Site icon nuga.co

Menunggu Diusirnya Rodger dari Anfiled

Gagal menuai kemenangan dalam laga kandang kala menjamu Norwich City, pekan lalu, tampaknya menjadi sebuah momen krusial bagi masa depan Brendan Rodgers di Liverpool.

Pasalnya, The Reds belum mampu bangkit dari situasi sulit mereka di awal musim ini.

Dua kali mengalami kekalahan beruntun dan hanya imbang melawan tim sekelas Norwich tentunya bukan torehan positif bagi klub Anfield.

Kini, The Red masih terpaku di posisi ketiga belas klasemen Premier League dengan hanya mengoleksi delapan poin.

Laga kontra Carlisle, Kamis dinihari WIB, 24 September 2015 nanti, bisa jadi kesempatan bagi Brendan Rodgers untuk membangkitkan Liverpool yang telah kehilangan ketajamannya di musim ini.

Kemenangan menjadi harga mati bagi Liverpool ketika menjamu Carlisle United di Anfield. Tak hanya untuk mendapatkan tiket lolos ke babak kelima Piala Liga, kemenangan menjadi sangat penting bagi The Reds untuk memulihkan kepercayaan diri mereka.

The Reds seperti kehilangan kepercayaan diri di lima laga terakhir.

Laga kontra Carlisle, yang notabene berada dua kasta di bawah Liverpool, mau tidak mau harus dijadikan ajang berpesta oleh Brendan Rodgers.

Kemenangan bakal menjadi suntikan moral bagi The Reds, ditambah lagi kembalinya Daniel Sturridge menambah opsi penyerangan mereka.

“Saya pikir tiga laga kandang beruntun adalah hal positif untuk kami. Kami tahu kami telah memiliki empat laga untuk mengembalikan performa kami ke level yang kami inginkan,” ungkap Rodgers setelah laga kontra Norwich.

“Ada sejarah besar di sini, di Anfield, tetapi rangkul hal itu dan pastikan Anda mengambil risiko. Anda harus mengambil risiko dan bermain sepakbola positif.”

“Kami hanya perlu membangun kepercayaan diri itu lewat latihan, lewat pertandingan, dan ini hanya langkah demi langkah untuk maju ke laga selanjutnya dan semoga penampilan yang bagus bisa terus mendapatkan hasil.”

“Saya yakin jika para pemain melanjutkan kerja mereka seperti yang telah mereka lakukan setiap hari, mereka bakal memetik hasilnya. Kerja keras tak pernah berbohong dan ini hanya soal masalah waktu hingga mereka bisa mendapatkan hasil sebagai hadiah mereka,” tandas sang manajer

Bersamaan dengan terpuruknya “The Red” suara negatif pun semakin kencang bermunculan menuntut mundurnya sang manajer berpaspor Irlandia Utara tersebut.

Benarkah sang pelatih muda itu harus hengkang dari Anfield?

Walau beberapa mantan pemain Liverpool, seperti Jamie Carragher, berpendapat bahwa Brendan Rodgers harus diberikan waktu lebih lama di Anfield, tapi suara dari fans untuk segera mendepaknya terus menguat.

Dikutip “nuga” dari “Mirror,” Rabu, 23 September 2015, Brendan Rodgers kini tercatat gagal meraih kemenangan dalam lima pertandingan terakhir Liverpool, termasuk kekalahan dari Manchester United dan West Ham.

Menyusul performa buruk awal musim ini, Liverpool mulai mempertimbangkan kepantasan Rodgers menjadi nakhoda di Anfield.

Pemilik Liverpool, John W Henry, mulai mempertimbangkan, apakah dirinya akan memecat Brendan Rodgers atau mempertahankannya, menyusul performa buruk The Reds musim ini.

Setelah gagal menggaet gelar juara Liga Primer Inggris musim lalu, The Reds gagal mereplika performa mereka musim lalu dan kini terdampar di peringkat 11 klasemen sementara.

Performa mereka di Liga Champions juga tidaklah spesial dan nyaris terdepak dari babak grup.

Menurut Tuttomercato, Henry kurang senang dengan perkembangan Liverpool di bawah asuhan Rodgers dan mungkin berniat untuk melepas Rodgers dari tanggung jawabnya.

Belum ada keputusan yang diambil sejauh ini, namun bisa dipastikan nasib Rodgers itu sedang berada di ujung tanduk.

Fenway Sports Group milik Henry baru akan mengambil keputusan setelah Liverpool melakoni beberapa laga ke depan.

Belum ada indikasi kuat apakah Rodgers akan segera didepak. Tapi, jika itu terjadi, ada sejumlah nama yang kini beredar, beberapa nama sebagai calon penggantinya:

Yang pertama, nama Ronald Koeman berkibar di media Inggris. Mantan bek legendaris Belanda yang kini menukangi Southampton, dalam kariernya sebagai manajer tercatat tiga kali meraih titel Eredivisie, KNVB Cup, dua kali Johan Cruyff Shield, Supercup Portugal, dan Copa del Rey.

Southampton diyakini akan terdegradasi, sebelum Koeman tiba di St Mary akhir musim lalu, karena klub itu telah menjual sebagian besar talenta terbaik mereka selama dua musim berturut-turut.

Tapi, tangan dingin Koeman berhasil membuat Southampton menempati peringkat ketujuh di akhir musim. Bukan tanpa alasan, Belanda kini ingin memanggil pulang Koeman untuk melatih timnas negeri Kincir Angin itu.

Namun, Southampton telah melakukan langkah antisipasi, dengan memperbarui kontrak Koeman. Itu memastikan Southampton juga tidak akan rela, untuk membiarkan Koeman lepas ke Liverpool.
Nama lain juga dari Belanda, Frank De Boer.

Menjadi pilihan populer di antara fans Liverpool, Frank De Boer merupakan mantan pesepakbola profesional yang sukses, memenangi hampir semua trofi saat menjadi bintang Ajax dan Barcelona.

Dia melanjutkan kesuksesannya sebagai manajer, dengan memenangi titel Eredivisie hampir setiap musim, hanya lolos satu trofi, sejak menangani Ajax lima tahun lalu. Kekurangannya adalah belum memiliki pengalaman di Premier League.
Selain itu ada nama Garry Monk

Pria muda ini tidak punya pengalaman saat menggantikan Michael Laudrup di Swansea City. Di musim penuh pertamanya pada 2014/2015, Monk membawa Swansea bertahan di peringkat delapan pada akhir musim.

Pada usia yang baru 36 tahun, Monk juga berhasil membuat Swansea kembali jadi sorotan musim ini, dengan mengalahkan Manchester United dengan skor 2-1 di Old Trafford. Luar biasanya, itu kemenangan ketiga beruntun Swansea atas MU.

Monk membuktikan dia punya visi yang bagus di bursa transfer. Kekurangannya adalah pada pengalaman, dengan belum ada yang dimenanginya sebagai manajer klub.

Exit mobile version