Site icon nuga.co

“Loyo – Layu”

Anda kalah “perang” sebelum mengakhiri “pertempuran” dengan pasangan? Atau loyo sebelum mengakhiri “permainan” ranjang?

Kalau itu terjadi, yang dalam bahasa kerennya, gangguan ereksi, jangan lantas menyelesaikannya dengan obat-obatan disfungsi ereksi.

Pertanda itu kemungkinan Anda menderita diabetes.

Sejak lama dokter telah mengetahui bahwa gangguan ereksi atau awam menyebutnya impotensi di usia pertengahan bisa menjadi indikator penyakit kardiovaskular.

Menurut analisa terbaru, pria yang menderita gangguan ereksi juga beresiko besar mengalami diabetes yang tidak terdiagnosis.

Penyakit diabetes sendiri juga merupakan faktor risiko penyakit jantung.

Kesimpulan tersebut dihasilkan para peneliti setelah menganalisa data pria yang berpartisipasi dalam National Health and Nutrition Examination Survey antara tahun 2001-2004.

Ditemukan bahwa diantara pria berusia pertengahan yang mengatakan mereka “tidak pernah” atau hanya “kadang-kadang” bisa mempertahankan ereksinya, sekitar satu dari sepuluh menderita diabetes tipe 2 yang belum terdiagnosis.

Sebagai perbandingan, pada pria yang tanpa masalah ereksi, angkanya sekitar satu dari lima puluh.

Meski para peneliti menemukan kaitan antara disfungsi ereksi dan hipertensi yang tidak terdiagnosis, namun hal itu dianggap tidak signifikan. Selain itu pria dengan disfungsi ereksi juga tidak beresiko mengalami kolesterol tinggi.

Para ahli menyimpulkan, disfungsi ereksi adalah masalah medis, bukan hanya soal gaya hidup. Oleh karena itu sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter dan melakukan tes kesehatan.

Disfungsi ereksi atau biasa disebut impotensi sering menjadi salah satu masalah yang ditakuti pria ketika melakukan hubungan seksual.

Disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan penis seorang pria untuk mencapai dan mempertahankan kondisi ereksi.

Disfungsi ereksi terjadi ketika aliran darah ke penis tidak maksimal. Banyak faktor penyebab disfungsi ereksi baik dari segi kesehatan fisik maupun psikologis.

Selain karena bertambahnya usia, paling banyak karena masalah hormonal.

Bisa juga disebabkan oleh orang yang memiliki penyakit kronis seperti kencing manis dan darah tinggi. Kemudian masalah persyarafan, misalnya pernah kecelakaan di bagian tulang pungung atau pernah operasi di daerah panggul.

Penyebab lain yang juga bisa menyebabkan disfungsi ereksi yaitu, gaya hidup yang tidak sehat. Gaya hidup tidak sehat diantaranya merokok, minum alkohol, menggunakan narkoba, hingga kurang berolahraga.

Gaya hidup enggak mau bergerak bisa menyebakan disfungsi ereksi. Kalau enggak mau olahraga, akhirnya yang ‘di bawah’ enggak mau kerja juga.

Dampak disfungsi ereksi, tak jarang menyebabkan pria menjadi stres maupun depresi. Pria yang mengalami disfungsi ereksi juga akan mengurangi tingkat kepuasan seksual sang istri.

Kesehatan seksual penting untuk diperhatikan karena bisa memengaruhi keharmonisan rumah tangga. Penting juga memahami tingkat kepuasan seksual masing-masing pasangan, karena kepuasan seksual dapat memengaruhi kualitas hidup dalam aktifitas sehari-hari.

Banyak faktor penyebab disfungsi ereksi baik dari segi kesehatan fisik maupun psikologis.

Selain karena bertambahnya usia, paling banyak karena masalah hormonal bisa juga disebabkan oleh orang yang memiliki penyakit kronis seperti kencing manis dan darah tinggi.

Exit mobile version