Site icon nuga.co

Van Gaal Berang, MU v Cambridge Seri

Louis van Gaal “meledak” dengan “menghantamkan” murkanya lewat kata-kata “kasar” kepada pemain Manchester United ,yang hanya bermain imbang, tanpa gol, melawan Cambridge di Piala FA, Sabtu dinihari WIB, 24 Januari 2015 di Costings Abbey Stadium.

Manchester United, seperti dikatakan, van Gaal, pelatih “The Red Devils,” bermain “pasif” dan kehilangan “touch” dan pantas ditahan seri dalam laga yang sangat monton itu.

“Saya sulit menerima hasil seri. Saya tidak ingin mengatakan Cambridge adalah tim kasta rendah. Tapi pemain terjebak dalam permainan pasif. Mereka menguasai permainan dan miskin kreasi. Ini tak bileh terjadi lagi di laga replay,” kata van Gaal dengan wajah kusut.

Menghadapi Cambridge United yang bermain di Divisi Empat, Manchester United cuma bisa bermain imbang tanpa gol. Hasil yang didapat The Red Devils di atas lapangan sampai membuat Louis van Gaal marah dan frustrasi.

Bermain di Costings Abbey Stadium, Sabtu dinihari WIB, MU memang tampil jauh dominan. Selain mendominasi penguasaan bola ‘Setan Merah’ juga membuat lima belas tembakan dengan enam di antaranya mengarah ke gawang.

Namun dari angka-angka tersebut tidak satupun yang bisa dikonversi menjadi gol. ‘Setan Merah’ dipaksa harus mengulang pertandingan babak keempat Piala FA ini di Old Trafford.

“Ya tentu saja ini membuat frustrasi. Kami membuat kesalahan yang sama seperti saat mebghadapi Yeovil Town dan saat berhadapan dengan QPR. Kami melakukan gaya permainan yang sama di babak pertama. Maka saya harus marah lagi di jeda babak,” ucap Louis van Gaal usai pertandingan.

Soal ketidakmampuan MU mencetak gol, Van Gaal menyebut ada beberapa hal yang mempengaruhi. Selain lapangan yang buruk, manajer asal Belanda itu juga menyebut wasit tidak bekerja dengan optimal.

“Saya marah lagi, tapi itu merupakan bagian dari pekerjaan. Saya ingin merasa sangat gembira di paruh babak. Saya hanya bisa memberi kredit pada pelatih, staff atas pekerjaan hebat yang mereka lakukan.”

“ Tapi seperti yang sudah saya katakan, semua aspek pertandingan menentang kami – lapangannya, wasitnya dan semua hal yang terkait pertandingan ini semua menentang Anda. Juga dari fans tentunya, tapi itu hal yang baik saya pikir.”

“Kami datang ke sini dan kondisi lapangannya tidak bagus. Itu bisa mempengaruhi gaya bermain Anda. Tim lawan memberi perlawanan lebih dari biasanya dan bertahan selalu lebih mudah dibanding menyerang.”

“ Lalu Anda akan melihat wasitnya, itu sama saja. Di mana pun saya melatih, semuaya sama saja dengan wasit ini,” lanjut Van Gaal di Skysports.

Sebelum pertandingan van Gaal memang sudah mengingat pemainnya untuk tidak melihat laga ini sebagai Goliath melawan David
.
Jangan dilihat fakta dan perbedaan kasta kedua klub, di mana United selaku peserta Premier League melawan Cambridge yang bermain di League Two atau divisi empat Liga Inggris.

“Ketika Anda melihat Cambridge dan ketika Anda menganalisisnya, mereka bermain sangat langsung dengan bola lambung.”

“ Mereka memiliki lima hingga enam pemain yang lebih tinggi satu meter dari kami, jadi cukup sulit untuk bertahan. Itulah mengapa Anda harus menyiapkan diri sangat baik, tak mudah mengalahkan Cambridge United,” terang van Gaal seperti dilansir laman resmi klub.

Cambridge dapat dinilai sebagai tim lemah. Namun United bisa saja tumbang dan gagal melaju, jika mereka berpikir bahwa Cambridge dapat mudah dikalahkan.

Van Gaal mencontohkan pengalamannya saat PSV Eindhoven kalah dari tim divisi tiga Liga Belanda.

“Selalu sulit bermain melawan tim lemah karena di pikiran para pemain, mereka memang tim lemah. Sebagai contohnya Rabu kemarin, PSV Eindhoven -yang menempati peringkat pertama Eredivisie- kalah melawan tim nomor tiga divisi dua. Hal itu juga dapat terjadi di FA Cup. Selalu ada kejutan dan saya harap kami bukan kejutan tersebut,” harapnya.

Manchester United gagal meraih kemenangan saat melawat ke Cambridge United di babak keempat Piala FA. Bermain sama kuat tanpa gol, The Red Devils dipaksa menjalani laga replay di Old Trafford.

Bermain di Abbey Stadium, Cambridge, MU tampil dengan kekuatan penuh. David de Gea, Marcos Rojo, Daley Blind, Angle Di Maria, Radamel Falcao dan Maraoune Fellaini dimainkan sejak menit pertama oleh Louis van Gaal.

The Red Devils jauh dominan dalam penguasaan bola sepanjang sembilan puluh menit, juga dalam hal peluang yang dipunya dan tembakan yang dilepaskan.

Laga ini sangat mengecewakan untuk ‘Setan Merah’ karena lawan yang mereka hadapi berada di Divisi Keempat.

Jika dihitung dari posisi empat Premier League yang diduduki MU saat ini maka ada tujuh puluh enam anak tangga yang menjadi pemisah antara mereka berdua.

Sementara itu gelandang Manchester United, Michael Carrick, mengatakan bahwa timnya harus memberikan kredit kepada Cambridge United setelah mereka ditahan imbang.

Meski mendominasi pertandingan, United tidak mampu menjebol pertahanan berlapis yang dibentuk Cambridge. Tembakan demi tembakan United bisa dihentikan oleh tuan rumah yang memang hanya mengincar hasil imbang.

“Babak pertama kami tak menunjukkan permainan terbaik. Di babak kedua kami mampu lebih baik, tapi hasil itu membuat kami frustasi dan kami ingin lolos, tapi kami memiliki pertandingan ulang sekarang,” ucap Carrick kepada BBC Sport, Sabtu 24 Januari 2015.

“Ini adalah FA Cup bukan?”

“ Kami telah melihat hal-hal yang terjadi dan mereka bertahan dengan baik dan membuat sulit bagi kami. Kami harus lebih baik dan mengambil risiko ketika mereka datang, tetapi Anda harus memberikan kredit kepada Cambridge,” lanjutnya.

Hasil imbang ini membuat pemenang putaran keempat harus ditentukan lewat pertandingan kedua di Old Trafford.

Exit mobile version