Site icon nuga.co

Real Madrid Masih Krisis di Ujung Kompetisi

Real Madrid menemukan kembali gairahnya usai menaklukkan Levante tiga gol berbanding satu, Kamis dinihari WIB, 03 Maret 2016, di Estadio Ciudad de Valencia.

Kemenangan ini, paling tidak mampu, mengatasi krisis kepercayaan diri pemain yang ambruk di dua laga sebelumnya dan membuat Real Madrid kehilangan peluang menjuarai La Liga musim ini.

Krisis ini juga menjadi pertaruhan bagi Zinedine Zidane sebagai pelatih dan berujung pada munculnya petisi untuk meminta Florentino Perez mundur sebagai petinggi Real

Kemenangan Real dari Levante ini belum cukup untuk mengembalikan “roh” klub Bernabeue itu karena mereka hanya dinaungi keberuntungan dari amblasnya peluang bagus untuk mencetak gol dari lawan.

Berdasarkan statistik Liverscore, secara keseluruhan Levante tak terpaut jauh dengan Madrid. Meskipun penguasaan bola, tetapi tuan rumah bisa membuat lima tendangan yang tepat ke gawang, berbanding sembilan milik tamu.

Namun Madrid bermain lebih efektif. Alhasil, mereka bisa mendapatkan tiga gol melalui penalti Cristiano Ronaldo, disusul gol bunuh diri Diego Marino dan empat menit kemudian. Isco membuat Madrid memimpin tiga berbanding satu gol

“Kami tahu bahwa kami tidak akan mempertahankan ritme awal. Ini memalukan. Tim tidak memiliki keberuntungan. Lihatlah gol kedua,” ujar Rubi seperti dikutip AS, tentang gol yang berawal dari tembakan Borja Mayoral, yang mengenai gawang dan memantul ke kiper Diego Marino.

Diakuinya, Levante kehilangan keberuntungan karena dia meyakini bahwa para pemain pasti menginginkan kemenangan ketika masuk ke lapangan.

“Kami meninggalkan lapangan dengan kepala tegak. Kami memiliki beberapa peluang untuk menyamakan skor. Kami harus menang melawan Real Sociedad karena sekarang kami bermain melawan para rival,” tambahnya.

Dengan hasil ini, Madrid mengumpulkan total lima puluh tujuh poin dan terpaut empat dari rival sekota, Atletico Madrid, di urutan kedua, serta tertinggal sembilan dari musuh besarnya Barcelona

Mantan pemain Barcelona, Eric Abidal, mengaku tidak memercayai kata-kata pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane yang menyatakan perburuan gelar La Liga telah usai untuk Madrid.

“Zidane mengatakan liga telah berakhir untuk menghilangkan tekanan kepada pemainnya. Komentarnya di ruang pers setelah derbi bagus untuk skuadnya,” tutur dia.

Lebih dari itu, Abidal melontarkan pembelaan untuk Cristiano Ronaldo, yang dianggap menyalahkan rekan-rekan setimnya setelah kekalahan tersebut.

Ronaldo sempat mengatakan, para pemain Madrid tidak berada di level yang sama dengan dirinya. Lantaran diterpa kritik oleh publik, dia pun mengklarifikasi bahwa komentarnya menyangkut rentetan cedera di skuad Los Blancos.

“Terkadang, Anda mengatakan apa yang tidak terpikirkan kepada pers setelah pertandingan,” ucap Abidal.

Zidane sebelumnya sempat melontarkan pendapat berbeda dengan Cristiano Ronaldo terkait penyebab kekalahan dari Atletico Madrid,

Dalam wawancara di mixed zone, dia sempat mengatakan, para pemain Madrid tidak berada di level yang sama dengan dirinya.

Lantaran diterpa kritik oleh publik, dia pun mengklarifikasi bahwa komentarnya menyangkut kondisi fisik.

Akan tetapi, menurut Zidane, tidak ada masalah dengan kebugaran anak-anak asuhnya.

“Kekalahan di derbi bukan perkara kebugaran. Daya jelajah Atletico sekadar data. Menurut saya, kami menunjukkan fisik yang baik,” tutur Zidane.

Komentar Ronaldo sempat berbuntut panjang dan mengganggu keharmonisan di ruang ganti. Oleh karena itu, Zidane langsung meminta sang bintang berbicara langsung dengan rekan-rekan setimnya.

“Dia sudah bicara dengan semuanya. Masalah ini sudah selesai dan kami semua mendukung Ronaldo.
Terpenting, kami tetap bersama menghadapinya,” ucap Zidane.

Selain itu fans Madrid juga mentertawakan nasib para timnya

Cara yang dipilih adalah dengan menyanyikan nama presiden El Real, Florentino Perez.

Tapi bukan untuk mengejek Perez secara vulgar, melainkan memintanya tetap menjadi presiden.

Hal ini menjadi sebuah sindiran karena suporter Real Madrid justru menginginkan Perez untuk mundur sebagai presiden klub.

Penggemar Los Blancos sepanjang musim ini memang menuntut pertanggungjawaban Perez atas keterpurukan kesebelasan mereka.

Dimulai dari era Rafael Benitez hingga kini di bawah Zinedine Zidane, nama Perez sering menjadi sasaran amuk suporter Madrid.

Berbeda dari Madrid yang masih tampil tidak konsisten setelah ditangani Zidane, Barca terus menampilkan permainan terbaik.

Bek Barcelona, Jordi Alba, menilai peluang Real Madrid dalam perburuan gelar juara Divisi Primera La Liga masih ada, sekalipun kini tertinggal dari timnya dan Atletico Madrid.

“Kami tak boleh mengesampingkan Real Madrid dalam perburuan gelar,” kata Alba.

“Saya tak bisa bohong bahwa keunggulan ini sangatlah bagus. Namun, jika kami kalah, Madrid dan Atletico adalah tim yang siap memberi tekanan hingga akhir kompetisi,” ujarnya lagi.

Karena itu, Alba mengingatkan rekan-rekannya untuk tidak jemawa. Segala hal masih bisa terjadi dalam 12 pekan tersisa.

“Kami berada di depan dengan keunggulan poin yang cukup. Kini, segalanya bergantung pada diri kami sendiri. Kami harus berjuang sampai akhir,” ucapnya.

Alba pun mengakui bahwa Barcelona dalam dua musim terakhir memeragakan sepak bola yang bagus. Dia mengaku senang dengan perjalanan timnya sejak dilatih oleh Luis Enrique.

Exit mobile version