Site icon nuga.co

Cari Pasangan? Coba dari Aroma Tubuh

Anda pernah membaca laman situs “smell dating?”

Itu, sebuah situs kencan yang tidak biasa.

Situs ini berasal dari gagasan Tega Brain, seniman dan guru di sekolah bahasa komputer, serta Sam Lavigne, editor dan peneliti di New York University.

Dalam edisi terbarunya, Selasa, 05 April 2016, “smell datingl” membuat pertanyaan unik tentang kategori utama Anda cari dari pasangan.

Tubuh tinggi, wajah rupawan atau kecocokan karakter?

Itu sih “kuno.”

Yang uniknya situs kencan unik bermarkas di New York, Amerika Serikat, ini menempatkan kategori yang tak biasa seseorang mencari pasangan.

Dan apa itu!!

Aroma tubuh.

Dengan sedikit berpromosi, situs kencan ini mengklaim sebagai satu-satunya yang mengandalkan aroma tubuh sebagai daya tarik seseorang.

Mereka akan mencari kecocokan pasangan melalui reaksi satu sama lain saat mencium aroma tubuh calon pasangan.

Melansir laman Oddity Central, situs kencan ini mendasarkan pendapatnya ini pada ilmu feromon, yang merupakan dasar ketertarikan dari setiap spesies pada lawan jenis, termasuk manusia.

Brain. Sang pengelola situs menyatakan,“Tidak seperti penglihatan dan pendengaran, aroma langsung berhubungan dengan emosi dan memori sebelum diterjemahkan menjadi bahasa.”

Brain dan Lavigne percaya, dalam hubungan asmara, aroma tubuh pun berperan besar.
Seseorang akan terus mengingat dan merasa lebih dekat dengan mencium aroma tubuh yang tertinggal di pakaian pasangan.

Hingga saat ini, “smell dating” sudah menangani seratusan klien yang masing-masing membayar biaya pendaftaran.

Masing-masing klien dikirimi kaus berbahan khusus yang harus mereka kenakan selama tiga hari, tanpa mandi dan menggunakan deodoran.

Kaus itu lalu dikirimkan ke laboratorium perusahaan yang kemudian dibuat menjadi paket-paket kecil untuk dikirimkan pada calon pasangan potensial.

Satu paket berisi aroma tubuh dari sepuluh orang berbeda dan klien diminta memilih aroma yang paling mereka suka.

Jika klien dan calon pasangan menyukai aroma tubuh satu sama lain, maka mereka akan dipertemukan dan boleh bertukar informasi.

Layanan situs kencan ini memang unik, dan banyak lajang di New York yang tertarik mencoba.

Salah satunya alumni New York University, Jesse Donaldson, seorang anak muda trendy.

Dia berharap Smell Dating bisa membuatnya bertemu dengan pasangan idaman.

“Saya telah mencoba berbagai cara untuk mencari pasangan dari situs kencan konvensional hingga Tinder.”

“Tapi semua terasa instan dan tidak permanen, saya pikir Smell Dating bisa jadi alternatif untuk mereka yang ingin mencari pasangan yang langsung terkoneksi secara emosional,” sebut Donaldson kepada Reuters.

Brain sependapat dengan Donaldson, dia menyebut kebanyakan situs kencan mengandalkan foto profil dan keterangan tertulis yang bisa saja dipalsukan.

“Tapi dengan aroma tubuh, Anda tidak bisa memalsukan itu,” ujar Brain.

Kendati mengklaim sebagai situs kencan aroma tubuh yang pertama, Brain dan Lavigne bukanlah yang duluan mengajukan ide kencan olfaktori atau yang mengandalkan penciuman.

Beberapa tahun lalu, ada perusahaan bernama Pheromone Parties yang juga berusaha menjodohkan orang lewat aroma tubuh.

Selain n”smeel dating,” laman situs “ubergizmo” juga menulis tentang sepasang suami istri atau kekasih yang bisa berhubungan sangat erat lewat deteksi emosi masing-masing.

Mereka dapat saling mengenali emosi seperti ketakutan, kebahagiaan maupun gairah seksual pasangan hanya dari aroma tubuh.

Sebuah temuan Universitas Rice yang dimuat dalam Genius Beauty membuktikan, pasangan dengan hubungan erat secara naluriah bisa saling memahami perasaan masing-masing.

Penelitian yang dipimpin Psikolog Denise Chen ini mempelajari dua puluh pasangan heteroseksual yang menikah atau hidup bersama bersama selama satu hingga tujuh tahun.

Para peserta ditunjukkan video untuk menginduksi perasaan takut, kebahagiaan dan gairah seksual.

Di lengan mereka terdapat bantalan untuk mengumpulkan keringat.

Relawan kemudian mencium aroma keringat pasangan dan orang asing. Hampir dua pertiga pasangan mampu mendeteksi emosi pasangan dari aroma keringat.

Makin lama pasangan tinggal bersama, kemampuan mengidentifikasi emosi pasangan makin peka. Sedangkan akurasi identifikasi emosi orang asing hanya mencapai lima puluh persen.

Exit mobile version