Site icon nuga.co

Jose Mourinho Bakal Melatih di MU

Jose Mourinho memenangkan pertarungan dengan Joseph Pep Guardiola dan Ryan Giggs untuk menjadi pelatih Manchester United usai “Bos” di Old Trafford, Ed Woodward secara terbuka dikabarkan ingin merekrut Jose Mourinho sebagai manajer dan siap memberinya dana belanja tak terbatas.

Ed Woodward selaku pimpinan Manchester United, lebh suka mendatang Jose Mourinho dibandingkan dengan Pep Guardiola.

Sedangkan Ryan Giggs diminta bersabar untuk bisa menjadi orang nomor satu di United.

Seperti ditulis laman situs “metro,” Senin, 21 Desember 2015, gonjang-ganjing pergantian manajer memang tengah santer bergema di kubu United menyusul serangkaian hasil buruk yang diterima pasukan Louis van Gaal.

Seperti diketahui, dalam enam pertandingan terakhir, tim Setan Merah gagal menang dan harus puas bermain imbang tiga kali, dengan tiga laga terakhir berakhir dengan kekalahan.

Menimbang Mourinho kini tersedia menyusul pemecatannya dari Chelsea, Woodward diklaim tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut demi membawa klubnya kembali ditakuti, di mana ia merasa pria asal Portugal itu memiliki kemampuan untuk menghadirkan trofi.

Ia pun dikabarkan siap memberi The Special One dana belanja tak terbatas guna mewujudkan skuat papan atas yang akan ditakuti oleh klub-klub lainnya.

Sebelumnya, hampir semua media di Europa, menulis tentang persaingan tiga pilar pelatih sepakbola Europa.

Seperti ditulis “daily mail,” hari ini, Senin, 21 Desember 2015, ketiga nama itu sedang bertarung untuk memperebutkan posisi pelatih di Manchester United menjelang “dipecat”nya Louis van Gaal akibat dosa tiga kekalahan beruntun klub Old Trafford di laga Premier League .

“Daily mail,” dengan terus terang tak bisa memastikan siapa calon kuat untuk menggantikan van Gaal. Secara matematis, Ryan Giggs punya kesempatan “lebih” dari keduanya karena memiliki jejak historis di Old Trafford dan sedang dimatangkan oleh van Gaal.

“Giggs punya kelebihan dan kekurangan. Ia merupakan legenda Old Trafford. Tapi harus diingat, Giggs hanya pernah beberapa pekan menjadi pelatih interim mengisi kekosongan tempat akibat David Moyes dipecat,” tulis “mail.”

Lantas bagaimana dengan Pep dan Mourinho?

Keduanya masih dikacaukan oleh pemberitaan yang simpang siur.

Pep sendiri dikabarkan sedang diincar Manchester City dan Mourinho masih berstatus “lepas.”

“Semua opsi masih tersedia untuk ketiganya,” tulis “mail.”

“Mail” juga menyarankan para “spekulan” dan analisis untuk melupakan dulu Jose Mourinho, karena jelang libur musim dingin.

Kini, posisi Van Gaal makin terdesak terutama ketika Manchester kalah tiga kali beruntun di Liga Primer.

Kekalahan terakhirnya dari Norwich City di kandang sendiri, menyebabkan United terpaksa merelakan posisi empat besar diklaim Tottenham Hotspur, yang di tempat lain sukses membekuk Southampton.

Kekalahan itu merupakan kekalahan paling pedih untuk United. Lebih dari itu, mereka sudah tidak lagi bisa menang sejak di markas Watford pada akhir November, dan mereka kini tengah dalam laju enam laga tanpa menang.

Sebelum ditekuk Norwich, United dikalahkan AFC Bournemouth di ajang Liga Primer dan disingkirkan VfL Wolfsburg dari kompetisi Liga Champions.

Sebelum itu mereka juga mendapati hasil buruk lantaran ditahan imbang PSV Eindhoven, Leicester City dan West Ham. Adapun jika ini terjadi di era Sir Alex, tentu hal semacam ini tidak bisa dimaafkan dengan alasan apapun.

Laga-laga melawan Bournemouth dan Norwich di atas kertas harusnya bisa dimenangkan oleh United.

Dengan kekalahan ini, maka kebesaran United menjadi diragukan dan pujian layak disematkan kepada lawannya yang telah membuktikan bahwa tim Setan Merah saat ini memang tidak cukup bagus.

Pendukung United saat ini sepertinya sudah tidak lagi menyukai Van Gaal beserta filosofinya yang dipaksakan.

Strateginya yang aneh tak jarang kerap menghasilkan permainan monoton.

Skema yang berputar-putar dan kerap mengoper sampai jauh ke belakang ia paksakan demi mendapatkan penguasaan bola yang lebih.

Menyadari posisinya terdesak, Van Gaal pun mengakui bahwa ia khawatir dengan potensi pemecatan yang bisa dilakukan oleh dewan direksi kapan pun mereka mau.

Berkaca dari kejatuhan Jose Mourinho di Chelsea, pria asal Belanda itu ini merasa cemas bahwa dirinya akan menjadi orang berikutnya yang didepak pada pekan ini.

“Tentu saja saya khawatir soal pemecatan Mourinho karena kepercayaan pada seorang manajer adalah sangat penting,” demikian Van Gaal kepada wartawan.

“Dan ketika Anda kalah sebagai manajer, kepercayaan itu menjadi berkurang. Itulah yang terjadi sekarang, dan saya tidak bisa menutup mata soal itu.”

Van Gaal menambahkan: “Saya tidak merasa sebuah perubahan kepemimpinan akan menghadirkan kesuksesan secara langsung.”

Dengan kontrak Van Gaal yang tersisa sampai musim panas dua musim mendatang, kiranya masih ada waktu satu setengah tahun lagi baginya.

Namun jika prestasi tim tidak kunjung membaik dalam beberapa pekan ke depan, maka pintu keluar Old Trafford sudah menantinya.

Terlepas dari ini, United seharusnya mempertimbangkan masa depan klub secara baik dan bijak.

Banyak manajer jempolan yang bisa mereka pertimbangkan demi mengembalikan nama besar klub seperti Carlo Ancelotti – yang kini menganggur, Pep Guardiola – yang sepertinya akan pergi dari Bayern Munich pada akhir musim ini, Mourinho yang baru saja dipecat Chelsea sampai Ryan Giggs – yang sewaktu menjabat sebagai manajer interim mempersembahkan dua kemenangan

Exit mobile version