Site icon nuga.co

Laga “Dendam” Chelsea di Anfield

Laga semi final final Piala Liga yang mempertemukan Chelsea melawan Liverpool, Rabu dinihari WIB, 21 Januari 2015, di Anfield, menggoreskan “luka” lama bagi kedua tim berupa gol hantu” bagi Chelsea dan penghinaan Steven Gerrard oleh fan “The Blues” bagi Liverpool.

Bahkan, bagi Jose Mourinho, pelatih Chelsea, laga ini juga mengingatkan kembali bagaimana ia “terhina” ketika Gerrard menjawab ajakannya untuk bergabung ke Stamford Bridge, enam tahun lalu, dengan kalimat,”Tidak akan pernah terjadi.”

Tumpukan jejak kasus inilah yang menyertai laga kedua tim dan akan berlangsung panas dalam salah satu bigmatch FA Cup musim ini, dan nyaris menjadi laga final.

Terhadap laga ini sendiri, Brendan Rodgers tahu bahwa melewati Chelsea di semifinal Piala Liga Inggris bukan pekerjaan mudah. Meski ia yakin bisa melakukannya karena ‘Si Merah’ kini tengah on fire.

Liverpool akan berupaya meraih tiket ke final Piala Liga Inggris dengan cara menyingkirkan Chelsea di dua partai semifinal. Tim asal Merseyside itu lebih dulu jadi tuan rumah di Anfield, Rabu dinihari WIB besok, sebelum sepekan kemudian tandang ke Stamford Bridge

Kedatangan Chelsea ke Anfield mengingatkan Jose Mourinho kenangan buruk sekitar satu dekade lalu jelang pertemuan Chelsea melawan Liverpool pada leg pertama semifinal Piala Liga.

Sepuluh tahun lalu, Chelsea tersingkir di babak semifinal Liga Champions setelah kalah agregat kosong satu dari Liverpool. Ketika itu Mourinho melatih Chelsea di era pertamanya.

Chelsea tersingkir karena gol “hantu” Luis Garcia yang tercipta pada menit keempat. Hingga kini, gol Garcia masih menjadi perdebatan, karena banyak pihak menganggap bola tendangan pemain asal Spanyol itu belum melewati garis gawang.

Sepuluh tahun berlalu, Mourinho mengaku gol Garcia masih melekat di pikirannya. The Special One mengatakan, kenangan buruk itu belum bisa dilupakannya.

“Saya punya memori buruk di Anfield. Tersingkir di semifinal Liga Champions dengan gol seperti itu akan Anda ingat selalu. Anda tidak akan melupakannya,” ucap Mourinho seperti dilansir Eurosport.

Mourinho berharap gol “hantu” tidak terjadi kembali saat Chelsea menghadapi Liverpool pada leg pertama semifinal Piala Liga. “Karena Piala Liga tidak menggunakan teknologi garis gawang,” ujar Mourinho.

Chelsea punya rekor yang bagus menghadapi Liverpool. The Blues tidak pernah kalah dalam lima pertemuan terakhir, termasuk kemenangan beruntun dalam dua kunjungan terakhir ke Anfield.

“Siapa yang tidak suka tampil di Anfield? Semuanya suka, saya, dan pemain. Selalu menyenangkan bermain di Anfield,” ucap Mourinho.

Kekecewaan lainnya yang dialami Mourinho terkait kegagalan memboyong Steven Gerrard pada sepuluh tahun silam.

Mou nyaris berhasil memboyong sang kapten Liverpool kala itu, namun akhirnya Gerrard memilih tetap bertahan di Anfield.

“Gerrard adalah legenda Liverpool. Gerrard adalah legenda bagi Liga Inggris,” kata Mou seperti dikutip dari Sky Sports.

“Dan Gerrard adalah pemain pujaan dan akan selalu saya hormati.”

Menurut Mou, ia membayangkan komposisi Claude Makelele, Steven Gerrard, dan Frank Lampard mengisi posisi tengah timnya.

Pelatih asal Portugal itu, waktu itu, mengaku sudah melakukan segalanya untuk mendapatkan Gerrard.

“Tapi ia selalu merasa dan memilih menjadi bagian dari Liverpool, dan saya pikir itu adalah pilihan yang terbaik.”

Ketika Mourinho pindah ke Spanyol untuk melatih Real Madrid, ia pun sempat sekali lagi ingin mengambil Gerrard untuk lini tengahnya, namun kapten Liverpool itu memilih untuk kembali menolak Mourinho.

Pada awal Januari 2015, Gerrard sendiri telah memutuskan pindah dari Liverpool dengan sang gelandang Liverpool ini baru saja menandatangani perjanjian pra-musim dengan klub Amerika Serikat, LA Galaxy.

Dalam empat tahun terakhir, LA Galaxy telah memenangkan tiga gelar liga, dan Gerrard berkata bahwa inilah yang membuatnya tertarik pindah ke klub tersebut.

Gerrard sendiri mengaku bahwa ia sering melihat laga-laga LA Galaxy dan tahu tentang beberapa pemain mereka, serta mendengar hal-hal baik tentang klub tersebut.

Sementara itu Liverpool tidak mau jadi keledai yang tak pernah jatuh dua kali ke lubang yang sama. Ungkapan itu bakal diingat betul oleh Liverpool saat mereka menghadapi Chelsea di semifinal Piala Liga Inggris musim ini, demi menjaga kans lolos ke final.

Liverpool tentu tahu musim lalu di Anfield pada pertandingan pekan ke-34, mereka sebenarnya hanya butuh hasil imbang ketika menjamu Chelsea.

Namun, kengototan Brendan Rodgers memakai strategi menyerang total yang membuat mereka begitu ditakuti musim itu, malah menjadi blunder. Chelsea dan Jose Mourinho yang lihai dalam bertahan dengan cerdik memanfaatkan ruang untuk melancarkan serangan balik.

Gol pertama lahir dari kesalahan Steven Gerrard yang terpeleset saat menguasai bola dan membuat Demba Ba leluasa menjebol jala Simon Mignolet. Lalu gol kedua yang dibikin Willian pun dibuat dari sebuah serangan balik.

Pada akhirnya kekalahan itu membuat mimpi menjuara liga musnah dan Manchester City yang jadi kampiun. Kekalahan dari Chelsea musim lalu tentu masih teringat jelas di benak para pemain, terutama Gerrard yang kemudian insiden itu jadi bahan olok-olokan suporter lawan.

Trofi Piala Liga Inggris bakal jadi salah satu incaran utama Liverpool demi memperbaiki start buruk mereka di awal musim. Untuk itu Rodgers pun bertekad memperbaiki kesalahan saat bertemu Chelsea musim lalu.

“Kami sudah membicarakan itu dalam rapat tim, dan saya bilang kami tidak boleh terlalu bermain terbuka,” ujar Rodgers di Mirror.

“Menang atau kalah di semifinal ini tidak akan ditentukan di laga pertama, jadi penting untuk kami fokus bagaimana menghadapi laga ini, dan yang terpenting adalah kami memastikan bahwa kami masih berpeluang ketika menjalani leg kedua,” sambungnya.

“Kami tidak harus memenangi semifinal ini di Anfield. Kami bisa main di Stamford Bridge dan menang di sana jika memang dibutuhkan – kami harus ingat bahwa semifinal ini ada dua leg,” demikian dia.

Exit mobile version