Site icon nuga.co

Kasus Khashoggi Hambat Saudi Miliki MU

Rencana putera mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman untuk membeli Manchester United diklaim tertahan oleh kasus pembunuhan Jamal Khashoggi.

Mohammed bin Salman diduga terlibat dalam pembunuhan jurnalis Arab Saudi tersebut.

Mirror melansir pemilik Setan Merahh amat berhati-hati dalam menjajaki kemungkinan itu, terutama setelah putra Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud disebut-sebut terlibat dalam dugaan pembunuhan sadis terhadap Khashoggi.

Jurnalis yang dikenal kritis terhadap kebijakan-kebijakan Arab Saudi itu dilaporkan otoritas Turki telah dibunuh dan diduga melibatkan para algojo, agen intelijen, dan ahli forensik negara tersebut di Konsulat Jenderal Arab Saudi di Turki,  Oktober.

Sempat membantah Khashoggi tewas dibunuh, Arab Saudi kemudian membenarkan jurnalis yang tinggal di Washington DC itu tewas terbunuh.

Padahal, Mirror mengklaim pihak Mohammed bin Salman mengajukan penawaran dengan harga menggiurkan untuk membeli Man United.

Mereka dikabarkan menyiapkan dana hingga empat miliar euro miliar atau setara kurs saat initujuh puluh sembilan  triliun rupiah.

Jumlah tersebut tentu tak seberapa dibandingkan dengan total harta keluarga kerajaan Arab Saudi yang mencapai delapan ratus lima puluh miliar euro

Meski demikian, pihak keluarga Glazers tampaknya masih enggan dengan penawaran tersebut karena disebut tak ingin citra Man United juga ikut tercoreng di mata internasional.

Padahal, Avram Glazers baru saja berada di Kota Riyadh Arab Saudi untuk mengikuti forum internasional.

Pihak Mohammed bin Salman pun beberapa kali meminta bertemu dengan Avram, namun pemilik Setan Merah itu memilih untuk menghindarinya.

Mohammed bin Salman diklaim tak akan menyerah untuk membeli saham mayoritas Manchester United, kendati Glazers berharap putra mahkota Arab Saudi itu menyelesaikan terlebih dahulu permasalahan yang membelitnya terkait kematian Khashoggi.

Glazers yang membeli Setan Merah pada empat belas tahun lalu  sebesar Sembilan puluh juta euro, diyakini bakal untung besar apabila pihak putera mahkota Arab Saudi jadi membeli saham klub tersebut.

Sebelumnya ramai spekulasi diberitakan Manchester United akan dibeli Pangeran Arab Saudi

Ya, itulah yang diberitakan “mirror” tentang ketertarikan Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammad bin Salma terhadap klub yang bermarkas di Old Trafford itu.

Ia diklaim sangat tertarik membeli klub kaya Liga Primer Inggris, Manchester United.

Para fan kini disebut-sebut mengarahkan tuntutan mereka kepada pemilik klub, keluarga Glazers, selain kepada manajer tim, Jose Mourinho.

Para pendukung Setan Merah mendesak pemilik klub agar segera melakukan perombakan manajemen atau melepas kepemilikan Setan Merah.

The Sun  juga melansir, situasi itu dimanfaatkan Mohammad bin Salman untuk membeli Man United.

Media itu menyebut pangeran Arab Saudi itu yang memiliki kekayaan senilai delapan ratus lima puluh  miliar euro bakal menyiapkan dana besar untuk membeli klub tersebut.

Pihak keluar Kerajaan Arab Saudi ini ingin mengikuti jejak tetangga mereka yakni Qatar dan Uni Emirat Arab yang lebih dulu berinvestasi di klub-klub sepak bola Eropa.

Mohammad bin Salman dikabarkan siap mengajukan penawaran untuk membeli saham mayoritas di Manchester

United. Di satu sisi, pihak Glazers diklaim tidak akan melepas Setan Merah dengan harga kurang dari tiga miliar euro.

Meski belum merambah ke sepak bola, Arab Saudi sudah menanamkan modal mereka di bisnis olahraga yakni di gelaran WWE dan Formula One

Bersama dengan Man United, mereka berambisi memperkuat merek mereka dalam bisnis olahraga secara keseluruhan.

Pertarungan politik dan keuangan di negara-negara Timur Tengah pun diprediksi bakal memasuki babak baru jika Arab Saudi ikut berinvestasi di sepak bola.

Kendati dikabarkan bersikeras tak akan menjual klub, Avram Glazer dilaporkan menghabiskan banyak waktu di Arab Saudi belakangan ini.

Sebelumnya, Man United juga sudah bekerja sama dengan Departemen Olahraga Arab Saudi untuk meningkatkan pembinaan di sepak bola dalam rangka mewujudkan visi 2030 Mohammad bin Salman.

Exit mobile version