Site icon nuga.co

Gareth Bale Tumbal Kekalahan Real Madrid

Gareth Bale menjadi tumbal kekalahan Real Madrid atas Juventus, dua gol berbanding satu, pada leg pertama semifinal Champions League, Rabu dinihari WIB, 06 Mei 2015, di Juventus Stadium, Turin, Italia.

Kekalahan ini mengembalikan “penyakit” Real Madrid untuk mempersalahkan pemainnya yang tidak tampil maksimal, seperti Gareth Bale, yang dikabarkan baru sembuh dari sakit.

Secara keseluruhan, Real Madrid memaqng tampil buruk dan Gareth Bale, pemain asal Wales itu bahkan dianggap “hilang entah ke mana.”

Bale, bersama dengan Ronaldo, dijadikan tumpuan lini serang Madrid setelah Karim Benzema tidak bisa tampil karena cedera.

Tanpa adanya penyerang murni, pelatih Madrid, Carlo Ancelotti, menempatkan keduanya sebagai pemain depan Madrid dengan formasi empat-empat-dua.

Untuk mengisi lini tengah, Ancelotti menurunkan Isco di sayap kiri dan James Rodriguez di sayap kanan. Sementara, Toni Kroos dan Sergio Ramos diplot sebagai gelandang tengah.

Dengan formasi demikian, Madrid lebih banyak mengandalkan serangan dari pinggir lapangan. Tidak jarang, Bale bergerak ke sisi kiri pada babak pertama dan ke sisi kanan pada babak kedua untuk kemudian melepaskan umpan silang.

Sialnya buat Madrid, gaya main ini seakan mematikan Bale. Ditambah lagi, barisan pertahanan Juventus bermain rapat.

Minimnya kontribusi Bale menyebabkan ia dipersalahkan sebagai biang kekalahan Madrid.

Roy Keane, mantan pemain Manchester United, yang kini beralih profesi sebagai komentator, menilai Bale seperti menghilang.

“Anda tidak bisa menang dengan sepuluh pemain. Gareth Bale tidak memberikan apa-apa untuk Real Madrid malam ini,” ujar Keane kepada BBC.

Keane juga menilai, Bale kurang berani melakukan tusukan dari pinggir dengan dribel. Padahal, justru di situlah kemampuan aslinya terletak.

“Salah satu alasan dia didatangkan oleh Real Madrid adalah keberaniannya dalam menggiring bola melewati pemain. Sayangnya, tidak sekali pun dia melakukan itu malam ini,” kata Keane.

Tuduhan bahwa Bale sebagai biang tidak impresifnya Madrid dibela Carlo Ancelotti, dengan beralasan pemain yang didatangkan dari Tottenhamp Hotspur tersebut baru sembuh dari cedera.

Bale dinilai tampil buruk ketika Madriddan saking buruknya, Bale dianggap menghilang dan Madrid dinilai hanya bermain dengan sepuluh orang.

Karena tidak tampil maksimal, di babak kedua Bale digantikan oleh Jese . Ancelotti menyebut, keputusannya mengganti Bale merupakan tindakan pencegahan mengingat si pemain baru pulih dari cedera.

“Dia lelah. Dia baru kembali setelah absen akibat cedera dan dia teramat penting buat kami. Dia adalah pemain paling berbahaya milik kami,” ujar Ancelotti di situs resmi UEFA.

“Karena dia kelelahan, saya pun memutuskan untuk menggantinya. Saya tidak mau ambil risiko,” kata Ancelotti.

Ancelotti sempat berusaha mengubah bentuk timnya dengan memasukkan Javier ‘Chicharito’ Hernandez –yang merupakan penyerang murni– namun, hal itu tidak banyak membantu.

Chicharito malah kerap terlihat bermain melebar ke sisi kiri dan Madrid pun tetap mengandalkan umpan-umpan silang untuk menciptakan peluang.

Kemenangan Juventus ditentukan oleh penalti Carlos Tevez setelah kedua tim bermain imbang satu banding satu gol. Penalti tersebut diberikan akibat pelanggaran yang dilakukan Dani Carvajal terhadap Tevez sendiri.

Sementara itu, “freeback” Madrid, Sergio. Ramos, mengakui dirinya juga bermain buruk.

Ramos sekali lagi dimainkan sebagai gelandang karena absennya Luka Modric.

Pemain internasional Spanyol dihujani kritik karena kerap ceroboh dalam melepaskan operan di momen-momen penting. Selain itu, Ramos juga sering terlihat out of position.

“Tadi memang bukan sebuah performa yang bagus dari sudut pandang pribadiku. Jika aku harus bermain di posisi itu lagi aku akan melakukannya dengan senang. Tidak ada yang harus disalahkan,” kata Ramos di situs resmi Madrid.

Ancelotti tidak menampik bahwa Ramos memang tampil megecewakan. Namun, secara keseluruhan Madrid pun banyak melakukan kesalahan sehingga kalah.

“Kami membuat lebih banyak kesalahan daripada yang biasa kami lakukan, tidak hanya Sergio. Tapi di lini belakang kami memiliki lebih banyak kesulitan karena Juve melakukan banyak tekanan kepada kami,” kata pelatih Italia itu di Sky Sports.

“Tapi Sergio tampil bagus di beberapa pertandingan sebelumnya kok,” sambung Ancelotti.

“Kami bermain bagus di beberapa momen, kami memainkan sepakbola yang bagus, sabar, dan kami menciptakan beberapa peluang.”

Carlo Ancelotti tak terlalu meratapi kekalahan Real Madrid dari Juventus di leg pertama semifinal Liga Champions. Ancelotti cukup optimistis Madrid bisa membalikkan keadaan.

Kalah di leg pertama tak menutup peluang Madrid lolos ke final. Untuk membalikkan keadaan, mereka cukup menang satu gol tanpa balas pada pertemuan kedua yang akan dilangsungkan di Santiago Bernabeu pada pekan depan.

“Ini hasil negatif, tapi tak terlalu buruk. Semuanya akan ditentukan di Bernabeu,” tutur Ancelotti di situs resmi UEFA.

“Para suporter bisa membantu kami di kandang. Ini akan menjadi situasi seperti semifinal musim lalu dan perempatfinal musim ini,” tambahnya.

“Kami yakin karena kami akan main di kandang. Para suporter akan membantu kami,” kata mantan pelatih AC Milan dan Juve itu.

sky sports, daily mail, situs madrid dan marca

Exit mobile version