Site icon nuga.co

Bokong Besar? Ya Sehat, J-Lo

The Hufington Post,” dalam edisi Minggu-nya menurunkan laporan menarik tentang “bokong besar” yang menjadi daya tarik para artis. Dalam laporan di rubrik “female”nya, “The Hufington Post,” menguak kembali tentang Jennifer Lopez dan Shakira sukses mengguncang blantika musik dunia, terjadi pergeseran interpretasi kecantikan seorang perempuan.

Pergeseran interpretasi itu yakni dari kurus kering menjadi figur tubuh yang sintal dan sehat, di Indonesia lebih dikenal dengan istilah bahenol!

Menurut studi yang dilansir oleh Huffington Post, ternyata tingkat kolesterol perempuan yang memiliki bokong besar cenderung lebih rendah dan stimulasi metabolisme gula mereka juga lebih tinggi.

Temuan tersebut dihasilkan dari penelitian terhadap 16.000 responden perempuan. Selain kesehatan, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa perempuan berbokong besar cenderung memiliki anak lebih pintar. Mengapa demikian? Sebab, asupan lemak omega-3 mereka tinggi, yang mana kandungan ini sangat baik untuk perkembangan otak janin.

Hasil penelitian yang dipublikasikan pada International Journal of Obesity University of Oxford pada tahun 2010 juga menyimpulkan bahwa perempuan dengan “bemper” besar memiliki risiko terkena penyakit kolesterol, diabetes, dan penyakit jantung lebih rendah.

Dengan begitu, bisa disimpulkan bahwa potensi Kim Kardashian berusia panjang lebih besar dibandingkan dengan Kate Moss.

Jadi, bagi Anda yang memiliki bokong bahenol, jangan minder dan menutup diri, yang harus Anda lakukan adalah merasa bangga. Sebab, bukan tidak mungkin lewat ukuran bokong yang seksi, kelak Anda akan melahirkan generasi penerus yang akan mengharumkan nama bangsa. Keren kan?

Kenapa Jennifer Lopez dan Kim Kardashian tak pernah minder dengan bokong besar mereka? Hm… mungkin karena mereka merasa lebih baik bokong mereka yang besar, dan bukan perut. Jika Anda memiliki bokong yang penuh, tirulah sikap mereka.

Soalnya, para peneliti di Oxford University mendapati bahwa simpanan lemak di bokong mampu mengurangi kadar kolesterol “buruk” (LDL), dan meningkatkan kadar kolesterol “baik” (HDL) yang mampu melindungi Anda dari pengerasan arteri. Tentu, hal ini jauh lebih baik ketimbang menyimpan lemak di perut.

“Lemak itu muncul dalam bentuk baik dan buruk. Lemak gluteofemoral yang disimpan di sekitar bokong akan bertindak sebagai penyangga, membersihkan peradangan lemak yang bisa memberikan efek berbahaya di tempat lain,” ujar Profesor Jimmy Bell, kepala metabolic and molecular imaging di Hammersmith Hospitals NHS Trust.

Bokong yang bulat dan penuh juga cenderung mengurangi risiko penyakit diabetes, demikian menurut hasil penelitian yang dimuat di International Journal of Obesity ini. Sebab lemak di area bokong akan memecah lebih lambat daripada bagian perut, sehingga memproduksi cytokine (senyawa kimia yang dikaitkan dengan diabetes, penyakit jantung, dan obesitas) peradangan lebih sedikit.

“Terlalu banyak membakar lemak dari bentuk lemak yang lebih sehat ini tidak baik untuk Anda,” tambahnya.

Nah, yang perlu diberantas sebenarnya lemak perut, karena efeknya terhadap kesehatan lebih berbahaya. Selain nggak enak dilihat, lemak perut juga memicu risiko penyakit jantung dan stroke.

Exit mobile version