Site icon nuga.co

“Tata” Gusar Pola Permainan Barca

Barca menghadapi dilema di antara dua tuntutan ekstrim, menang atau mempertahankan “tiki-taka.” ”Blaugrana,” seperti ditegaskan “Tata” Martino, sang pelatih, menginginkan keduanya. “Tiki-taka dan menang.” Tapi, kini, di awal musim La Liga, Blaugrana beberapa kali kehilangan “roh” tiki-taka-nya.

Untuk pertama kali dalam satu dekade terakhir Barcelona “kalah” dalam penguasaan bola ketika bertanding melawan Rayo. Barca memang menang 4-1, tapi menurut hasil yang dikeluarkan oleh otoritas La Liga, mereka hanya menguasai 45 persen penguasaan bola, dan selebihnya menjadi milik Rayo.

Publik Nou Camp mulai gusar dengan “kekalahan” Barca dalam penguasaan bola, yang biasanya mereka dominasi melebihi angka lima puluh persen dalam setiap pertandingan. Tidak terkecuali kalau mereka tampil di “el clasico” melawan musuh abadinya, klub “ibukota,” Madrid.

Kekalahan Barca atas Rayo dalam penguasaan bola, yang biasanya mereka mainkan dengan operan pendek dalam sudut sempit “one-two” dan “wall pass” kini secara bergelombang menjadi bulan-bulanan media Spanyol. Mereka mengatakan, Barca sudah kehilangan “harga diri” dengan mengenyampingkan “tiki-taka.”

Bahkan tabloid “MARCA,” menyebut Blaugrana sudah kehilangan identitas dan mencap Gerrado Martino sebagai “petualang” dalam memereteli dan memelorotkan kualitas permainan Barcelona.

Bahkan, “Marca” dalam edisi terbarunya mengidentifikasi kemenangan Barcelona atas Almeria, akhir pekan lalu, sebagai sebuah “gong” kematian “tiki-taka.” Sebagai pelatih Gerardo Martino harus membuat pertanggungjawaban atas “kematian” polarisasi permainan umpan pendek yang menjadi milik Spain.

Martini, yang akrab disapa “Tata,” menilai timnya memang kurang memiliki kendali dalam pertandingan untuk mempertahankan kualitas operan pendek yang menawan itu. Pemain, alasan Tata dalam tiap pertandingan yang mereka jalani sebenarnya menginginkan bermain lebih “fresh.”.

“Kami tak sering kehilangan kendali permainan pada babak pertama. Ada banyak operan tak akurat dan kami sering kehilangan bola. Barulah pada babak kedua kami menguasai permainan dan menyelesaikannya dengan gol,” kata Tata selepas pertandingan.

IUntuk tetap memelihara konsistensi permainan ala “tiki-taka,” kata Tata, ia menghendaki Andres Iniesta lebih kencang mengambil kendali pada babak-babak awal laga.

“Di satu babak kami main bagus di satu babak sebelumnya biasa-biasa saja. Kami harus lebih konsisten, karena kami harusnya mengendalikan permainan selama sembilan puluh menit.. Kami juga kurang pergerakan untuk mempertahankan bola,” tukas Tata.

Tata Martino, tak terpengaruh oleh adanya isu tentang kebijakannya melakukan rotasi, yang selama ini dituduh sebagai biang dari terdegradasinya permainan Barca. Pria asal Argentina ini menegaskan bahwa dirinya takkan mengubah kebijakan tersebut.

Isu rotasi ini mencuat setelah muncul kabar bahwa Lionel Messi tak senang ketika diganti sebelum laga usai “Saya melihat rotasi pemain sangat baik. Saya tak memiliki perbedaan pendapat dengan pemain tentang ini dan meminta mereka untuk tidak membandingkannya dengan musim lain. Ini untuk pertama kalinya saya bekerja sama dengan mereka,” ujar Tata..

Martino, tidak hanya memberi prioritas pada Messi dan Neymar tapi juga menilai Andres Iniesta adalah pemain penting di Camp Nou. Barcelona, kata Martino akan tetap mempertahankan keberadaan Iniesta di Nou Camp. Ia mengungkapkan sedang menawari perpanjangan kontrak kepada Iniesta, tetapi ia masih belum membubuhkan tanda tangan di kontrak baru tersebut.

“Di setiap klub, ada pemain-pemain yang menjadi simbol klub mereka. Saya melihat Iniesta adalah simbol dari Barcelona,” ujar Martino.

“Saya cukup logis jika dia harus memperbarui kontraknya. Saya melihatnya sebagai salah satu pemain penting di klub dan kami ingin dia tetap bertahan,” tambahnya.

Barcelona disebut menawarkan perpanjangan kontrak hingga 2018 kepada Iniesta dengan gaji 15-16 juta euro per musim atau setara dengan sekitar Rp 218-232 miliar. Gaji pokok Iniesta juga disebut bakal lebih tinggi dari Neymar.

Exit mobile version