Site icon nuga.co

Frans Yang Dipojokkan Ipul di “D’Academy”

Kalah bersaing dengan Aty “Selayar” dan Lesti, finalis “D’Academy” di tiga besar asal Palembang, Edfrans Angga atau Frans harus puas menyandang gelar juara ketiga ajang kontes pencarian bakat musik dangdut Indosiar musim pertama ini.

Kontestan asal Palembang itu mengaku bangga atas pencapaianya karena sudah menjadi juara atas pilihan masyarakat.

“Yang pasti kita merasa luar biasa sekali, sudah sampai tiga besar. Saya tidak merasa kecewa, ini kan pilihan pemirsa. Kita juga semua sudah juara,” ungkap Frans kepada wartawan di Indosiar.

Frans tidak kecewa harus tersenggol karena kalah bersaing dengan Lesti dan Aty pada Konser Final Babak Tiga Besar, Jumat malam, pekan lalu.

“Namanya juga kompetisi, apapun keputusanya kita ikhlas,” katanya.

Menyandang predikat juara tiga D’Academy musim pertama, Frans mendapat hadiah sebesar Rp 50 juta dan berhak rekaman single lagu dari label Trinity.

Rencananya, Frans akan menginvestasikan uang kemenanganya untuk masa depan. “Uangnya akan saya pakai untuk invetasi, tapi belum tahu,” pungkasnya.

Frans yang jadi “musuh” panggung bagi juri “D’Academy” Saipul Jamil juga tak merasa dizalimi dengan komentar juri lebay ini. Banyak pemirsa yang me”bully” Saipul Jamil dengan sumpah serapah.

Bahkan ada akun twitter yang berkicau mengatakan Saipul Jamil itu wajahnya macam badut dan nggak “level” dengan rans yang “ng-ganteng.”

Dalam mengomentari penampilan Frans usai membawakan lagu, Saipul Jamil memang terlihat “sirik” dengan Frans. Bagaimana bagusnya pun, penampilan Frans, Saipul tetap mencari celah untuk memojokkan.
Bahkan di beberapa kesempatan Saipul sempat di tegur oleh “host” Ramzi karena memasuki wilayah dan hak pemirsa dan pengirim sms.

Tentang sikap Siapul Jamil ini, Frans dengan kalem mengatakan, “Itu hak juri. Biarin. Saya nggak punya pendapat buruk terhadap Bang Ipul.”

Frans juga mengelak ketika ditanya oleh Gery Haryanto wartawan “nuga.co” di Jakarta, apakah kekalahannya di tiga besar ada peran Saipul Jami dalam memengaruhi pilihan pemirsa.

“Ah, nggaklah. Terserah penilaian para pemirsa sendiri,” katanya menutup pembicaraan.

Sementara itu, Inul Daratista, sama seperti juri lainnya, merasakan beban mental sebagai dewan juri D’Academy.

Hal itu terutama dirasakan Inul ketika ada kontestan “tersenggol” alias tereliminasi dan tidak dapat melanjutkan kompetisi.

“Jadi beban mental untuk saya, kalau mereka kontestan ada yang keluar, kita kena bully sama fans,” ungkap Inul.

Meski demikian, pemilik goyang ngebor itu bisa memaklumi. “Tapi resikonya ya kita hadapi bersama, semua merasakan. Yang pasti, finalis yang kita dapatkan kualitas ya diatas rata-rata,” pungkasnya.

laporan gery haryanto wartawan “nuga.co” di jakarta

Exit mobile version