Site icon nuga.co

Mou Berjudi di Stamford Bridge Malam Ini

Stamford Bridge, London, Inggris, dinihari nanti, Rabu, 9 April, 2014, mungkin akan seperti hari penghabisan buat Chelsea untuk tampil di Champions League musim ini, jika Paris Saint-Germain bermain impresif untuk membuat “The Bules” terkapar di leg kedua perempat final.

Laga Chelsea melawan Paris Saint-Germain ini akan disiarkan langsung oleh SCTV pukul 02.15 WIB, Rabu dinihari nanti.

Chelsea, dalam laga “panas” ini, menurut media Inggris, harus bisa menciptakan keajaiban dengan membalikkan keadaan dari kekalahan satu banding tiga pada perempat final pertama di Parc des Franc, pekan lalu untuk menang.

Bisa dua gol tanpa balas atau empat banding satu,” tulis “The Mirror, Selasa 08 April 2014. Kalau angka itu didapatkan Chelsea mereka bisa lolos ke semifinal dengan keunggulan agregat. Atau sebaliknya, tak ada keajaiban sehingga Chelsea tersingkir.
.
Menjelang menjalani pertandingan berat melawan Paris Saint Germain di Stadion Stamford Bridge, London, gelandang sekaligus “playmaker” Chelsea, Frank Lampard, menceritakan kembali kisah kepahlawanan mereka menumbangkan Napoli dua tahun lalu.

Lampard sengaja mengungkapkan cerita heroik masa silam itu untuk memotivasi rekan-rekannya.Chelsea butuh kejaiban pada pertandingan kedua babak perempat final Liga Champions dinihari nanti..

Lampard masih mengingat jelas suasana Stadion Stamford Bridge pada 14 Maret 2012. Ketika bola hasil tendangan penaltinya tak dapat dibendung kiper Napoli, Morgan de Sanctis, stadion seolah meledak.

Pada akhir laga, pesta lebih besar bahkan digelar karena The Blues akhirnya lolos ke babak perempat final setelah Branislav Ivanovic mencetak gol keempat pada menit perpanjangan waktu. Momen itu menjadi titik balik Chelsea yang akhirnya meraih trofi di akhir turnamen.

“Meski sekarang lebih sulit karena kami menghadapi tim yang lebih kuat dibanding Napoli,” ujarnya.

“Tapi kami pasti bisa menang lebih dari dua gol. Yang harus kami lakukan hanya berfokus dan terus bekerja keras.”

Pernyataan itu didukung Eden Hazard, pemain yang mencetak satu-satunya gol Chelsea di Parc de Prince, Paris. “Kami sudah membuktikan bahwa kami bisa melalui kondisi seperti ini,” kata gelandang asal Belgia tersebut. “Dan, kami akan melakukannya sekali lagi.”

Dengan bukti yang pernah mereka tunjukkan, keyakinan duo Chelsea itu memang tak bisa dimentahkan. Namun, pelatih Jose Mourinho punya penilaian berbeda.

Entah sedang melancarkan perang urat saraf atau jujur dengan peluang tim asuhannya, ia menilai peluang Chelsea untuk melaju ke perempat final sudah tertutup. “Sulit untuk menyalip PSG,” kata Mourinho, seperti dilansir The Independent.

Menurut The Happy One, julukan Mourinho, Chelsea tak memiliki penyerang mematikan untuk menghabisi PSG. Dalam laga lanjutan Liga Primer Inggris melawan Stoke City pada Ahad lalu, misalnya, semua gol Chelsea diborong pemain tengah.

“Saya akan memasang Samuel Eto’o,” kata Mourinho.

Sebaliknya, bisa jadi, Mourinho, memilih perjudian yang lain dengan tidak menurunkan Samuel Eto’o dan mungkin menempuh risiko yang lebih besar dengan menurunkan Torres, yang seperti sudah kehilangan produktivitasnya di Chelsea.

Jangan lupa, Torres juga yang menjadi pahlawan Chelsea dalam proses menuju kemenangan di final Liga Champions 2012. Torres membuat “hal yang tidak mungkin menjadi mungkin,” yaitu mengalahkan Barcelona di kandang kebesarannya, Stadion Camp Nou, Kota Barcelona, pada semifinal kedua.

Ruang gerak Torres mungkin sudah terbatas. Bisa jadi usia dan keadaan lain yang membuat ruang geraknya seakan semakin sempit. Namun, jika diberi kesempatan, mungkin Torres masih bisa memanfaatkan gaya kedutannya sebagai penyerang yang langsung bisa seperti melakukan sengatan di mulut gawang lawan.

Torres juga punya motivasi berlebih di laga nanti. Ia ingin memanfaatkan momentum cedera Eto’o sebagai kesempatan meraih posisi inti. Ini adalah sesuatu yang sudah lama diimpikannya. “Sehingga suatu saat Jose akan bilang, ‘Torres adalah penyerang saya’.” Masalahnya, apakah Mourinho memberikan kesempatan itu?

Torres akan menunggu dengan penuh harap akan suatu keadaan yang sebenarnya tidak bisa dipastikan. Sesuatu yang absurd. Dia seperti menunggu Godot, nama yang coba dikonkretkan, tapi sebenarya abstrak.

Sementara itu, legenda sepak bola Belanda, Johan Cruyff, menuding Jose Mourinho, lebih peduli terhadap hasil akhir sehingga sering menyalahkan pemain jika tim gagal mendapatkan hasil sesuai keinginannya.

Kritik Cruyff tersebut terkait pendapat Mourinho yang menyebut pertahanan timnya payah setelah Chelsea kalah dari Paris Saint-Germain pada leg pertama perempat final Liga Champions, di Parc des Princes, 02 April 2014.

“PSG adalah tim kuat dengan pemain berkualitas. Chelsea juga memiliki hal yang serupa, tetapi Mourinho tampaknya tidak sependapat dengan itu,” kata Cruyff kepada De Telegraaf.

“Ia selalu tampak sama. Ketika segala sesuatu berjalan dengan baik, menurutnya itu adalah buah kerjanya. Namun, pemain akan disalahkan saat sesuatu yang buruk didapat tim. Ia pernah membuat ruang ganti Real Madrid tidak kondusif dan saya melihat hal yang sama akan terjadi di Chelsea.”

“Masalah utama Mourinho adalah ia hanya peduli tentang hasil akhir. Hasil akhir tampak lebih penting daripada pemainnya sendiri. Ia selalu berpikir jangka pendek dan tentunya itu bukan gaya saya,” ujar Cruyff.

Exit mobile version