Site icon nuga.co

Persie Kembali ke Emirates Dengan Kegelisahan

Delapan musim bersama Arsene Wenger di Emirates, bukan hal mudah bagi Robin van Persie untuk “kembali” berlaga di “rumah”nya itu. Van Persie, kepada “The Telegraph” mengatakan frustrasi menghadapi publik “The Gunner.” Ketidak-nyamanannya ini ia ungkapkan dengan nada memelas,”Saya tidak tahu bagaimana mereka mengaplaus saya. Ini laga terberat bagi saya. Laga yang pasti dilabeli oleh Emirates sebagai pengkhianat,” katanya dengan jujur.

Walau pun dalam penutup wawancaranya dengan “Telegraph”  Persie memastikan bahwa ia tak akan terpengaruh seandainya pendukung Arsenal akan mencemoohnya, tapi dia seperti ternanar dengan kalimat itu. Ia tak percaya seluruhnya bisa berjalan mulus. Dan ketika ia memulai pergerakan di lapangan  untuk memenangkan  Manchester United  yang bertandang ke Emirates Stadium, Minggu melam WIB, ternyata Persie “demam” panggung.

“Aku akan selalu menghormati para penggemar Arsenal. Mereka mencintai Arsenal dan aku memahami perasaan mereka,” kata Van Persie seperti dikutip dari situs The Sun.

“Pemain, staf, manajer bahkan direktur bisa datang dan pergi, tapi para suporter akan selalu bersama tim kesayangan mereka. Karena itulah aku menantikan kesempatan bermain di Emirates. Aku punya banyak kenangan di sana dan akan sangat menyenangkan bertemu lagi dengan kawan lama, rekan setim, dan staf Arsenal,” kata Van Persie lagi.

Van Persie menghabiskan delapan musim membela Arsenal dan menjadi salah satu pemain terpenting bagi skuad asuhan Arsene Wenger tersebut. Namun, bersama Arsenal ia hanya memenangkan gelar Community Shield dan Piala FA yang diperoleh di tahun pertamanya. Ia lalu memutuskan hengkang ke Old Trafford dengan nilai transfer 22 juta poundsterling awal musim ini, dan membantu Manchester United merengkuh trofi Premier League ke-20 dengan mencetak hat-trick ke gawang Aston Villa, Senin lalu. Ironisnya, saat Arsenal dijamu Manchester United, November lalu, Van Persie jugalah yang menjebol gawang Arsenal.

Ketika Sir Alex Ferguson menurunkan Robin van Persie,  ia  menyaksikan mantan rekan setimnya membentuk guard of honour bagi para pemain Manchester United saat memasuki lapangan. Guard of honour adalah tradisi ketika pemain sebuah klub berdiri di sisi jalan yang akan dilewati tim lawan yang sudah memastikan diri sebagai juara kompetisi, serta memberikan aplaus.

Di musim terakhirnya bersama Arsenal, van Persie hampir selalu muncul sebagai sosok ‘penyelamat’ Gunners dengan gol-golnya, dan membawa Arsenal menuju empat besar di klasemen akhir Premier League serta menjadi pencetak gol terbanyak. Hal itu tak luput dari ingatan Mertesacker.

“Robin selalu mencetak gol kemenangan sejak awal dia di United. Kami sering membicarakan soal itu saat di perjalanan menuju pertandingan, atau saat United bermain dan Robin membuat gol. Sangat sulit rasanya, karena kami tahu ia sering menyelamatkan kami musim lalu,” ujarnya.

Tapi kini, kata dia, ia dan rekam setimnya harus menunjukkan bahwa bukan Robin yang bertanggung jawab atas tim ini. Meski Robin van Persie pergi, Arsenal telah menemukan para penggantinya.

“Ini bukan soal satu pemain yang menggantikan Robin, toh kami punya empat hingga lima pemain yang mencetak 10 gol musim ini. Kami butuh lebih banyak pemain untuk mengganti sosok Robin,” jelas Mertesacker.

Meski masih merasa pahit atas keputusan van Persie menyeberang ke Setan Merah awal musim ini, Mertesacker juga mengungkapkan bahwa sebagian besar pemain Arsenal memilih van Persie merebut gelar PFA Player of the Year, tak terkecuali dirinya sendiri.

“Tentu aku memilih Robin. Dengan kualitas yang ia miliki, ia bermain sukses tiap tahun. Bahkan aku rasa sebagian pemain Arsenal memilhnya. Ia pemain kelas dunia,” jelas Mertesacker.

Ia pun memastikan bahwa ia tetap menghormati sosok mantan kapten Arsenal tersebut, meski tak lagi bermain dalam satu klub. “Robin masih dihormati di sini, dan dia adalah mantan rekan setimku. Ia tak akan sepenuhnya hilang dari benakku. Aku

 

 

 

Exit mobile version