Site icon nuga.co

Menikahi “Berondong” Bisa Awet Muda

Menikahi berondong ternyata bukan hanya mitos untuk awet muda.

Sebuah penelitian di Jerman, seperti dikutip dari “Time of India,” Minggu 2015, menikahi pria muda atau sering disebut berondong bisa menjadi alternatif agar bisa awet muda.

Penelitian yang dilakukan di Max Planck Institute for Demographic Research di Jerman, menyimpulkan wanita yang memilih lelaki berondong untuk pasangannya cenderung lebih awet muda dan hidup lebih lama.

Sven Drefahl, pimpinan peneliti itu mengatakan, “Semakin jauh lebih muda rentang usia sang suami, maka semakin lama hidup sang istri kelak.”

Selain masa hidup lebih lama untuk sang istri, memiliki suami yang usianya jauh lebih muda, juga memiliki dampak psikologis dan sosial yang baik untuk kedua belah pihak.

“Dengan pasangan lebih muda, maka wanita akan lebih terjaga dan aman. Karena lelaki muda masih sigap dalam menjaga dan menyayangi pasangan,” tambah Sven.

Selain itu, satu lagi nilai plus dari menikahi si berondong, yakni kehidupan seks yang lebih hangat dan mesra. Ya, tentunya kehidupan seks adalah faktor yang menjadi pertimbangan, ketika seseorang memutuskan menikah.

Jika Anda memiliki pasangan lebih muda, maka kehidupan seks akan terasa lebih mesra dan bergairah, karena suami masih muda dan memiliki samina tahan lama.

Berlainan dengan penelitian di Jerman, sebuah penelitian lainnya yang dilakukan terhadap lebih dari dua juta pasangan di Denmark menunjukkan wanita yang menikahi “pria berondong” cenderung berumur lebih pendek.

Bagaimana jika menikah dengan pria yang usianya terpaut lebih tua?

Sama saja ternyata meski relatif tidak seburuk bila menikahi pria muda.

Bagaimana hal itu bisa terjadi memang masih belum jelas. Namun, para peneliti menduga hal itu berkaitan dengan tekanan dari lingkungan sosial.

“Menikahi pria terlalu muda mungkin belum diterima secara umum sehingga banyak istri yang merasa tertekan oleh sanksi sosial,” kata Sven Drefahl dari Max Planck Institute for Demographic Research.

Menurut Drefahl, pasangan yang mendapat stigma dari masyarakat cenderung kurang mendapat dukungan sosial sehingga menyebabkan pasangan tersebut lebih stres dan berakibat buruk bagi kesehatannya.

Nyatanya, hanya segelintir perempuan yang jatuh cinta kepada pria-pria muda usia ini. Mereka mayoritas menyukai pria yang usianya tak jauh beda.

Berbeda dengan kaum hawa, ternyata pria yang menikahi wanita berusia muda justru lebih sehat dan panjang umur. Penelitian menunjukkan, pria yang menikahi wanita berusia lebih muda risikonya untuk meninggal lebih cepat.

Istri yang lebih muda secara sosial dan psikologis lebih menguntungkan bagi para pria. Selain itu, perbedaan usia akan membantu pria untuk lebih menjaga kondisi kesehatannya.

Berbagai literatur menegaskan, secara umum kehidupan perkawinan lebih menguntungkan bagi kesehatan. Orang yang menikah diyakini lebih panjang umur dibandingkan dengan yang memilih melajang.

Memang semua teori di atas tidak terjadi pada semua pasangan yang menikah. Kehidupan perkawinan yang dilimpahi cinta, rasa tulus, saling percaya, dan nyaman tentu berdampak positif

Bukan soal perbedaan pola pikir seperti yang banyak dikhawatirkan, melainkan justru tekanan sosial dari lingkungan yang memicu stres tersebut.

Dikutip dari Sciencedaily, masyarakat cenderung menganggap wanita seharusnya menikah dengan pria sebaya atau yang lebih tua. Ketidaksesuaian dengan norma tersebut akan memicu perasaan bersalah, sehingga hidupnya tidak bahagia.

Kondisi semacam ini memberikan dampak kurang baik bagi wanita yang menikahi berondong alias daun muda. Sudah pasti jika seseorang tidak bahagia maka kesehatannya menurun, dan ujung-ujungnya tidak akan panjang umur.

Sebaliknya, pria yang punya istri lebih muda harapan hidupnya bertambah panjang.

“Pilihan terbaik bagi wanita adalah menikahi pria sebaya. Sebab makin muda usia suaminya, harapan hidup makin rendah,” ungkap Sven Drefahl, ilmuwan dari Max Planck Institute yang melakukan penelitian tersebut.

Exit mobile version