Site icon nuga.co

MU Tak Akan Kalah Lagi dari City

Manchester United tak akan kalah lagi dari Manchester City di laga “derby” pertama musim ini di Etihad Stadium. “Setan Merah” ingin melupakan musim lalu kala datang ke kandang City, kalah dan kalah.

Ketika “pool” surat kabar “Mirror” bertanya ke “riil united,” fans MU global, mereka menjawabnya, “The Noisy Neighbour” tak akan lagi menjadi nomor satu. The Noisy Neighbour” adalah julukan fans United untuk City, yang mencerminkan kata ejekan tentang “Manchester Biru” itu sebagai klub kelas paria.

Mereka sempat sakit hati ketika dua tahun terakhir City lebih diunggulkan dari mereka. Bahkan City bisa tampil sebagai juara Premier League untuk kedua kalinya dalam tiga musim terakhir.

Sakitnya lagi adalah anak asuhan Manuel Pellegrini ini di musim pertama kepelatihan manager asal Cile ini justru mengalahkan Wayne Rooney dkk kandang dan tandang.

Justru sekarang, keadaan sedikit lebih menguntungkan tim tamu. Memang anak asuhan Louis van Gaal belum konsisten.

MU belum dapat membukukan tiga kemenangan berturut-turut di Premier League sejak Desember 2013, usai ditahan imbang WBA di minggu kedelapan dan kemudian ditahan Chelsea week end lalu.

Di dua laga itu, MU membutuhkan gol di pengujung laga dari Daley Blind dan Robin van Persie untuk selamat dari kekalahan.

Apakah City konsisten. Klub Etihad itu justru lebih tidak konsisten. Etihad yang dimusim lalu amat menakutkan, di musim ini. Mame Biram Diouf sudah menbuktikannya saat mencetak gol tunggal bagi Stoke City di minggu ketiga.

Dan Rabu lalu giliran Newcastle United membekap The Citizen lewat gol-gol Rolando Aarons dan Moussa Sissoko di babak perdelapan final Capital One Cup.

Ditambah kekalahan tandang dari West Ham United minggu lalu di Premier League dan ditahan imbang oleh CSKA Moscow dalam lanjutan Liga Champions, membuat anak asuhan Pellegrini ini gagal menang dalam tiga laga terakhir.

Ini membuat derbi Manchester hari Minggu nanti kelihatan lebih berimbang dibandingkan tahun lalu. Hanya MU tetap harus mewaspadai Sergio Aguero yang mencetak empat gol saat terakhir kali City bermain di kandangnya sendiri dalam Premier League menghadapi Tottenham Hotspur.

Pertarungan di lini tengah dan depan kedua kesebelasan akan merupakan jaminan. Yang menarik adalah sejauh mana lini pertahanan kedua kubu mampu bertahan terhadap serangan lawan, karena lini inilah yang menjadi titik lemah keduanya. Jaminan bahwa gol demi gol akan mengalir bukan? Bahkan hingga detik terakhiir jika mengacu pada trend MU saat ini

Bagaimana dengan City?

Manuel Pellegrini dalam sebuah wawancara mengakui masih kesulitan meramu komposisi pemain di lini tengah. Dengan Yaya Toure dan Fernandinho yang mengisi pos tersebut, sulit rasanya bagi keduanya untuk secara intensif menyerang sekaligus bertahan. Toure, yang pada musim-musim sebelumnya berperan sebagai pengalur serangan, kini seringkali terlihat berdampingan dengan Fernandinho untuk menahan gempuran serangan lawan.

Dibandingkan dengan musim lalu, tidak ada perubahan signifikan dari skuat City. Pellegrini masih mempertahankan formasi 4-4-2 dengan dua pemain sayap cepat di kedua sisi dan dua fullback yang kuat secara fisik. Hal yang terlihat berbeda pada musim ini pos lini tengah yang biasa dihuni Javi Garcia, kini diisi Fernandinho atau Fernando. Saat Toure tak tampil, ada Frank Lampard yang biasa bermain di pos tersebut.

Saat menjadi juara pada musim 2011/2012, kekuatan City adalah kemampuan mereka melakukan pressing ketat kepada lawan. Beberapa kali saat itu pemain City terlibat kontak fisik saat memberi tekanan. Hal ini yang membuat lawan, secara taktik, seringkali terpancing baik itu karena emosi atau mental yang turun. Lawan pun tidak bisa memeragakan taktik yang diperintahkan pelatih

Saat lawan menyerang, kedua sayap City memaksa pemain lawan mengarahkan bola ke tengah. Di pos tersebut, berdiri tembok kokoh yang bukan hanya merebut bola, tapi juga mengacaukan kosentrasi pemain lawan.

Di musim ini, hal tersebut seolah tak berlaku. Adanya jarak antara lini belakang dan lini tengah, membuat lawan kerap bergerak bebas di area tersebut. Terlebih bagi lawan yang memang menumpuk pemain di lini tengah.

Hal ini terlihat saat pertandingan menghadapi Arsenal. Mesut Oezil, Jack Wilshere, Aaron Ramsey, dan Alexis Sanchez terlihat begitu bebas dan leluasa mengoper bola di area tengah. Mereka mesti menghentikan pergerakan secara paksa pemain lawan yang untungnya, tidak berhadiah kartu dari wasit.

Jelang laga, Pellegrini mesti membenahi koordinasi di area tersebut. Terutama, jika mereka tak ingin Ander Herrera menerobos masuk dan mencetak gol.

Tidak hanya persoalan taktik, City masih dibekap oleh persoalan cederanya pemain. David Silva dipastikan absen selama tiga pekan sehingga tidak akan tampil saat City menghadapi Manchester United.

Silva dibekap cedera lutut saat City disingkirkan Newcastle United di ajang Piala Liga Inggris pada tengah pekan ini. Ia cuma sembilan menit di atas lapangan sebelum digantikan Samir Nasri.

Absennya Silva jelas merupakan sebuah pukulan bagi The Citizens. Ini artinya, pemain internasional Spanyol itu juga tidak dapat turun saat timnya menghadapi laga krusial di Liga Champions melawan CSKA Moskow.

Sementara itu, kabar lebih baik menyoal kondisi Yaya Toure, yang juga menderita cedera di pertandingan yang sama. Gelandang tangguh asal Pantai Gading ini kemungkinan bisa bermain.

“David bermasalah di ligamennya. Mungkin dia akan absen selama sekitar tiga pekan jadi dia tidak bisa tampil untuk laga derby,” ujar manajer City Manuel Pellegrini yang dikutip Guardian.

“Yaya mendapat masalah kecil, kami akan melihat dia lagi pada besok tapi saya pikir tidak akan punya banyak masalah.”

Exit mobile version