Site icon nuga.co

Depresi? Obatnya Bisa dengan Olahraga

Tahukah anda, depresi atau kecemasan berlebih ternyata termasuk dalam penyakit yang sangat banyak diidap oleh manusia.

Setidaknya, empat puluh juta orang dewasa mengalami depresi dimana penyebab utamanya justru berasal dari hal-hal sehari-hari yang kerap kita sepelekan begitu saja.

Yang menjadi masalah adalah, depresi yang dibiarkan begitu saja bisa berimbas buruk bagi kesehatan fisik. Lantas, adakah cara yang efektif untuk mengatasi depresi?

Pakar kesehatan menyebutkan jika obat dari depresi ternyata bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari kita.

Dengan melakukan olahraga secara rutin, depresi ternyata bisa diredakan dengan efektif.

Beberapa penderita depresi bahkan mengakui jika masalah depresinya jauh lebih efektif diredakan oleh aktifitas fisik alih-alih dari obat-obatan. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Dengan melakukan latihan tubuh, tubuh akan membuat kadar endorphin, dopamin, hingga nerodrenalina meningkat dengan signifikan.

Hormon-hormon inilah yang memiliki peran besar dalam membuat depresi menjadi reda mengingat hormon-hormon tersebut dikenal luas sebagai hormon bahagia.

Secara logika, jika kita semakin rutin berolahraga, maka hormon-hormon tersebut akan meningkat dan pada akhirnya membuat suasana hati menjadi jauh lebih tenang.

Dengan berolahraga pula, maka jumlah hormon kortisol, semacam hormon yang bertanggung jawab akan timbulnya stress apda otak, akan berkurang dengan signifikan.

Adanya hormon-hormon berbahagia ini juga bisa memperbaiki kualitas tidur seseorang penderita depresi yang tentu juga berimbas pada mood yang jauh lebih baik.

Pakar kesehatan sendiri menyebutkan jika penderita depresi tidak perlu harus berolahraga yang berat atau dalam waktu yang lama demi membuat depresinya mereda.

Berjalan kaki santai selama sepuluh menit dengan rutin setiap hari juga sudah bisa meringankan depresi meskipun ada baiknya penderita depresi mulai meningkatkan intensitas olahraganya layaknya berlari santai, bermain tenis, atau bahkan melakukan olahraga sepakbola bersama kawan-kawan sekitar.

Aktifitas ini akan bisa meredakan depresi dengan sangat efektif sehingga penderitanya pun akan bisa kembali menikmati hidupnya.

“Pendapat lama yang menyatakan kalau kesehatan tubuh dan kesehatan mental tidak saling terhubung sudah tak relevan lagi,” kata Ben Michaelis PhD, seorang psikolog klinis evolusioner dan penulis buku Your Next Big Thing: 10 Small Steps to Get Moving and Get Happy.

“Tubuh adalah pikiran dan pikiran adalah tubuh. Ketika Anda mengurus tubuh dengan baik, maka semua sistem yang Anda miliki, termasuk pikiran, akan terpelihara dengan baik pula.

” Tak perlu dikatakan lagi, untuk depresi berat, konsultasi dengan dokter sangat perlu dilakukan, kata Michaelis. Tapi, tidak ada salahnya mulai menyelipkan jadwal olahraga dalam rutinitas Anda.

Penelitian menunjukkan, bahwa olahraga bisa membantu meringankan gejala depresi atau kecemasan. Berikut olahraga terbaik untuk mengurangi rasa cemas dan depresi

Berjalan adalah salah satu olahraga terbaik untuk kesehatan Anda. Mulai dari membakar kalori, mengurangi keinginan makanan, dan menurunkan risiko penyakit jantung.

Berjalan selama lima menit sehari bahkan bisa membantu Anda hidup lebih lama, menurut penelitian.

“Selain itu, olahraga juga mampu meningkatkan mood dalam berbagai cara,” kata Michaelis. “Seperti neurotransmiter serotonin dan norepinefrin, baik selama dan setelah berolahraga, yang menimbulkan rasa bahagia,” ia menjelaskan.

Dalam studi yang diterbitkan dalam Journal of Psychiatry & Neuroscience, peneliti menemukan bukti bahwa olahraga dapat bekerja mirip dengan antidepresan, mengurangi gangguan depresi mayor dengan mempromosikan pertumbuhan neuron baru di otak.

Untuk memaksimalkan manfaat kesehatan mental, pertimbangkan untuk pergi ke alam. “Alam memiliki efek menenangkan pikiran,” kata Michaelis.

“Ada bukti bahwa berada sekitar tanaman dan pohon dapat membantu mengurangi kecemasan karena tanaman memancarkan bahan kimia untuk memperlambat proses pembusukan mereka, yang tampaknya memperlambat kita juga.

” Dalam sebuah studi  yang diterbitkan dalam Environmental Health and Preventive Medicine, peneliti Jepang mengirim peserta ke daerah berhutan maupun perkotaan. Mereka menemukan, bahwa peserta yang telah menjalani dua puluh menit “mandi hutan” alias berjalan di hutan, memiliki kadar hormon stres yang lebih rendah ketimbang peserta yang berada di kota.

Dalam sebuah penelitian kecil  diterbitkan dalam Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, semua peserta studi yang telah mengambil kelas yoga mengalami pengurangan depresi, kemarahan, kecemasan, dan gejala neurotik yang signifikan.

Sehingga, temuan tersebut membuat peneliti merekomendasikan yoga sebagai pengobatan komplementer untuk depresi.

“Hal yang hebat tentang yoga adalah bahwa selain penguatan inti otot, ada fokus yang luar biasa pada pernapasan, yang membantu untuk memperlambat dan menenangkan pikiran,” kata Michaelis.

Para ahli percaya, bahwa fokus yoga pada nafas sangat bermanfaat untuk kesehatan mental Anda. Karena akan sulit untuk menjadi cemas, ketika Anda bernapas dalam-dalam.

Untuk merasakan keuntungan dari manfaat pernapasan, Michaelis menyarankan Anda untuk mencoba trik yoga yang dipopulerkan oleh Andrew Weil, MD, yang disebut teknik pernapasan

Exit mobile version