Site icon nuga.co

Bicara Sendiri? Itu Tanda Anda Cerdas

Laman “livescience” hari ini, Rabu, 07 Februari, menulis tentang mereka yang bicara sendiri.

Fenomena ini, menurut “livescience” memberi isyarat bahwa mereka yang bicara sendiri itu pertanda cerdas

Cerdas?

Ya.  Mungkin banyak orang berpikir bicara sendiri atau self-talk terkait erat dengan gangguan jiwa seperti skizofrenia atau semacamnya.

Akibatnya, banyak orang merasa tidak nyaman berbicara dengan diri sendiri. Padahal,  hal tersebut tak sepenuhnya benar.

James McConnell, seorang ahli biologi dan ahli psikologi hewan Amerika, mengatakan bahwa berbicara sendiri sebenarnya sehat secara psikologis. Hal serupa juga diungkapkan oleh Jill Bolte Taylor, seorang ahli saraf.

Taylor dalam bukunya yang berjudul My Stroke of Insight menyebut bahwa berbicara kepada diri sendiri dengan keras dapat membuat pikiran lebih fokus. Bahkan, cara ini bisa disebut sebagai “alat yang hebat” (untuk membuat pikiran fokus).

Selain kedua ahli tersebut, para ahli lain juga punya pandangan serupa. Misalnya Gary Lupyan dan Daniel Swingley dalam laporannya di The Quarterly Journal of Experimental Psychology, menyebut bahwa berbicara dengan diri sendiri juga berfungsi sebagai pidato mandiri.

Cara ini juga disebut membuat kita lebih mudah untuk mendeteksi keberadaan benda yang dicari. Dengan mengutarakan nama benda secara keras membuat kita lebih mudah membayangkan bentuk benda tersebut dibandingkan hanya memikirkannya saja.

Fenomena ini disebut dengan hipotesis timbal balik.

Sayangnya, belum jelas bagaimana hipotesis timbal balik ini dapat diterapkan pada konsep kebahagiaan. Mungkinkah saat kita mengucapkan kebahagiaan pada diri sendiri membuatnya menjadi ada?

Ternyata hal ini bisa dibuktikan oleh penelitian dari University of California, Los Angeles. Penelitian tersebut menemukan bahwa siswa yang mengulangi penegasan (kalimat) positif menunjukkan tingkat hormon stres yang lebih rendah.

Sebuah penelitian lain yang dipublikasikan dalam Personality and Social Psychology Bulletin oleh tim peneliti dari Columbia, Berkeley, dan Google menyebut bahwa penegasan positif membantu orang yang berada di posisi terendah untuk menunjukkan sisi yang lebih baik.

Dalam tulisannya di PsychCentral yang berjudul “Talking to Yourself: A Sign of Sanity”, psikolog Linda Sapadin menyebut bahwa berbicara pada diri sendiri membuat kita memusatkan perhatian, mengendalikan emosi, dan mencegah gangguan.

Sapadin menyebut bahwa ini mungkin cara terbaik bagi beberapa orang untuk berorganisasi. Seperti orang yang membuat daftar tugas atau menggambar, mungkin bagi beberapa orang, pekerjaan lebih mudah jika dilakukan sambil mengucapkannya keras-keras.

Hal ini juga dijelaskan oleh Matt Duczeminski dalam bukunya 6 Benefits of Talking to Yourself (No, You’re Not Crazy). Duczeminski menyebut bahwa berbicara melalui pemikiran Anda membantu membedakan mana tugas besar dan kecil.

Sayangnya, tak semua self-talk bermanfaat. Salah satu contoh berbicara pada diri sendiri yang tak bermanfaat adalah membicarakan kegagalan.

“Pembicaraan diri seperti itu lebih buruk daripada tidak berbicara sama sekali,” ungkap Sapadin dikutip dari Psychology Today.

Hubungan antara self-talk negatif dengan depresi juga cukup kuat. Biasanya orang yang terlibat dalam pengalaman self-talk negatif mengalami stres dan kesehatan yang menurun, baik secara psikologis maupun fisik.

Pakar bahasa Steven Hayes mengibaratkan pikiran negatif seperti penumpang di jok belakang mobil yang sedang Anda kendarai. Anda mendengarnya berbicara, tapi fokus Anda seharusnya berada di depan tugas.

Untuk mengatasi self-talk negatif ini, kita bisa memberinya sebuah nama. Ini speerti yang dilakukan oleh Brene Brown, pengarang The Gifts of Imperfection and Daring Greatly.

Brown memberi nama kritikus batinnya The Gremlin. Dia menyebut hal ini membuat suara di kepalanya lebih ringan.

Bicara dengan diri sendiri sering dikaitkan dengan gangguan mental, terutama skizofrenia. Tapi sebenarnya, tidak selalu demikian. Bicara dengan diri sendiri bisa berarti Anda normal, sehat dan bahkan lebih cerdas dari orang lain.

Menurut para ahli, kebiasaan berbicara dengan diri sendiri atau self talk sudah ada sejak kita belajar bicara dan merupakan bagian dari proses belajar anak.

Bicara dengan diri sendiri, tidak melulu dalam bentuk dialog dengan suara sebab semua yang terlintas dalam otak, itu termasuk cara kita berbicara dengan diri sendiri.

Secara mental, bicara sendiri memberi banyak keuntungan dan menjaga mental kita tetap sehat. Para ahli menyetujui itu. Inilah keuntungan yang bisa Anda dapat dari proses bicara dengan diri sendiri.

Ketika Anda bicara dengan diri sendiri, otak terbantu untuk fokus pada apa yang sedang dikerjakan dan kapabilitas persepsi meningkat.

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh psikolog  Gary Lupyan dari University of Wisconsin-Madison dan Daniel Swingley dari University of Pennsylvania, ditemukan bahwa penggunaan clue verbal dapat menolong orang ketika mencari benda yang hilang karena otak menjadi fokus mengingat di mana benda itu disimpan.

Menggerutu karena lama menunggu adalah contoh dari berbicara dengan diri sendiri untuk menyalurkan emosi. Hanya saja, pastikan agar jangan sampai komunikasi dengan diri sendiri ini malah membuat kita semakin kesal.

Ketika Anda bicara dengan keras pada diri sendiri, ada sensor otak yang terbangun, yaitu bagian penyimpanan memori.

Dalam satu eksperimen ilmiah, relawan ditunjukkan dua puluh gambar yang berbeda dan diminta menunjuk gambar yang spesifik, misalnya pisang.

Lalu gambar ditutup. Setelah itu setengah dari mereka diminta menunjuk di mana letak gambar tertentu sambil bersuara keras. Setengah lainnya diminta melakukan hal yang sama tapi tidak boleh bersuara.

Hasilnya, relawan yang mencari letak gambar sambil bicara dengan bersuara kepada diri sendiri dapat menemukan gambar yang dimaksud

Persiapan adalah kunci sukses, termasuk ketika Anda harus rapat atau presentasi besok. Berbicara kepada diri sendiri akan membantu Anda berlatih bicara lancar di rapat. Persiapan yang tepat, membantu menghilangkan stres dan kecemasan Anda akan rapat esok hari.

Terutama jika Anda menggunakan kata ‘kamu’ kepada diri sendiri, misalnya ‘Kamu pasti bisa menang’.

Dr. Sanda Dolcos, peneliti dari University of Illinois di Urbana-Champaign mengatakan, “Bicara dengan diri sendiri menggunakan kata kamu  membuka pikiran seseorang terhadap perspektif yang lebih luas, seolah-olah ada orang lain yang ikut bicara menyemangati Anda.”

Exit mobile version