Site icon nuga.co

Ranieri Kembali ke Liga Primer Latih Fulham

Ranieri kembali ke Liga Primer?

Ya, Claudio Ranieri kembali ke Inggris dengan  melatih Fulham.

Langkah mendatang Ranierei ini merupakan jawaban Fulham  dengan misi mengangkat tim dari posisi juru kunci Liga Inggris saat ini.

Fulham mengumumkan Ranieri sebagai manajer anyar menggantikan Slavisa Jokanovic pada Rabu kemarin

“Sungguh sebuah kehormatan mendapat kesempatan untuk memimpin, Fulham, klub fantastis dengan tradisi dan sejarah. Tujuan Fulham tentunya tidak hanya bertahan di Liga Primer Inggris.”

“Kami harus bisa jadi lawan yang tangguh dan meraih sukses. Skuat Fulham ini punya talenta yang luar biasa dan tentu kontras dengan posisi di klasemen,” ujar Ranieri seperti dikutip dari situs resmi Fulham.

Fulham musim ini diperkuat nama-nama yang cukup tenar macam Aleksandar Mitrovic, Andre Schuerrle, dan Luciano Vietto.

Namun dari maksimal tiga puluh enam poin yang bisa didapat, Fulham baru mengumpulkan lima poin sejauh ini. Dalam enam pertandingan terakhir, Fulham selalu menelan kekalahan.

“Saya tahu tim ini sangat mampu untuk menampilkan performa lebih baik dan itulah yang kami akan langsung persiapkan jelang laga lawan Southampton,” kata Ranieri.

Ranieri adalah pelatih dengan jam terbang sangat tinggi. Ia sudah menekuni dunia kepelatihan sejak tahu tiga puluh dua lalu.

Sejumlah klub besar juga pernah ditanganinya mulai dari Napoli, Fiorentina, Valencia, Atletico Madrid, Chelsea, Valencia, Parma, Juventus, AS Roma, Inter Milan, Monaco, dan Leicester City.

Prestasi paling fenomenal Ranieri tentunya adalah saat ia membuat kejutan besar dengan mengantar Leicester City menjadi juara Liga Inggris

Kembalinya Claudio Ranieri ke Liga Primer Inggris mulai berefek dalam geliat pasar taruhan kompetisi sepak bola di negeri Ratu Elizabeth II tersebut.

Bursa taruhan dilaporjan ramai menjagokan klub baru Ranieri Fulham untuk bisa keluar dari zona degradasi musim ini. Seperti dikutip dari Sport Bible, rasio taruhan kini mencapai tujuh perlima para petaruh memegang Fulham selamat dari degradasi musim ini.

Bahkan, diberitakan Talk Sport, bursa taruhan banyak yang memegang Fulham bakal juara musim ini. Dilaporkan bahwa sudah delapan puluh enam6 persen petaruh menjagokan Fulham juara Liga Primer Inggris. Sejumlah bandar judi pun mulai berusaha memangkas peluang mereka.

Angka delapan puluh enam persen di salah satu rumah judi itu pun cukup mengejutkan karenasepuluh persen bursa taruhan memegang Liverpool juara dan hanya empat persen untuk Manchester City.

Ranieri sebelumnya sempat ‘merusak’ bursa taruhan Liga Primer Inggris ketika secara ajaib mengerek Leicester City keluar sebagai juara pada dua musim lalu. Padahal saat itu peluang pasar taruhan yang menjagokan The Foxes juara hanya satu banding lima ribu petaruh.

Para petaruh tampaknya masih memiliki keyakinan yang sama kali ini seperti ketika Ranieri kali pertama ditunjuk sebagai manajer  dan langsung membawa keajaiban membawa para pasukan Rubah juara Liga Primer Inggris  itu

Padahal, saat itu ia ditunjuk oleh pemilik klub mendiang Vichai Srivaddhanaprabha hanya untuk menjaga Leicester bertahan di Liga Primer Inggris setelah pada musim sebelumnya finis empat belas atau empat tingkat di atas zona degradasi.

“Fulham saat ini ada di dasar klasemen Liga Primer Inggris dan Ranieri dihadapkan dengan gunung terjal yang harus ia daki untuk membawa timnya ke luar dari zona degradasi, apalagi tugas yang tak dapat diatasi untuk memenangkan gelar.”

“Meski banyak yang tetap menyesali tidak memegang Leicester dengan peluang yang sama, kami pasti akan menemukan sejumlah spekulasi di Fulham kali ini,” ungkap juru bicara rumah judi Oddschecker, Callum Wilson, dikutip dari Talk Sport.

Fulham musim ini diperkuat nama-nama yang cukup tenar macam Aleksandar Mitrovic, Andre Schuerrle, dan Luciano Vietto.

Namun dari maksimal 36 poin yang bisa didapat, Fulham baru mengumpulkan lima poin sejauh ini. Dalam enam pertandingan terakhir, Fulham selalu menelan kekalahan.

Klub itu merekrut Ranieri untuk bisa terbebas dari degradasi musim ini. Ia merupakan pelatih dengan jam terbang sangat tinggi. Ia sudah menekuni dunia kepelatihan sejak tahun 1986. Sejumlah klub besar juga pernah ditanganinya mulai dari Napoli, Fiorentina, Valencia, Atletico Madrid, Chelsea, Valencia, Parma, Juventus, AS Roma, Inter Milan, Monaco, dan Leicester Cit

Sebelumnya Claudio Ranieri  menjabat manajer Leicester City s

Dua tahun lalu petinggi klub memutuskan untuk mendepaknya,

Pemecatanb itu menyebabkan pendukung Leicester marah

Beberapan fan juga mengekspreksikan kecintaannya dengan menggunakan topeng wajah Ranieri yang identik dengan kacamata.

Pria berkacamata itulah yang mewujudkan “mimpi” seluruh pendukung setia Si Rubah dengan memastikan titel Liga Primer jatuh ke tangan Leicester pada dua musim silam.

Adapula spanduk Ranieri tengah mengangkat titel Liga Primer Inggris musim 2015/16 bertuliskan The God Father Part II.

Istilah Godfather memiliki arti bapak baptis dalam agama Katolik. Namun, the Godfather juga dikenal lewat film legendaris yang disutradarai Francis Ford Coppola dengan skenarionya ditulis Mario Puzo dan Coppola.

Meski digambarkan sebagai pemimpin mafia Italia (Vito Corleone) yang paling dipandang dalam dunia perjudian dan bisnis narkoba, Corleone memiliki jiwa rendah hati. Ia juga mengedepankan arti persahabatan.

Kehadiran Ranieri di Leicester dianggap sebagai Vito Corleone jilid kedua.

Para pemain Leicester digadang sebagai aktor utama di balik keputusan pemilik klub untuk mendepak Ranieri.

Dikabarkan dua media Inggris, The Times dan Sky Sports, pemecatan dilakukan setelah pemilik klub Vichai Srivaddhanaprabha bertemu para pemain untuk membahas krisis yang terjadi di dalam tim.

The Times juga melaporkan, para pemain senior menyatakan kecemasan mereka atas kepemimpinan Ranieri karena memilih menurunkan Ahmed Musa ketimbang Demarai Gray melawan Sevilla. Gray dianggap para pemain senior sedang tampil di performa terbaiknya.

Ranieri resmi dipecat, tepat 298 hari setelah sukses membuat masyarakat Kota Leicester berpesta pora untuk merayakan gelar pertama dalam sejarah klub yang berdiri sejak 1884 itu.

Meski tak lagi mendampingi Vardy dkk di pinggir lapangan, namun nama Ranieri selalu terpatri di hati suporter Leicester.

Exit mobile version