Site icon nuga.co

Jeda Ariani

Saya sengaja memilih jeda menulis usai Putri Ariani memenangkan voting grup tiga semifinal “american’s got talent”  di pagi itu. Dua hari lalu.

Jeda untuk menenangkan diri atas keyakinan saya bahwa ia sudah lolos sebelum voting itu di tutup sekaligus diumumkan.

Yakin karena nyanyian dari lagu …… yang ia bawakan mendapat pujian dari pemiliknya. Grup band cadas. Rock band. U2. Asal Britain, irlandia. Lagu ciptaan Bono.

Yang memberitahu untuk izin itu adalah seorang juri. Simon Cowell. Si pemberi “golden buzzer” untuk aksi panggung Ariani.

“Tidak mudah mendapat izin untuk menyanyikan lagi itu dari pemilik,” tulis majalah musik “rolling stone” Ariani mendapat privilege. Keistimewaan. Dibolehkan.

Tentu, lolosnya Ariani ke final bukan karena kasihan. Bukan juga kebetulan. Ia perfect. Sempurna. Di penampilan semifinal itu.

Gadis tunanetra itu menyanyi sambal mendenting tut piano lewat jemarinya yang lincah. Ia mengubah sendiri aransemen lagu secara akusitik.

Sedikit jazzy tapi nuansanya balad abis. Usai mengakhiri lagu lewat lengkingan panjang dia langsung mendapat standing ovation dari keempat juri.

“I am speechless,” ujar Simon Cowell setengah berteriak dan langsung menutup mukanya sembari mengacungkan jempol ke panggung. Untuk Ariani.

Usai acara Cowel bercerita tentang izin yang diberikan band asal irlandia itu untuk Ariani. Membawakan lagunya dan mengubah aransemen semaunya.

“Mereka melihat audisi. Mereka tahu betapa besar artinya lagu ini untuknya.”

Saya juga tahu betapa besarnya lagu ini untuk mendukung vote yang ia butuhkan

Vote yang diumumkan secara “live” dalam acara “agt result show” kamis, tujuh September wib dari los angeles

Ariani memenangkan semifinal itu bersama sebuah kelompok dance dari afrika selatan. Kelompok dancer yang tak kalah heboh komentarnya dengan Putri.

Kedua mereka memenangkan pertarungan ini dari sebelas peserta. Yang di pagi itu menggenapi enam peserta final  dari sepuluh yang akan bertarung di final nantinya. Dua puluh tujuh September.

Dalam grup itu, yang dinamai “qualifiers tiga, Ariani bersaing denfan sepuluh peserta lainnya. Ada comedian barry brewer jr, penelan pedang herwan legaillard dan penari rap justin jakcson

Masih banyak lainnya

Di babak final, putri akan bersaing dengan grup paduan suara Mzansi Youth Choir untuk menjadi yang terbaik.

Alhamdulillah, congrats Putri. Bismillah menang.

Bismillah juga untuk pertunjukan finalnya nanti.

Saya mencatat sebuah akun yang memberi semangat untuk Ariani. Dia datang dari sebuah desa di palm spring. Ia khusus datang untuk nonton live show Ariani. Dan janji akan datang lagi di final.

“Saya senang kami ke final. Belum sempat foto sama. Aku karena harus kembali ke palm springs tapi  berusaha untuk bisa ketemu lagi.”

“Kami akan selalu mendukungmu sayang meskipun tiba di rumah masing-masing sudah tengah malam  Senang banget,” tulis akun lain

Sama seperti pendukung Ariani dari palm spring. Saya berharap Ariani bisa memenangkannya. Memenangi sebuah talenta, Bernama “america’s got talent” Yang sangat prestiseus. Hingga ke grand final.

Jalan yang tidak muda. Jalan yang hakikatnya gak hanya memenangkan hadiah satu juta dollar. Lima belas miliar rupiah.

Potensi itu nyata. Nyata dari persentase yang ia dapatkan  sebagai modal awal. “Golden buzzer” di penyisihan. Serta vote tertinggi di semifinal. Empat puluh sembilan persen.

Pilihan tidak lanjut menulis kemenangan Ariani di tengah banjir bandang komentar berita media mainstream dan media sosial tanah air  itu adalah kesengajaan.

Saya tak ingin larut dengan huru hara.

Ingin mendengar, menonton dan membaca apa yang dikomentari dan ditulis media dunia. Media global.

Itu  blass….di tengah malam kemarin. Empat belas jam usai Ariani diacungi jempol oleh Simon Cowell dengan standing ovation oleh keempat juri

Dan media hebat “us today” menulis:  ‘agt: Simon Cowell’s golden buzzer singer Putri Ariani delivers ‘perfect act’ with U2 cover”

Lanjut kutipan pernyataan Heidi Klum, juri yang lain,  “today” melanjutkan: ia bernyanyi seperti malaikat saya  berharap grup music u dua mendengar ulangan lagunya.

Sedangkan Sofia Vergara juri lainnya lagi, masih dalam hentakan tulisan “us today” mengaku belum pernah mendengar sesuatu yang lebih indah dari nyanyian itu

“Menakjubkan dan aksi yang sempurna.”

Tidak hanya “us today.” Lima media lainnya memberi aplaus yang tak kalah hebat.

“ The sun,” sebuah media terbitan inggris menurunkan judul:  “I’m invincible who is agt ‘s ariani” dan langsung menyemprnakan reportase profil dan lagu-lagu karya Ariani

Bahkan majalah musik “billboard” yang seperti Anda tahu gak pernah kompromi terhadap setiap penampilan seorang penyanyi, seperti bertekuk lutut atas kehebatan Ariani.

Media musik ini menurunkan artikel panjang atas lolosnya Ariani ke final. Artikel yang sangat jarang ditulis “billboard” untuk penyanyi pemula.

“Putri leaves simon cowell ‘speechless’ with U2 cover on ‘agt watch.”

Dia penyanyi berbakat dengan kemampuan vokal yang hebat. Ia tampil pada semifinal dengan bermain grand piano dan tanpa penyanyi latar atau kembang sehingga semakin menunjukkan bakatnya.

“Billboard” juga menulis sang penanyi berterima kasih kepada di “golden buzzer”, juri lain, dan pendukungnya dengan menyebut mereka telah mengubah hidupnya.

Selain itu saya masih mencatat tiga media dunia lainnya yang menulis untuk Ariani. Daily mail, american songwriter dan gold derby. Semuanya pujian. Kekaguman. Dan sebagai… sebagainya…

Itulah hadiah yang dinanti oleh semua talenta di seluruh dunia. Menjadi bahasan media dan  berbagai penggemar musik banyak negara.

Khusus untuk Ariani saya ingin mengutip tulisan di “billboard.”  Tulisan yang menghentak dengan membuat persambungan antara Ariani  dengan kenangan sebuah peristiwa enam puluh dua tahun lalu

Saat itu, tulis “billboard,” musisi terkenal di zamannya, ronnie white dari grup the miracles, menonton seorang bocah bsebelas tahun bernyanyi. Si bocah kemudiannya di kenal  dengan nama Stevie Wonder.

Ini anak tuna netra, tak bisa melihat. Tapi ia begitu powerful menyanyi, bermain piano dan harmonika.

Ronnie berseru:  “anak kecil ini jenius musik, a child prodigy.”

Dalam sebuah interview si vokalis miracle itu mengatakan: ketika  Ia pertama kali melihat ia bernyanyi, saya langsung berkata. Anak kecil ini akan menjadi superstar dunia.

White membantu Wonder masuk ke dalam industri musik. Membawanya ke motown records untuk menandatangani kontrak rekaman. Membantu memproduksi beberapa lagu.

Sisanya adalah sejarah. Kita pun tahu, di usia tiga tahun album yang dinyanyikan penyanyi tunanetra, “fingertips,” di tangga pertama seratus lagi hit

Hingga hari ini, tak ada penyanyi yang bisa memecahkan rekornya. Sebagai penyanyi termuda, yang albumnya masuk ke rangking “the number one” billboard.

Saya belum tahu apakah Ariani bisa mensejajarkan dirinya dengan Wonder? Bisa masuk ke deretan atas tangga lagu release “bilboard?”

Perjalanan waktulah yang bisa menjawabnya.  Jangan tunggu ia datang. Ariani harus datang menjemputnya.

Dan di hari rabu, dua puluh tujuh september nanti Ariani akan datang menjemputnya di Pasadena, Los Angeles.

Kami menunggu………………..

Exit mobile version