jika dikonsumsi terlalu banyak secara terus-menerus dalam kurun waktu yang panjang, maka fluorida akan membentuk deposit kristal pada tulang.

Sementara itu, penelitian yang lain berdampak postif orang berusia dini yang rutin meminum teh. Ternyata rajin menyeruput sejak muda dapat memperkecil risiko terkena penyakit kanker ovarium. Begitulah hasil riset yang dipublikasi pada jurnal Cancer Epidemiology dan didukung oleh Tea Advisory Panel.

Riset tesebut melibatkan 1.000 orang wanita dengan usia rata-rata 59 tahun, setengahnya telah didiagnosa terkena kanker ovarium, sedangkan setengah lainnya tidak. Para wanita ini ditanyai tentang kebiasaan meminum teh, seberapa sering, jenis teh yang mereka minum serta kapan mereka memulai kebiasaan minum teh. Di antara orang yang memiliki kebiasaan minum teh pada dua kelompok itu, mereka yang tak memiliki penyakit memiliki kebiasaan minum teh lebih lama dan jumlah per hari lebih banyak daripada yang lain.

Para peneliti dari Sekolah Kesehatan Masyarakat, Curtin University di Perth, melakukan penelitian terhadap 1000 orang relawan wanita di Cina Selatan. Dari kedua kelompok itu, 79 persen perempuan yang tidak terkena kanker memiliki kebiasaan minum teh. Dibandingkan dengan yang terkena penyakit hanya 51 persen.

Senyawa dalam teh yaitu flavonoid, menurut mereka memiliki kemampuan dalam melawan penyakit. Secara khusus, flavonoid ditemukan di dalam teh hitam. Penelitian sebelumnya menyatakan, penambahan susu ke dalam teh tidak melemahkan kemampuannya dalam mencegah risiko kanker.

Dr. Andy Lee, salah satu anggota tim peneliti mengatakan, “teh adalah minuman yang aman dan murah. Wanita sebaiknya meminum banyak teh karena sangat bermanfaat dalam mencegah penyakit yang umum tetapi mematikan ini.”

Dr. Catehrine Hood, dari Tea Advisory Panel, menyatakan bahwa hasil dari riset telah menunjukkan flavonoid memiliki manfaat sebagai antioksidan dan antiinflamasi dan mengurangi pertumbuhan dari sel tubuh. “Hasil penelitian ini menambah bukti adanya keterkaitan konsumsi teh dengan pengurangan risiko dari kanker ovarium,” tutur Hood.

Studi ini menunjukkan, minum secangkir teh sesekali “belum cukup” untuk membantu mengurangi risiko. Manfaatnya akan terasa bila teh sudah menjadi kebiasaan jangka panjang. dan minum empat atau lebih cangkir teh sehari. Hal ini dibuktikan hampir sebanyak 40 persen dari wanita yang tidak terkena penyakit meminum empat atau lebih cangkir sehari dibandingkan dengan 22 persen dari kelompok lainnya.

Kebiasaan minum teh lebih lama juga berpengaruh terhadap pengurangan risiko terkena kanker. Wanita yang tidak terkena penyakit rata-rata memiliki kebiasaan minum teh rata-rata selama 22,7 tahun, sedangkan yang terdiagnosis kanker hanya 18,3 tahun.

Exit mobile version