Site icon nuga.co

Juve Turino

Menulis  analisa sepakbola sekarang begitu mudahnya. Semudah melentikkan jemari. Mau jari tengah telunjuk atau jempol. Atau semuanya. Brush… lantas dapat yang Anda mau.

Yang memberi kemudahan itu adalah google.

Seperti pagi ini. Saya ingin menulis analisa pertandingan Juventus melawan Ac Milan. Siaran live dari “TV 7”  Sejak awal permainan berlangsung sudah dapat apa  yang  saya di maui. Apa saja yang mau di analisa.Tinggal salin lantas tempel.

Paling kalau mau ditambah cari saja di wikipedia tentang rivalitas antara dua klub sepak bola  liga seri a ini Kedua tim kerap bersaing dalam perebutan posisi puncak klasemen liga

Laga kedua tim merupkan  pertandingan tertua yang masih dimainkan sejak awal abad lalu. Sejak seratus dua puluh tahun silam.. Tercatat sebagai partai yang paling acap dimainkan .

Pertemuan antara Juventus dan Milan sering oleh para pecinta bola selalu dinaman dengan “derby d’italiano”  Sebagai cerminan persaingan, baik secara politik maupun ekonomi, yang membelah kota milano dan turino

Dua kota terbesar  di Italia barat lalu. Dua kota bersama Genoa  termasuk dalam segitiga industri, wilayah sosio-ekonomi yang memiliki perkembangan olahraga terbesar di negara ini.

Analisa sepakbola tak pernah bergeser dari pola tim. Macam pola baju ditangan desainer. Pola permainan sepakbola berada ditangan manajer tim.

Tergantung dari materi pemain. Mau pola empat-empat-dua. Atau Empat -dua-tiga-satu. Pola ini mengambarkan berapa pemain yang dibutuhkan untuk jangkar atau belakang. Lantas berapa pemain di tengah dan tengah lagi.

Tambah untuk striker. Apakah striker tunggal atau double striker. Kemudian lanjut dengan permainan long passing atau umpan pendek.  Belum lagi hitunganzona perzona. Dimana zona lapangan di bagi tiga.

Pembagiannya zona pertahanan masing-masing, zona tengah dan zona serangan, Jika harus diteruskan tentang umpan pendek dan umpan panjang ada lagi bagaimana harus menciptakan scrimage di zona perhatanan lain.

Bagaimana  tim harus bermain di kotak sempit atau umpan tarik, Entahlah…

Yang pagi tadi saya tonton adalah permainan klasik kedua tim. Klasiknya Juventus dan klasikal teaterial AC Milan.

Yang akhir drama klasik dua kali empat puluh lima menit adalah dua gol berbanding dua gol untuk masing-masing tim. Berarti  seri. Istilah lainnya sama kuat.

Yang laganya harus disudahi dengan adu pinallti, Yang masing-masing tim sudah menyiap eksekutor pinaltinya. Yang akhirnya Juve, nama lain dari Juventus, memenangkan laga dengan angka empat berbanding tiga.

Laga ini sendiri bernama soccer champios tour. Pertandingan di lapangan dignity health sports park, Carson, California,

Diawal laga AC Milan bermain agresif. Mengunci lewat zona marking Juve. Dan  berhasil beberapa kali menebar ancaman ke pertahanan lawan.

Juve sendiri baru tampil lebih nyaman dalam mengalirkan bola dari kaki ke kaki  Sebuah  tendangan keras Chiesa dari luar kotak penalti, masih terlalu mudah untuk diamankan penjaga gawang AC Milan.

Menit dua puluh tiga Milan berhasil unggul atas Juventus lewat sundulan Malick Thiaw usai meneruskan umpan tendangan bebas Theo Hernandez.

Sembilan menit kemudiannya Juventus membalas untuk menyamakan kedudukan menjadi. Satu gol berbanding satu gol.

Lewat gol Danilo lewat sontekan dari dalam kotak penalti setelah memanfaatkan kemelut yang terjadi di depan gawang Milan usai sepak pojok.

Lanjut ke menit tiga sembilan AC Milan kembali unggul dua gol berbanding satu lewat tembakan voli Olivier Giroud.

Babak pertama usai.  AC Milan pun berhasil unggul

Segera setelah babak kedua dimulai, Juve langsung menyamakan kedudukan. Menit ke empat delapan  Daniele Rugani memaksimalkan operan Chiesa untuk mengubah skor jadi dua gol berbanding dua

Hingga menit tujuh puluh  Milan dominan dengan enam puluh persen penguasaan bola, tapi Juventus lebih banyak mencatatkan tembakan.

Tidak ada gol tambahan hingga sembilan puluh menit menit berakhir. Skor waktu normal lanjut ke babak adu penalti.

Juve menang empat gol berbanding tiga gol.

 

Exit mobile version