Site icon nuga.co

Dipastikan, Kematian Prince oleh Overdosis

Kematian penyanyi legendaris Prince,  di bulan April lalu, dipastikan  akibat adanya  overdosis obat penghilang rasa sakit yang diperoleh dari  hasil otopsi.

Kepastian overdosis ini  diumumkan Kamis, 02 Juni 2016, atau Jumat pagi WIB.

Dalam keterangan, kepolisian menunjukkan laporan  tertulis  Medical  Examiner ‘s Office di Anoka County, Minnesota, yang  menyatakan kematian Prince sebagai sebuah “kecelakaan” setelah ia meminum fentanyl, obat yang digunakan untuk meredam rasa sakit

Berdasarkan catatan otopsi, Prince meninggal di usia lima puluh tujuh tahun, dengan berat badan lima puluh satu kilogram dan tinggi satu koma enam meter.

Ada bekas luka pada panggul kiri dan bagian bawah kaki kanannya.

Sebelumnya diberitakan, pelantun “Purple Rain” itu ditemukan tidak sadarkan diri di elevator rumahnya, Paisley Park di Minnesota. Namun ia kemudian dinyatakan meninggal.

Sejauh ini pihak berwenang tidak memberi keterangan lebih lanjut seputar kematian seniman musik yang nyentrik itu. Namun penyelidikan kasus tersebut masih berlangsung.

Fentanyl adalah obat penghilang rasa sakit yang lebih kuat dibandingkan morfin. Obat yang hanya bisa didapat berdasarkan resep dokter ini biasanya diberikan kepada penderita rasa sakit kronis.

Sebelumnya, kepolisian masih belum berterus terang dengan kematian Prince.

Para penyelidik, waktu itu,  mendalami kemungkinan bahwa musisi Prince meninggal karena overdosis, dan apakah dokter meresepkan obat beberapa minggu sebelum ia ditemukan tewas di rumahnya di pinggiran kota Minneapolis.

Saat itu, petugas itu mengatakan bahwa di antara hal-hal yang sedang diselidiki terdapat pertanyaan mengenai kemungkinan bahwa seorang dokter sedang bersama Prince dalam pesawat yang mendarat secara darurat di Illinois kurang dari seminggu sebelum bintang itu meninggal.

Petugas penegak hukum tersebut telah diberi informasi mengenai penyelidikan itu dan meminta namanya tidak disebut karena ia tidak berwenang berbicara kepada media.

Ia mengatakan, para penyelidik juga sedang mencari tahu jenis obat yang ada di pesawat dan di rumah Prince di Minneapolis.

Petugas itu juga mengukuhkan beberapa rincian yang sebelumnya telah dilaporkan oleh media-media lain, termasuk TMZ.

Pesawat Prince mendarat secara darurat di Moline, Illinois barat, pada 15 April, dan ia ditemukan tidak sadarkan diri di dalamnya, menurut petugas tersebut.

Para petugas respons pertama dilaporkan memberi Prince suntikan Narcan, yang biasanya digunakan dalam masalah dugaan overdosis narkoba.

Suntikan penyelamat itu dilaporkan diberikan ketika pesawat ada di landasan di Moline saat Prince kembali ke Minneapolis setelah pertunjukan di Atlanta.

Petugas itu mengatakan, para penyelidik sedang mencari tahu kemungkinan bahwa Prince overdosis di pesawat dan lantas menewaskannya, serta jenis obat yang disertakan.

Salah satu kemungkinannya adalah obat penghilang rasa sakit yang sangat kuat, Percocet, atau obat serupa.

Polisi tidak menemukan tanda bunuh diri atau luka berat pada kematian bintang pop Prince Rogers Nelson. Namun, butuh waktu berpekan-pekan sebelum hasil otopsi memperlihatkan alasan sang pesohor meninggal, demikian keterangan resmi kepolisian AS.

Jutaan penggemar di dunia terkejut setelah mengetahui kabar bahwa musisi yang mempopulerkan lagu “Purple Rain” dan “When Doves Cry” itu ditemukan

Sheriff Jim Olson yang sedang menyelidiki sebab kematian Prince, mengemukakan bahwa sang penyanyi masih hidup saat diantar oleh kenalan ke rumah sakit

“Tak ada luka di tubuhnya,” kata Olson dalam konferensi pers.

“Kami tidak punya alasan untuk percaya bahwa ini adalah bunuh diri. Sisanya masih diselidiki,” lanjutnya.

Bintang musik pop itu ditemukan tidak sadarkan diri di elevator di komplek Paisley Park Studios.

Olson enggan mengungkapkan apakah ada barang yang ditemukan polisi di rumahnya. Dia mengatakan, tidak ada orang lain yang ditemukan di tempat kejadian.

Pihak medis memeriksa mayat selama empat jam pada Jumat pagi, tetapi hasilnya belum keluar. Jenazah Prince dikembalikan ke keluarganya pada Jumat sore.

“Sebagai bagian dari pemeriksaan lengkap, informasi yang relevan terkait data medis dan sosial dari Nelson akan dikumpulkan. Hal lain yang bisa jadi relevan dengan investigasi akan dipertimbangkan,” kata Olson dalam keterangan pers.

Belum ada informasi yang dirilis sebelum semua hasil otopsinya keluar. Pihak medis mengungkapkan, proses itu bisa memakan waktu beberapa hari dan hasil pindaian toksikologi bisa butuh berminggu-minggu.

Prince sempat diopname pekan lalu setelah pesawatnya mendarat darurat di Moline, Illinois, akibat flu, seperti yang dikatakan publisisnya di laman TMZ.

Untuk mencaritahu sebab kematiannya petugas badan anti-narkotika sempat  menggeledah rumah  Prince.

Penggeledahan oleh petugas DEA dan sherif setempat itu dilakukan pada Selasa (20/5/2016) untuk menyelidiki kasus kematian penyanyi unik tersebut.

Belakangan terungkap bahwa aparat penegak hukum menyelidiki kejadian itu karena Prince diduga meninggal akibat overdosis obat-obatan terlarang.

Exit mobile version