Site icon nuga.co

Bos Galak, Hati-Hari Stres Psikologis

Bos Anda galak? Hati-hati dengan stress psikologis. Dan hati-hati pula pengaruhnya pada kesehatan. Stres psikologis dari pengaruh seorang bos yang galak, kurang adil, tidak konsisten, bahkan temperemantal, cenderung membuat karyawan lebih mudah depresi, dibanding dengan mempunyai bos atau atasannya bijaksana dan mudah diajak kerjasama.

Hasil penelitian ini menguatkan studi sebelumnya yang dimuat dalam “Journal of Organization Behavior.” Dalam studi itu ditemukan kaitan kuat antara lingkungan kerja yang tidak menyenangkan dengan stres psikologis, serta dapat memicu gejala depresi.

Kebahagiaan di tempat kerja ternyata lebih dipengaruhi oleh suasana kerja dibandingkan dengan pekerjaan itu sendiri.

Organisasi kerja yang tidak jelas serta tidak adanya arahan dari atasan akan membuat perasaan tidak berdaya. Hal tersebut bisa memicu perasaan depresi. Oleh karena itu, perusahaan yang ingin karyawannya bahagia dan sehat, harus menerapkan protokol pengambilan keputusan yang transparan, terstandar, dan mempertimbangkan kepentingan karyawan.

Meski Anda tidak berada pada posisi manajerial, tetapi Anda juga bisa mengupayakan agar suasana kerja lebih menyenangkan. Misalnya dengan mencari cara untuk bekerja sama dengan atasan dan jangan membuat segala sesuatu bersifat personal sehingga emosi mudah terpancing.

Walau pun secar personal Anda bisa menjaga harmonisasi dengan si bos, sebaiknya pula Anda tetap merahsiakan hal-hal yang personal dengannya.

Anda jangan “ember” menumpahkan rahasia personal kepadanya.

Tidak terkecuali bila atasan Anda memiliki karakter yang terbuka dan tinggi toleransi, tetapi ada beberapa hal yang tidak patut didiskusikan dengannya. Sebab, meskipun si bos menanggapinya dengan senyum, tetapi sudah pasti ia tak lagi bisa memercayai Anda.

Lalu, apa saja sih yang “haram” dibicarakan dengan si bos? Berikut “contekan” untuk Anda.

Pertama Anda jangan pernah meminta atasan atau si bos untuk memberikan pendapat bila Anda pindah kerja. Biasanya atasan tak akan senang mendengar rencana pengunduran diri karyawannya.

Apalagi jika untuk pindah ke perusahaan lain. Ada baiknya, hargai perasaan dan dedikasinya. Mengembangkan karier adalah hak Anda, tetapi tak perlu melibatkan atasan dalam hal ini.

Jangan pula ceritakan Anda punya bisnis sampingan yang sukses.Jika Anda memiliki pekerjaan sampingan (side job), misalnya membuka online shop, ada baiknya simpan ini untuk diri Anda sendiri.

Tak perlu gembar-gembor mengenai bisnis atau pekerjaan sampingan ini. Mengapa? Agar performa di kantor tak menurun, siasati dengan manajemen waktu yang tepat.

Yang lain lagi, rahasia persona yang harus digenggam, jangan ceritakan alasan Anda pindah dari kantor sebelumnya.Jangan pernah menjelek-jelekkan tempat Anda bekerja sebelumnya. Alasan apa pun yang menyebabkan Anda keluar dari kantor lama tak perlu diumbar.

Jika Anda membuka keburukan kantor lama, atasan tentu akan berpikir bahwa Anda pun akan melakukan hal yang sama jika keluar dari tempat kerja sekarang.

Ini yang terakhir rahasia persona Anda. Jangan ceritakan kasus asmara dan patah hati Anda kepada si bos.Ada kalanya patah hati terasa begitu berat, tetapi tetaplah bersikap profesional. Tak perlu terlalu mengumbar masalah pribadi kepada atasan.

Jika kondisi Anda sangat buruk saat patah hati, mengambil jatah cuti lebih baik daripada Anda tak bisa berhenti menangis di kantor.

Exit mobile version