Site icon nuga.co

Pesimis Neville Vs Optimisme Ronaldo

Legenda Manchester United, Gary Neville memberikan analisis pesimis  di balik optimisme Cristiano Ronaldo bahwa Setan Merah akan mampu menjuarai Legue Preimer musim ini.

Benturan pendapat ini terungap dalam dua wawancara terpisah keduanya di media Inggris terkenal Sky sport dan mirror.

Dalam analisis terbarunya, Neville mendasarkan pendapat pada tidak stabilnya performa mantan klubnya itu.. Neville menilai bahwa penurunan performa ini ada hubungannya dengan rotasi pemain yang dilakukan Solskjaer.

Neville menilai bahwa skuat United mungkin kaget dengan capaian mereka sendiri belakangan. “Beberapa tahun terakhir, mereka tidak pernah mendapatkan poin segepoki,” buka Neville kepada Sky Sports Podcast.

Neville menilai konsistensi permainan Manchester United masih jauh dari kata stabil, dan itu sedikit banyak berpengaruh kepada perolehan poin tim mereka.

“Saya sering bilang bahwa mereka adalah tim yang aneh, karena mereka tidak bisa bermain dengan bangkus dalam jangka waktu yang lama dalam sebuah pertandingan.”

“Mereka bisa tampil dengan apik dalam sepuluh  menit, lalu lima belas menit kemudian permainan mereka memburuk. Akhirnya arah pertandingan berubah, mereka tertinggal satu gol, lalu mereka bangkit.”

Neville menilai bahwa salah satu penyebab performa “Red Devils” ini adalah kurang konsisten berhubungan dengan rotasi pemain yang diterapkan Solskjaer.

“Situasi mereka cukup aneh, karena tidak banyak tanda-tanda yang menunjukkan Manchester United kini telah berkembang, dan itu mungkin karena mereka banyak melakukan rotasi pemain.”

“Ole Gunnar Solskjaer sering melakukan empat atau lima pergantian di tengah pekan, lalu mengubah komposisi timnya lagi di akhir pekan. Itulah mungkin penyebab mereka tidak konsisten.” ujarnya.

Lantas bagaimana dengan kehadiran Cristiano Ronaldo yang balik dari Juventus untuk mengangkat performa MU?

“Tak ada yang istimewa dari kembalinya Ronaldo,” ujar Neville setengah mencibir.

Ronaldo sendiri, begitu kembali ke Old Trafford langsung mematok target juara  di musim ini  Ia tak menampik analisis Neville bahwa ujian berat untuk target besar itu bisa  hadir pada periode Oktober hingga November ini.

Sejumlah lawan berat hadir pada kurun waktu tersebut. Belum lagi, skuad asuhan Ole Gunnar Solskjaer harus berbagi konsentrasi di ajang Liga Champions dan Piala Liga Inggris

Maka, Oktober hingga November berpotensi menjadi kelabu.

Bulan berat Man United diawali dengan laga kontra Everton di Stadion Old Trafford pada Sabtu  malam WIB. Laga pekan ketujuh Liga Inggris itu hadir setelah partai berat melawan Villarreal di fase grup Liga Champions.

Musim lalu, Man United mampu meraih dua kemenangan dan satu imbang melawan Everton di semua kompetisi.

Yang menarik, satu-satunya hasil imbang justru terjadi di Old Trafford pada ajang Liga Inggris! The Toffees bahkan menyamakan kedudukan di injury time sehingga laga berakhir seri.

Laga melawan Everton itu bisa menjadi momentum awal demi menghindari Oktober-November kelabu.

Setelah laga itu, kompetisi kembali berhenti sejenak untuk jeda internasional. Selepas jeda internasional, Iblis Merah ditunggu Leicester City di Stadion King Power, Sabtu dua pekan berikutnya.

Lagi, The Foxes bukan lawan sembarangan. Musim lalu, Man United bahkan tak mampu meraih kemenangan dari tiga laga di semua kompetisi! Mereka kalah di Old Trafford pada ajang Liga Inggris, dan kembali menelan hasil negatif pada perempat final Piala FA.

Di tengah pekan, Man United akan menghadapi Atalanta di Liga Champions . Untungnya, laga ini dimainkan di Stadion Old Trafford. Namun, La Dea berpotensi merusak target Man United untuk meraih kemenangan.

Jadwal berat lainnya hadir di pekan kesembilan. Man United akan menantang rival bebuyutannya, Liverpool, di Old Trafford . Sepanjang ditangani Solskjaer, United tak pernah menang melawan Liverpool di Liga Inggris. Musim lalu, mereka bahkan takluk  di Old Trafford.

Setelah melawan Liverpool, Man United bisa saja bermain di tengah pekan lagi pada ajang Piala Liga Inggris.

Tentu saja, hal itu terjadi bila mereka bisa melewati hadangan West Ham United pada babak ketiga, yang dimainkan  di Stadion Old Trafford.

Berikutnya, Paul Pogba dan kawan-kawan menantang Tottenham Hotspur di kandang lawan pada di ujung Oktober

Musim lalu, Man United kalah telak  di Old Trafford, tetapi bisa merebut kemenangan  di kandang lawan.

Usai menghadapi Spurs, Man United kembali menghadapi Atalanta pada matchday empat Grup F Liga Champions

Kali ini, mereka bertandang ke Stadion Gewiss di Bergamo, Italia, pada pekan pertama November. Laga ini berpotensi menentukan lolos ke babak berikutnya.

Setelah Atalanta, Man United ditunggu rival sekotanya, Manchester City, di Stadion Old Trafford, tiga hari berikutnya.

Tiga lawan berat secara beruntun di Liga Inggris tentu sangat berbahaya. Alih-alih meraup sembilan poin, Iblis Merah malah bisa tak mengantongi satu poin pun.

Laga kontra Man City itu juga bisa menjadi batu loncatan sebelum perlombaan kian intens. Sebab, jeda internasional kembali datang usai laga melawan The Citizens. Ini sekaligus menjadi jeda internasional terakhir pada kalender FIFA .

Man United baru bisa sedikit bernafas lega usai jeda internasional. Pasalnya, mereka ‘hanya’ akan menghadapi tim promosi Watford di kandang lawan . Akan tetapi, setelah itu lagi-lagi tiga lawan berkategori berat datang.

Markas Villarreal harus didatangi pada matchday lima Liga Champions. Kembali, ini bisa menjadi laga penentu kelolosan ke babak berikutnya.

Andai Man United mau cepat lolos, mereka harus menyapu bersih empat laga awal. Dengan modal dua belas poin, maka peluang lolos terbuka lebar.

Modal dua belas poin di Liga Champions juga bisa sedikit mengendurkan tekanan. Mereka jadi tak perlu bersusah payah pada matchday lima dan enam. Tenaga bisa sedikit disimpan mengingat setelah Villarreal, Man United bertandang ke Stamford Bridge!

Ya, Chelsea akan menjamu Man United . Tiga hari setelah Chelsea, giliran Arsenal yang harus dihadapi di Old Trafford

Berat bukan ujian Man United di Liga Inggris?

Itu berarti, selama tujuh pertandingan beruntun di Liga Inggris, Man United harus menghadapi empat penghuni enam besar klasemen musim lalu. Kurun Oktober-November

itu benar-benar menjadi ujian bagi Man United untuk target meraih trofi.

Beruntung, Man United diberkahi skuad yang dalam. Kualitas di semua lini bisa dikatakan merata antara penghuni rutin sebelas awal dengan pelapisnya.

Satu-satunya ujian ada di gelandang tengah. Man United hanya punya Fred, Nemanja Matic, dan Scott McTominay yang punya tipe defensif.

Dari maksimal  dua puluh satu poin, memetik lima belas poin saja sudah terhitung bagus pada kurun waktu tersebut. Tiga partai kandang, yakni melawan Everton, Liverpool, dan Man City, wajib disapu bersih untuk meraih kemenangan.

Jika gagal, maka musibah yang akan datang.

Exit mobile version