Site icon nuga.co

Guardiola Dikecam Keras Pendukung City

Sehari setelah membuat pernyataan kontroversial dan paling mengejutkan, berupa Manchester City ketinggalan sepuluh tahun di banding tim satu kotanya, Manchester United, Josep “Pep” Guardiola diterjang protes “pemuja” Citizen sebagai pelatih “lembek” yang tidak punya wibawa.

Terjangan protes ini terus berdatangan hingga hari ini, dan menyebabkan Pep Guardiola “terpaksa” meluruskan pernyataannya untuk menghadang gelembung kemarahan itu berlanjut.

Seperti ditulis laman situs “mirror,” Jumat siang WIB, 06 Januari 2017,  Pep secara khusus mengeluarkan “press release” untuk melunakkan sikap pendukung City.

“ Guardiola coba meluruskan komentarnya tentang perihal perbandingan dengan Manchester United,” tulis “mirror.”

Pernyataan Pep sebelumnya terasa menyakitkan para pemuja City.

Guardiola sempat menyatakan bahwa timnya belum selevel dengan Man United, Barcelona, atau Real Madrid.

Komentar ini langsung menimbulkan reaksi negatif dari sebagian suporter Man City.

Menurut Guardiola, komparasi tersebut bukan menyangkut kondisi saat ini, melainkan koleksi trofi yang direngkuh masing-masing tim.

“Saya meminta maaf kalau ada beberapa orang tidak memahami. Saya membandingkan Man City dengan Man United, Barcelona, dan Madrid dalam hal trofi,” tutur Guardiola.

“Akan tetapi, dalam lima atau enam tahun terakhir, Manchester City termasuk salah satu tim terbaik di dunia,” kata pria asal Spanyol itu.

Faktanya, koleksi gelar Man City memang masih kalah daripada Man United. Tim berjulukan Setan Merah meraih dua puluh gelar Premier League dan tiga trofi Liga Champions.

Adapun Man City “cuma” mengoleksi empat gelar liga dan belum pernah menjuarai Liga Champions.

Sebenarnya, Man City memiliki kans memangkas kesenjangan dengan kehadiran Guardiola yang telah membuktikan kualitasnya dalam perburuan gelar.

Dalam kurun delapan tahun, Pep merengkuh enam gelar liga dan dua Liga Champions.

Merespons performa pernyataan kelirunya,  Guardiola, mengakui kesalahan.

Lantas nsan media pun bertanya soal intensitas persaingan Premier League dibandingkan La Liga dan Bundesliga kepada Guardiola

Di dua klub tersebut, Guardiola memang pernah meraih kesuksesan. Setidaknya, di bawah asuhan Guardiola, Barcelona dan Bayern Muenchen pernah meraih juara di liga masing-masing.

Memang, pertanyaan soal intensitas persaingan seolah menjadi “tema khusus” bagi Guardiola.

“Anda akan mengatakan bahwa ini (Premier League) adalah liga yang paling sulit di dunia, setiap saat Anda menunggu itu,” kata pelatih berusia 45 tahun itu.

“Saya memberi tahu Anda, ini adalah yang paling sulit. Anda harus sangat bangga! Premier League adalah liga paling sulit, apakah Anda bahagia?” katanya.

Man City hanya berhasil meraih dua kali clean sheet dalam di Premier League sejauh musim ini. Saat ini, posisinya di klasemen di ambil alih Liverpool dan di bawah Chelsea.

“Semua tim bermain defensif dan ini sangat sulit. Itulah sebabnya saya sangat senang berada di sini untuk mencoba dan menangani situasi itu,” katanya.

“Satu-satunya cara ialah bermain lebih baik dalam permainan kami. Pada akhirnya, kami akan menjadi lebih baik dan mencapai target kami,” ujarnya.

Sebelum pernyataan Pep itu muncul, penyerang Chelsea, Pedro Rodriguez, berpendapat, Josep “Pep” Guardiola tidak akan mudah meraih kesuksesan di Premier League.

Pedro memiliki alasan mengapa Pep bakal menjalani karier yang sulit di Premier League.

“Premier League adalah liga yang sulit dan rumit. Saya pikir dia tidak bisa mengimplementasikan sepak bolanya,” ujar penyerang asal Spanyol tersebut.

Pep merupakan pelatih yang lebih mementingkan penguasaan bola pada setiap tim yang ditanganinya.

Kualitas Pep pun semakin diuji setelah Jose Mourinho ditunjuk melatih Manchester United pada musim depan.

Keduanya pernah terlibat persaingan sengit saat berkarier di La Liga.

“Satu hal yang pasti, dia akan membawa banyak intensitas. Man United akan menjadi tim yang sangat kuat dan kuat di lini belakang,” ulas Pedro.

Chelsea sendiri kemungkinan besar bakal lebih menggigit musim depan setelah klub tersebut ditangani Antonio Conte.

Pelatih asal Italia tersebut dianggap pelatih yang sukses atas pencapaiannya di Juventus.

Sebelumnya,  Jose Mourinho pernah mengemukakan  persaingannya dengan Josep Guardiola

Di mata Mourinho, persaingan di Premier League berbeda jauh dengan La Liga.

Di Spanyol, kompetisi dikuasai oleh Barcelona dan Real Madrid. Atletico Madrid baru “mengganggu” dalam tiga tahun terakhir.

“Selama dua tahun, gelar juara dipastikan menjadi milik saya atau Guardiola. Di sini, apabila saya fokus kepada dia atau sebaliknya, gelar juara akan menjadi milik manajer lain,” tutur Mourinho.

Penuturan Mourinho mengacu deretan manajer tenar yang menangani klub Inggris. Tengok saja Antonio Conte, Juergen Klopp, Arsene Wenger, dan Claudio Ranieri.

Keempatnya pernah menjuarai liga domestik.

Guardiola juga bukan satu-satunya “momok” Mourinho di Premier League. Predikat tersebut pantas disematkan kepada Klopp.

Klopp mencatatkan enam puluh persen kemenangan dari lima duel kontra Mourinho. Adapun Guardiola menang sebanyak delapan kali atas Mourinho.

Exit mobile version