Site icon nuga.co

Misteri Lionel Messi di Nou Camp

“Lonel Messi sebuah taruhan.”  Itulah yang terjadi di Nou Camp. Sebuah taruhan antara bermain dan tidak bermain. Taruhan yang kemudiannya diputuskan secara sepihak dengan satu kata oleh Tito Vilanova, “tidak.”

Dan sejak itu  Lionel Messi diselimuti misteri. Tak ada di antara Messi dan Tito yang membocorkan kata “tidak” ini. Tidak juga kepada Iniesta yang terus menyimpan tanya sepanjang pertandingan tentang ketidakhadiran Lionel.

Bahkan Pique, yang berbisik kepada Dani Alves di kamar ganti, keheranan menyaksikan Messi hanya menyilangkan jarinya membentuk ritual doa. Semuanya tak mau bertanya tentang  “misteri messi.” Dan Tito, seperti biasanya, dengan suara rendah,  yang sangat santun, terduduk bagaikan “spinx” memberi wejangan dengan  suara, terkadng, bergumam tanpa menyebut sekali pun nama Messi dalam pesannya kepada Iniesta tentang eksplorasi lapangan tengah yang lebih intensif.

Tito juga tidak seperti biasanya mengalpakan nama Messi untuk sebuah pesan pergerakan yang lebih eksplosif bagi Pedro untuk mengacaukan pertahanan Bayern. Lionel seperti menguap untuk disentuh oleh satu kata pun. Pique mafhum itu wilayah Tito yang tak pernah mereka perdebatkan. Tapi kali ini Tito benar-benar sangat protektif.

Ia tidak berdiskusi, seperti lazimnya “suasana” kamar ganti ketika yang sering diperkannya  menjadi “motivator” sebelum operasi kankernya.  Vilanova memang berbeda, ketika hak preoregatifnya minta jangan disentuh oleh pertanyaan. Dan tak ada satu pun pemain yang berani “nakal” mengusik haknya itu. Tidak juga, Dani Alves yang biasanya ngawur dengan canda nyelekitnya. Kali ini Alves seperti tersungkur,  ketika Tito menghunjamkan pandangannya kepada pemain asal Brasil itu.

Tidak hanya kamar ganti yang senyap dalam selimut misteri Messi. Kerahasiaan yang sama  juga menjalarkan tanya ke bangku cadangan ketika pemain terbaik empat kali versi FIFA itu  hanya menatap dengan pandangan kosong  kala Arjen Robben melesatkan gol.  Ia tertunduk “menahan sakit,” sewaktu  Gerard Pique, seperti tanpa dosa membunuh peluang Barca untuk melakukan “remontada” ketika melesatkan bola ke gawangnya sendiri

Dan klimaknya, ketika Thomas Mueller melakukan “standing heading,”  Messi menutup mukanya, menggamit Mascherano dengan tatapan sendu,  sembari meluruskan telunjuknya ke atas  dengan hampa.

Isyarat terakhir ini, seperti kebiasaan Messi, menegaskan Barcelona telah tamat. Sebuah era ketakutan akan “tiki taka”  yang selama tujuh tahun menghantui tim-tim besar Europa berakhir dengan kebesaran “bavarian lars” yang menghempaskan “blaugrana”  di hadapan hampir seratus ribu “catalonia” di kandang paling menakutkan Nou Camp.

Messi  memang misteri di malam itu  ketika  Vilanova  memilih tidak memainkan sama sekali peraih Ballon d’Or tersebut. “Entrenador” baru mengungkapkan alasannya,  bahwa kondisi Messi masih belum fit dan khawatir bisa berakibat buruk padanya, setelah laga dan “blaugrana” terhempas.

Ia menjawab semua misteri itu dengan argument sangat kuat. Ia juga mengungkit tentang peran Messi ketika diturunkan  saat melawan Athletico Bilbao beberapa hari sebelumnya.

“Messi merasa baik saat melawan Athletico Bilbao. Namun, pada saat latihan ia merasakan sesuatu yang tidak cukup baik. Dia tidak cedera, tapi merasa bisa mendapat cedera(jika bermain. Kami juga sudah membicarakan ini dengan tim dokter,” ungkap Vilanova, seperti ditulis “Lematin.”

“Kami bisa saja mengambil risiko memainkan Leo, tapi andai kami saat itu masih punya peluang lolos,” katanya. . Seperti diketahui, Messi mendapatkan cedera yang cukup serius ini kala berhadapan dengan Paris Saint-Germain di babak perempatfinal Liga Champions beberapa waktu lalu.

Akhirnya, Barca harus kalah agregat 7-0 dari jawara Bundesliga musim. Pada babak final yang bakal berlangsung di Stadion Wembley tersebut, Bayern bakal menantang Borussia Dortmund pada 26 Mei mendatang.

Banyak argument yang mengemukakan usai laga dan kekalahan paling mengenaskan itu..Ya, tanpa Lionel Messi, yang justru tidak dimainkan pelatih Tito Vilanova pada laga itui, Barca memang tidak bisa berbuat banyak meladeni permainan atraktif Bayern.

Namun, bek Barca Gerard Pique, usai diberitahu Tito mengatakan,  kehadiran Messi juga tidak akan banyak membantu timnya yang memang diakuinya kalah segalanya dari “Die Roten.”

“Messi adalah yang terbaik di dunia. Jelas, tidak sama tanpa kehadirannya di lapangan, tapi, saya rasa situasinya juga tak akan jauh berbeda apabila dia hadir di lapangan,” ujar Pique membantah spekulasi yang menyebut Barca gagal comeback karena absennya bintang 25 tahun tersebut.

Presiden klub Barcelona Sandro Rosell, yang tidak diberitahu oleh Tito tentang Messi, sempat berang  atas  keputusan  tidak memainkan Messi. Meski demikian, Rosell tetap legowo menerima kekalahan.

“Jika pemain terbaik di dunia tidak berada di lapangan, tim pastinya tidak sama. Tapi, semua pemain sudah bekerja keras. Itu (mencadangkan Messi) sudah menjadi keputusan pelatih, staf dan tim dokter. Mereka sudah mengambil keputusan dan kita harus menerima itu,” sambungnya.

“Kita harus mengucapkan selamat kepada Bayern. Mereka jelas lebih baik dan pantas bermain di final,” tandasnya.

Presiden Barcelona, Sandro Rosell pun enggan mengomentari banyak soal keputusan Vilanova.Rosell percaya bahwa tidak diturunkannya Messi saat partai krusial, murni karena alasan teknik. “Apabila mereka memutuskan untuk tidak memainkannya (Messi), keputusan itu murni karena alasan teknik. Saya tidak dapat mengatakan apa-apa,” tegas Rosell, seperti dilansir Tribalfootball..

 

Exit mobile version