Site icon nuga.co

Hai Wanita! Orgasme Itu Urusan Anda

Orgasme itu tanggungjawab lelaki?

Laman situs “prevention” langsung menjawabnya “tidak.” Tanggungjawab orgasme itu milik wanita.

Lantas bagaimana kalau wanita kesulitan mencapai orgasme?

Dijawab “prevention” bahwa lelaki memiliki tugas untuk “mengantarkan” wanita untuk meraihnya.

“Prevention” menuurunkan laporan tentang orgasme ini terkait banyaknya perempuan menyalahkan pasangannya karena tak mampu memberikan kepuasan seksual.

Akibatnya, pasangan pun menjadi stres bukan hanya karena masalah ketidakpuasan seksual namun karena suasana menjadi tak nyaman.
Selama bercinta dengan suami, apakah momen intim tersebut senantiasa memberikan orgasme yang Anda butuhkan?

Sebab, sudah bukan rahasia lagi bahwa tak banyak wanita yang mengaku mereka selalu raih orgasme saat bercinta dengan suami.

Menurut data statistik Planned Parenthood mengatakan bahwa satu dari tiga wanita mengalami kesulitan untuk mencapai tahap klimaks bercinta.

Lalu, data yang sama juga menuliskan bahwa rata-rata 80 persen wanita mengaku tidak mendapatkan orgasme dari penetrasi seksual.

Menurut Dr Emily Morse, Sex and Relationship Expert, mengatakan bahwa gagal orgasme ini tak melulu disebabkan oleh teknik sex dan waktu bercinta.

“Harus dan wajib meraih orgasme adalah pikiran yang akan menjebak wanita saat bercinta,” ujar Dr Morse.
Banyak wanita yang acap kali menyalahkan pria karena momen bercinta yang hambar dan monoton.

Padahal, faktor yang menggagalkan pencapaian klimaks, kata Dr Morse, ada pada beban dalam pikiran wanita itu sendiri.

Salah satu kesalahan lainnya yang dibuat wanita adalah menyerahkan tanggung jawab meraih orgasme ini pada suami masing-masing. Tentunya hal ini keliru.

Pasalnya, menurut Dr Morse, cara terbaik merasakan orgasme adalah Anda yang menciptakannya sendiri.
Sebab, Andalah yang paling mengerti mengenai tubuh sendiri dan bagian mana yang paling cepat terangsang saat bercinta.

“Kebanyakan pria sama sekali tidak tahu tentang bagian tubuh wanita yang mudah terstimulasi dengan sentuhan atau ciuman,” ujar Dr Morse.

Berdasarkan kenyataan ini, Dr Morse menyarankan para wanita harus menjadi “master” dari tubuhnya, Anda harus tahu bagaimana menyentuh bagian tubuh yang tepat, Anda harus tahu apa yang Anda suka, dan Anda harus tahu gerakan seperti apa yang membuat Anda bergairah.

“Selanjutnya, sampaikan hal-hal soal tubuh Anda itu pada suami,” imbuhnya.

Aktivitas bercinta adalah sebuah kerjasama terbaik antara suami dan istri.

Dr Morse mengingatkan bahwa seks bukan sekadar aktvitas seksual untuk kepuasan diri sendiri. Sebab, Anda bisa membuatnya menjadi alat komunikasi yang seru dan menyenangkan dengan suami.

Terapis seks Melissa Fritchle juga mengatakan persoalan orgasme bukan menjadi tanggung jawab salah satu pihak saja.

Jika ini yang terjadi, pasangan saling melemparkan tanggung jawab, yang muncul kemudian adalah stres.

“Seks membutuhkan kolaborasi, pasangan harus berkomunikasi secara terbuka tentang apa yang disukai dan tidak, bukan melemparkan tanggung jawab untuk mewujudkan orgasme pada salah satu pihak,” ungkapnya.

Stres saat tak mencapai orgasme wajar saja terjadi, namun jangan biarkan kondisi ini memengaruhi kualitas seks dan hubungan.

Perempuan harus mengungkapkan apa yang diinginkan, komunikasikan kebutuhan Anda dalam hubungan seksual.

Sementara itu, pria juga perlu turut andil membantu pasangannya mencapai orgasme. Fritchle mengatakan yang bisa pria lakukan di antaranya: tunjukkan ketertarikan kepada pasangan, berikan perhatian verbal dan non verbal.

Pria juga perlu memberikan waktu bagi perempuan untuk melakukan pemanasan saat bercinta. Satu hal yang juga penting pria lakukan agar pasangannya bisa meraih orgasme, saat bercinta jangan hanya fokus pada penetrasi.

Nikmati momen bercinta dengan juga berkomunikasi. Sampaikan apa yang menjadi fantasi Anda dan dia. Satu lagi bantuan yang bisa pria berikan adalah, ajak pasangan aktif mengungkapkan apa yang diinginkannya. Untuk bisa melakukan ini dibutuhkan perhatian tulus dari pria.

Kaum wanita mungkin sudah paham dan mengerti bagaimana membuat suami mereka bergairah, tetapi bagaimana dengan para suami? Benarkah bahwa urusan orgasme wanita merupakan tanggung jawab pria?

Menurut penelitian di Western University, Ontario, pria akan merasa kecewa dan terluka ketika tahu pasangannya harus memalsukan orgasme demi kebahagiaan bersama.

Sebab, pada dasarnya, seorang pria sejati secara alamiah memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan wanita, baik secara lahir maupun batin. Salah satunya adalah kenikmatan seksual!

Melihat wanita menikmati sesi panas saat bercinta memberikan kebahagiaan tersendiri untuk pria. Apalagi jika menyaksikan ekspresi dan mendengarkan lenguhan seksi wanita saat mencapai tahap klimaks. Bagi pria hal yang demikian merupakan pengalaman yang tidak terbayarkan.

Untuk membuktikan hal tersebut, sejumlah peneliti mempelajari perilaku seks empat puluh lima responden yang terdiri dari pria dan wanita.

Mereka diharuskan menjawab serangkaian pertanyaan aktivitas seks dan orgasme. Salah satu fakta yang berhasil ditemukan adalah seluruh responden sepakat bahwa orgasme merupakan kunci bagi pria dalam menikmati seks.

Dibandingkan dengan wanita, kaum pria menganggap orgasme sebagai fase paling penting dan wajib terpenuhi.

“Pria merasa memiliki tanggung jawab untuk membuat wanita merasakan orgasme saat bercinta. Ketika wanita gagal mencapai orgasme, kekecewaan yang dirasakan pria jauh lebih besar dibandingkan wanita. Sebab, hal tersebut akan membuat pria mempertanyakan kepiawaian seksualnya,” jelas Claire Salisbury, MSc., salah satu peneliti dan penulis hasil studi, seperti dikutip dari Prevention.

Studi yang menyasar perilaku seksual pasangan suami istri berusia muda ini, juga menguak fakta bahwa telah terjadi pergeseran pandangan mengenai orgasme.

Pasutri zaman sekarang, terutama wanita, tidak memandang orgasme sebagai tujuan bercinta. Namun, pihak suami masih memandang perlu dan wajib mencapai klimaks bersama-sama.

Exit mobile version