Site icon nuga.co

Awas! Bahaya Oral Seks Mengintai

Meski bisa memberikan manfaat dalam hubungan seksual Anda dan pasangan, mulai dari memuaskan pasangan, meningkatkan keintiman atau membantu mencapai klimaks, tapi ada sisi buruk dari oral seks.

Dilansir laman Times of India, oral seks bisa menyebabkan berbagai penyakit yang ditularkan dari hubungan seksual, seperti klamidia, herpes, dan huma papillomavirus atau HPV.

Dan ingat, HPV merupakan penyebab kanker.

Ada beberapa jenis rangkaian HPV yang bisa menyebabkan infeksi, mudahnya ada lebih dari 40. Beberapa di antaranya menyebabkan kanker.

Jika Anda terinfeksi dari satu jenis viurs ini, maka peluang Anda terkena kanker tenggorokan bisa meningkat hingga lima puluh lima kali.

Sebuah studi dari Chemical Research in Toxicology menyimpulkan, bahwa  pasien yang menderita kanker oropfaring, memiliki HPV.

Jumlah pasiennya pun meningkat tiga kali lipat kanker tenggorokan

Kanker tenggorokan atau kanker orofaring, berbeda dengan kanker mulut, karena mempengaruhi area tenggorokan, termasuk amandel, dasar atau belakang tenggorokan.

Ini berbeda dengan kanker mulut yang mengenai bibir, gusi, pipi, atau dinding mulut Anda.

Para ahli mengatakan, bahwa jika Anda sudah aktif secara seksual, peluang Anda bersentuhan dengan HPV setidaknya terjadi sekali seumur hidup.

Namun, ini tidak berarti langsung terjadi kanker. Seperti disebutkan sebelumnya, tidak semua jenis HPV menyebabkan kanker.

Dari empat puluh  jenis yang bisa menyebabkan infeksi, beberapa jenis cukup buruk, dikenal sebagai risiko tinggi.

Kanker tenggorokan karena HPV bisa menyebar tidak hanya lewat oral seks tapi juga lewat ciuman dengan mulut.

Jika Anda memiliki satu jenis HPV, Anda bisa menularkannya kepada pasangan jika Anda melakukan oral seks

Selain itu masalah vagina juga ditulis oleh “time of india.”

Selama ini, sudah menjadi asumsi banyak orang bahwa berhubungan seksual dapat membuat vagina, atau organ intim wanita menjadi longgar. Padahal, faktanya justru sangat berbeda.

Dilansir dari laman terkenal itu, hubungan seksual tidak membuat organ intim wanita menjadi longgar.

“Vagina adalah otot yang dapat merenggang untuk mengakomodir bayi seberat hingga delapan pound,” ujar seorang ahli seks, sekaligus penulis bernama Shannon Boodram.

Ia juga mengatakan bahwa tidak ada organ intim wanita yang longgar karena hubungan seksual. Organ kewanitaan selalu kembali ke bentuk asalnya, setelah berhubungan seksual.

Tak seperti sweater yang terbuat dari kashmir yang mudah robek, vagina terdiri dari otot-otot kuat yang diciptakan untuk melahirkan anak.

“Jadi tidak, hubungan seksual tidak mengakibatkan vagina longgar, atau robek,” tambah Boodram.

Selain itu juga, banyak pria yang berpikir bahwa sesi bercinta yang berlangsung lama akan membuat pasangannya puas, kagum, bahkan terkesima.

Padahal, itu adalah anggapan yang salah.

Wanita sebenarnya bisa mencapai puncak kenikmatan hampir secara instan. Beberapa menit penetrasi dan Anda seharusnya sudah bisa membuat si dia mengalami orgasme.

Jika lewat beberapa menit wanita tak kunjung mencapai puncak, itu berarti Anda gagal. Inilah alasannya wanita memilih untuk memalsukan orgasme, karena tak mau pasangannya merasa gagal.

Di sisi lain, pria sebenarnya tidak boleh terlalu cepat ejakulasi. Mereka seharusnya memiliki kontrol diri dan stamina yang baik.

Namun, bukan berarti bercinta dalam waktu yang kelewat lama. Kebanyakan wanita tidak menginginkannya, menurut studi yang baru-baru ini dilakukan.

Hubungan seksual yang berlangsung terlalu lama bisa membuat si wanita tidak nyaman dan bahkan lecet pada organ intimnya. Tak sedikit pula, wanita yang merasa bosan.

Dalam studi tersebut, ahli terapi seksual menemukan bahwa bercinta selama tiga hingga tujuh menit diberi label ‘bisa diterima’ oleh wanita.

Sedangkan berhubungan seksual selama tujuh hinggga tiga belas menit disebut wanita ‘ideal’. Sementara bercinta sepuluh hingga tiga puluh  menit disebut ‘terlalu lama’ oleh kebanyakan kaum hawa.

Exit mobile version